Thursday, October 4, 2012

MENJADI GEREJA YANG BERDAMPAK (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Oktober 2012 -

Baca:  Efesus 4:1-16

"Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih."  Efesus 4:16

Untuk bisa menjadi gereja yang berdampak dan menjadi idaman jemaat Tuhan, kita dapat belajar dan meneladani cara hidup jemaat Tuhan mula-mula, di antaranya adalah:  Pertama, adanya persekutuan jemaat  (baca Kisah 2:42).  Kata 'persekutuan' dalam bahasa Yunani adalah 'koinonia', yang bisa diartikan:  hubungan yang akrab dan intim.  Meski terdiri dari anggota jemaat yang memiliki latar belakang berbeda-beda, namun sebagai sesama anggota tubuh Kristus kita adalah satu.  Jadi tidak ada lagi jemaat yang merasa dianaktirikan atau kurang diperhatikan, apalagi sampai terjadi konflik, perselisihan atau perpecahan di antara jemaat Tuhan.  Tertulis:  "Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"  (Efesus 2:19).  Kita harus saling mengasihi dan juga  "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu!"  (Galatia 6:2a).  Gereja bisa saja berbeda 'merk', visi dan misi, atau juga karunia-karunia rohaninya, tetapi yang perlu digarisbawahi adalah bahwa kita satu Tuhan, satu iman, dan satu baptisan Roh kudus.

     Kedua, jemaatnya senantiasa bertekun dalam pengajaran (baca Kisah 2:42).  Gereja yang benar adalah gereja yang kehidupan rohaninya dibangun dengan pengajaran firman Tuhan, bukan karena ambisi pribadi hamba Tuhan.  Kebenaran firman Tuhan harus menjadi yang terutama karena jemaat akan bertumbuh oleh karena pendengarannya akan firman Tuhan  (baca Roma 10:17).  Mengapa begitu penting?  Karena, "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."  (2 Timotius 3:16).

     Banyak di antara kita yang malas dan ogah-ogahan bila dihimbau untuk datang ke ibadah pendalaman Alkitab.  Bagaimana iman kita bisa bertumbuh bila kita tidak suka dan tidak mau belajar tentang firman Tuhan?

Gereja yang setiap anggota jemaatnya bersatu dan senantiasa menyukai firman Tuhan pasti akan tampil 'beda' dan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan!

Wednesday, October 3, 2012

MENJADI GEREJA YANG BERDAMPAK (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Oktober 2012 -

Baca:  Kisah Para Rasul 2:41-47

"Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa."  Kisah 2:42

Menurut pendapat Saudara, gereja yang bagaimanakah yang patut disebut sebagai gereja impian atau idaman bagi orang Kristen?  Mungkin banyak di antara kita yang akan menjawab bahwa gereja impian dan berdampak adalah:  gereja yang digembalakan oleh hamba Tuhan terkenal dengan gelar dari sekolah teologia luar negeri, memiliki gedung yang besar dengan kapasitas ribuan jemaat, berada di kawasan yang strategis dan anggota jemaatnya dari kalangan menengah ke atas sehingga jumlah uang persembahan yang dihasilkan di tiap-tiap session ibadah bisa ratusan juta rupiah dan sebagainya.  Itu adalah menurut penilaian atau kriteria manusia.  Sah-sah saja;  siapa yang tidak bangga punya gereja atau jemaat yang demikian?

     Adalah wajar jika kita seringkali salah dalam menilai dan mengukur keberadaan gereja.  Namun ketahuilah bahwa ukuran ideal sebuah gereja sangat ditentukan oleh kebenaran firman tuhan sebagai landasan utama, dan kualitas jemaatnya bukan berdasarkan pada apa yang terlihat secara kasat mata.  Kualitas jemaat berbicara tentang karakter jemaat.  Sudahkah setiap jemaat mengalami pertumbuhan rohani atau telah mencapai kedewasaan iman, seperti yang disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus?  "sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala."  (Efesus 4:13-15).

     Keberadaan gereja Tuhan harus benar-benar menjadi berkat bagi jiwa-jiwa yang dilayani sehingga tidak ada lagi istilah 'Kristen jalan-jalan' atau orang Kristen yang berpindah-pindah gereja karena merasa tidak cocok dengan gereja tertentu.  Tidak hanya itu, gereja juga harus memberi dampak yang baik di tengah-tengah dunia ini, bukan menjadi batu sandungan, melainkan mampu menjadi kesaksian bagi orang-orang yang belum percaya kepada Kristus!  (Bersambung)