Wednesday, October 10, 2012

MEMBERI: Harus Dengan Motivasi Benar!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Oktober 2012 -

Baca:  Amsal 16:1-33

"Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati."  Amsal 16:2

Hati adalah bagian paling dalam dari diri seseorang.  Melalui 'hati' inilah dapat dinilai keberadaan seseorang sesungguhnya karena hati tidak bisa berbohong.  Kita bisa saja bersandiwara dan mengelabui orang lain dengan sikap dan tindakan kita, tapi hal ini tidak bisa dilakukan oleh hati.  Ada tertulis:  "Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu."  (Amsal 27:19).  Memang, orang lain tidak bisa mengetahui isi hati kita, tapi Tuhan sangat mengerti secara detail apa yang terdapat dalam isi hati kita tanpa terkecuali, karena Dia adalah Pribadi yang Mahatahu.  Itulah sebabnya Tuhan menilai hati kita terlebih dahulu sebelum Dia melihat perbuatan atau tindakan kita.

     Seberapa aktif seseorang dalam pelayanan, seberapa melimpahnya kekayaan seseorang, seberapa tinggi jabatannya dan seberapa terkenalnya seseorang di mata manusia, seberapa gagah dan cantiknya seseorang sama sekali tidak akan mempengaruhi penilaian Tuhan, karena Dia melihat hati.  Pemazmur berkata,  "Masakan Allah tidak akan menyelidikinya? Karena Ia mengetahui rahasia hati."  (Mazmur 44:22).  Oleh karena itu firmanNya dengan tegas menasihati,  "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."  (Amsal 4:23).

     Begitu pula dalam hal memberi, hati juga memegang peranan yang sangat penting.  Tuhan tidak melihat berapa besar jumlah persembahan kita atau berapa banyak yang bisa kita berikan kepada orang lain, namun Dia melihat jauh ke dalam hati kita terlebih dahulu untuk mengetahui motivasi kita dalam memberi.  Itu sebabnya kita tidak bisa menipu dan mengelabui Tuhan.  Milikilah motivasi hati yang benar saat kita memberi, baik itu untuk pekerjaan Tuhan maupun juga kepada saudara kita yang membutuhkan pertolongan.  Jangan pernah terbersit sedikit pun di hati bahwa kita ini paling berjasa, misalnya dalam hal pembangunan gereja karena sumbangan kita paling besar jumlahnya, atau kita mencari pujian dan sanjungan dari orang lain.  Pemberian atau persembahan yang diberikan dengan tulus, sukarela dan sukacita itulah yang menyukakan hati Tuhan.

Tuhan tidak pernah menutup mata terhadap apa yang telah kita persembahkan untuk Dia dan sesama, berkatNya pasti dicurahkan atas kita!

Tuesday, October 9, 2012

MEMBERI: Supaya Ada Keseimbangan!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Oktober 2012 -

Baca:  Amsal 28:1-28

"Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki."  Amsal 28:27

Selain memberi kepada Tuhan, Ia juga memerintahkan kita untuk memberi kepada sesama kita,  "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.  Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman."  (Galatia 6:9-10).  Pelaksanaan dari berbuat baik adalah dengan membantu sesama kita, terutama saudara seiman yang hidup dalam kekurangan dengan menggunakan uang atau harta kita.

     Apa tujuan kita diperintahkan untuk memberikan persembahan kepada saudara kita yang berada dalam kekurangan?  "Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan.  Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."  (2 Korintus 8:13-14).  Setiap orang pasti punya kelemahan dan juga kekuatan masing-masing dan Tuhan menciptakan kondisi seperti ini supaya umat Tuhan saling membutuhkan, melengkapi, mengasihi, memperhatikan, bekerja sama dan tolong-menolong satu sama lain.  Bila seseorang merasa bisa hidup sendiri, ia akan merasa bahwa dirinya tidak butuh orang lain atau sesamanya.  Hal ini akan membuat ia menjadi egois dan pelit.  Jadi tujuan Tuhan memberkati kita bukan untuk kita nikmati sendiri, tapi Dia menghendaki agar kita menjadi saluran berkat bagi orang lain.  Kita yang punya berkat lebih diharuskan membagikannya kepada sesama kita yang butuh pertolongan.  Demikian pula sebaliknya, orang lain juga akan mencukupkan apa yang menjadi kekurangan kita.  Inilah yang disebut dengan keseimbangan.

     Seringkali memberi adalah perkara yang sulit dilakukan oleh banyak orang Kristen.  Kita mau menabur tapi masih melihat situasi dan kondisi, masih pikir-pikir.  Sampai kapan?  Kalau seperti itu, kita tidak akan pernah menabur dan tidak akan pernah menuai!  Hari ini Tuhan ingatkan:  apa yang ada di tanganmu harus ditabur!

Jangan menunggu-nunggu waktu untuk memberi!