Friday, October 5, 2012

JEMAAT MAKEDONIA: Bersukacita di Tengah Kesesakan!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Oktober 2012 -

Baca:  2 Korintus 8:1-15

"Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan."  2 Korintus 8:2

Tugas dan tanggung jawab gereja Tuhan di tengah-tengah dunia tidaklah mudah, harus berdampak dan menjadi berkat bagi dunia.  Hari ini kita akan belajar dari kehidupan jemaat di Makedonia.  Alkitab memberitahukan kepada kita bahwa jemaat Makedonia bukanlah orang-orang yang kaya (berada), tetapi mereka adalah orang-orang yang secara materi sangat pas-pasan (miskin), bahkan ayat nas menyatakan pula bahwa jemaat Makedonia juga sedang dalam pencobaan yang berat:  keadaan mereka miskin, dan sedang berada dalam 'ujian'.

     Adalah pekerjaan mudah bagi kita untuk bersukacita dan memuji-muji Tuhan ketika keadaan kita sedang baik, tidak ada masalah, kondisi sehat (tidak sakit), usaha lancar, anak-anak berhasil dalam studi dan sebagainya.  Sebaliknya jika sedang dalam masalah dan pergumulan yang berat, terbaring lemah karena sakit, kita gampang mengeluh, mengomel, bersungut-sungut, murung sepanjang hari dan putus asa, rasa-rasanya kita sudah tidak berpengharapan lagi.  Lalu kita mungkin akan berkata,  "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang."  (Mazmur 22:2-3).  Berbeda dengan jemaat Makedonia.  Walaupun berada dalam pencobaan dan penderitaan yang berat mereka tetap mampu bersukacita, bahkan sukacita mereka meluap.  Bagaimana mungkin?  Karena mereka percaya bahwa  "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."  (Roma 8:28).

     Tetapi bisa mengucap syukur di segala keadaan membuktikan bahwa jemaat Makedonia bukanlah jemaat 'kanak-kanak' melainkan jemaat yang dewasa rohani.  Mampukah kita seperti mereka?  Rasul Paulus menasihati,  "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."  (1 Tesalonika 5:18).

Belajarlah mengucap syukur dan berhentilah untuk mengeluh, karena dalam segala perkara Tuhan turut bekerja!

Thursday, October 4, 2012

MENJADI GEREJA YANG BERDAMPAK (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Oktober 2012 -

Baca:  Efesus 4:1-16

"Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih."  Efesus 4:16

Untuk bisa menjadi gereja yang berdampak dan menjadi idaman jemaat Tuhan, kita dapat belajar dan meneladani cara hidup jemaat Tuhan mula-mula, di antaranya adalah:  Pertama, adanya persekutuan jemaat  (baca Kisah 2:42).  Kata 'persekutuan' dalam bahasa Yunani adalah 'koinonia', yang bisa diartikan:  hubungan yang akrab dan intim.  Meski terdiri dari anggota jemaat yang memiliki latar belakang berbeda-beda, namun sebagai sesama anggota tubuh Kristus kita adalah satu.  Jadi tidak ada lagi jemaat yang merasa dianaktirikan atau kurang diperhatikan, apalagi sampai terjadi konflik, perselisihan atau perpecahan di antara jemaat Tuhan.  Tertulis:  "Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"  (Efesus 2:19).  Kita harus saling mengasihi dan juga  "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu!"  (Galatia 6:2a).  Gereja bisa saja berbeda 'merk', visi dan misi, atau juga karunia-karunia rohaninya, tetapi yang perlu digarisbawahi adalah bahwa kita satu Tuhan, satu iman, dan satu baptisan Roh kudus.

     Kedua, jemaatnya senantiasa bertekun dalam pengajaran (baca Kisah 2:42).  Gereja yang benar adalah gereja yang kehidupan rohaninya dibangun dengan pengajaran firman Tuhan, bukan karena ambisi pribadi hamba Tuhan.  Kebenaran firman Tuhan harus menjadi yang terutama karena jemaat akan bertumbuh oleh karena pendengarannya akan firman Tuhan  (baca Roma 10:17).  Mengapa begitu penting?  Karena, "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."  (2 Timotius 3:16).

     Banyak di antara kita yang malas dan ogah-ogahan bila dihimbau untuk datang ke ibadah pendalaman Alkitab.  Bagaimana iman kita bisa bertumbuh bila kita tidak suka dan tidak mau belajar tentang firman Tuhan?

Gereja yang setiap anggota jemaatnya bersatu dan senantiasa menyukai firman Tuhan pasti akan tampil 'beda' dan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan!