Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Oktober 2012 -
Baca: Amsal 28:1-28
"Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki." Amsal 28:27
Selain memberi kepada Tuhan, Ia juga memerintahkan kita untuk memberi kepada sesama kita, "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat
baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman." (Galatia 6:9-10). Pelaksanaan dari berbuat baik adalah dengan membantu sesama kita, terutama saudara seiman yang hidup dalam kekurangan dengan menggunakan uang atau harta kita.
Apa tujuan kita diperintahkan untuk memberikan persembahan kepada saudara kita yang berada dalam kekurangan? "Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan
mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu,
supaya ada keseimbangan." (2 Korintus 8:13-14). Setiap orang pasti punya kelemahan dan juga kekuatan masing-masing dan Tuhan menciptakan kondisi seperti ini supaya umat Tuhan saling membutuhkan, melengkapi, mengasihi, memperhatikan, bekerja sama dan tolong-menolong satu sama lain. Bila seseorang merasa bisa hidup sendiri, ia akan merasa bahwa dirinya tidak butuh orang lain atau sesamanya. Hal ini akan membuat ia menjadi egois dan pelit. Jadi tujuan Tuhan memberkati kita bukan untuk kita nikmati sendiri, tapi Dia menghendaki agar kita menjadi saluran berkat bagi orang lain. Kita yang punya berkat lebih diharuskan membagikannya kepada sesama kita yang butuh pertolongan. Demikian pula sebaliknya, orang lain juga akan mencukupkan apa yang menjadi kekurangan kita. Inilah yang disebut dengan keseimbangan.
Seringkali memberi adalah perkara yang sulit dilakukan oleh banyak orang Kristen. Kita mau menabur tapi masih melihat situasi dan kondisi, masih pikir-pikir. Sampai kapan? Kalau seperti itu, kita tidak akan pernah menabur dan tidak akan pernah menuai! Hari ini Tuhan ingatkan: apa yang ada di tanganmu harus ditabur!
Jangan menunggu-nunggu waktu untuk memberi!
Tuesday, October 9, 2012
Monday, October 8, 2012
MEMBERI: Bukti Kasih Kepada Tuhan!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Oktober 2012 -
Baca: Pengkotbah 11:1-8
"Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai." Pengkotbah 11:4
Ada tertulis: "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15:13). Ini adalah bukti nyata bahwa Tuhan telah terlebih dahulu mengasihi kita, bahkan Dia rela mengorbankan nyawaNya untuk menebus dosa-dosa kita.
Mengorbankan nyawa atau memberikan hidupNya adalah ekspresi kasih Tuhan kepada kita. Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk membalas kasih Tuhan ini? Wujud dari kasih kita kepada Tuhan adalah taat melakukan semua yang diperintahkan Tuhan. Ada pun salah satu perintah Tuhan yang harus kita taati adalah keharusan untuk memberikan persembahan, baik itu kepada Tuhan dan juga sesama. Inilah perintah Tuhan: "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38). Kalau kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, kita akan melakukan perintah ini dengan sukacita dan penuh kerelaan hati.
Perintah untuk memberi dan memuliakan Tuhan dengan harta yang kita miliki juga disampaikan Salomo: "Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya." (Amsal 3:9-10). Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Tuhan juga ingin dimuliakan dengan harta kita. Tuhan ingin melatih kita untuk memberikan sesuatu terlebih dahulu kepadaNya sebelum kita menerima sesuatu dari Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan akan menyediakan segala sesuatu yang kita perlukan agar kita mampu memberi persembahan. Tertulis: "Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu." (2 Korintus 9:10).
Sesungguhnya Tuhan tidak memberlukan uang atau harta kita karena Dia punya segala-galanya, Ia hanya ingin melatih sejauh mana kita punya kemauan dan kerelaan untuk memberi.
Baca: Pengkotbah 11:1-8
"Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai." Pengkotbah 11:4
Ada tertulis: "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15:13). Ini adalah bukti nyata bahwa Tuhan telah terlebih dahulu mengasihi kita, bahkan Dia rela mengorbankan nyawaNya untuk menebus dosa-dosa kita.
Mengorbankan nyawa atau memberikan hidupNya adalah ekspresi kasih Tuhan kepada kita. Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk membalas kasih Tuhan ini? Wujud dari kasih kita kepada Tuhan adalah taat melakukan semua yang diperintahkan Tuhan. Ada pun salah satu perintah Tuhan yang harus kita taati adalah keharusan untuk memberikan persembahan, baik itu kepada Tuhan dan juga sesama. Inilah perintah Tuhan: "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38). Kalau kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, kita akan melakukan perintah ini dengan sukacita dan penuh kerelaan hati.
Perintah untuk memberi dan memuliakan Tuhan dengan harta yang kita miliki juga disampaikan Salomo: "Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya." (Amsal 3:9-10). Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Tuhan juga ingin dimuliakan dengan harta kita. Tuhan ingin melatih kita untuk memberikan sesuatu terlebih dahulu kepadaNya sebelum kita menerima sesuatu dari Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan akan menyediakan segala sesuatu yang kita perlukan agar kita mampu memberi persembahan. Tertulis: "Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu." (2 Korintus 9:10).
Sesungguhnya Tuhan tidak memberlukan uang atau harta kita karena Dia punya segala-galanya, Ia hanya ingin melatih sejauh mana kita punya kemauan dan kerelaan untuk memberi.
Subscribe to:
Posts (Atom)