Wednesday, October 3, 2012

MENJADI GEREJA YANG BERDAMPAK (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Oktober 2012 -

Baca:  Kisah Para Rasul 2:41-47

"Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa."  Kisah 2:42

Menurut pendapat Saudara, gereja yang bagaimanakah yang patut disebut sebagai gereja impian atau idaman bagi orang Kristen?  Mungkin banyak di antara kita yang akan menjawab bahwa gereja impian dan berdampak adalah:  gereja yang digembalakan oleh hamba Tuhan terkenal dengan gelar dari sekolah teologia luar negeri, memiliki gedung yang besar dengan kapasitas ribuan jemaat, berada di kawasan yang strategis dan anggota jemaatnya dari kalangan menengah ke atas sehingga jumlah uang persembahan yang dihasilkan di tiap-tiap session ibadah bisa ratusan juta rupiah dan sebagainya.  Itu adalah menurut penilaian atau kriteria manusia.  Sah-sah saja;  siapa yang tidak bangga punya gereja atau jemaat yang demikian?

     Adalah wajar jika kita seringkali salah dalam menilai dan mengukur keberadaan gereja.  Namun ketahuilah bahwa ukuran ideal sebuah gereja sangat ditentukan oleh kebenaran firman tuhan sebagai landasan utama, dan kualitas jemaatnya bukan berdasarkan pada apa yang terlihat secara kasat mata.  Kualitas jemaat berbicara tentang karakter jemaat.  Sudahkah setiap jemaat mengalami pertumbuhan rohani atau telah mencapai kedewasaan iman, seperti yang disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus?  "sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala."  (Efesus 4:13-15).

     Keberadaan gereja Tuhan harus benar-benar menjadi berkat bagi jiwa-jiwa yang dilayani sehingga tidak ada lagi istilah 'Kristen jalan-jalan' atau orang Kristen yang berpindah-pindah gereja karena merasa tidak cocok dengan gereja tertentu.  Tidak hanya itu, gereja juga harus memberi dampak yang baik di tengah-tengah dunia ini, bukan menjadi batu sandungan, melainkan mampu menjadi kesaksian bagi orang-orang yang belum percaya kepada Kristus!  (Bersambung)

Tuesday, October 2, 2012

MEMPERSEMBAHKAN TUBUH UNTUK TUHAN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Oktober 2012 -

Baca:  Roma 6:1-14

"Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya."  Roma 6:12

Dalam suratnya, Petrus menyatakan,  "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat."  (1 Petrus 1:18-19).  Oleh karena kita telah ditebus oleh darah Kristus, maka kita harus menyerahkan keinginan tubuh kita kepada pimpinan Roh Tuhan.

     Mempersembahkan tubuh untuk Tuhan juga berarti menaklukkan pikiran kita kepada pikiran Kristus  (baca 2 Korintus 10:5b).  Kita tahu bahwa pikiran adalah medan peperangan bagi semua orang, dan Iblis selalu menyerang pikiran kita dengan hal-hal yang negatif agar kita terjatuh dalam dosa.  Itulah sebabnya kita harus berhati-hati dengan apa yang kita pikirkan karena akan sangat menentukan sikap dan tindakan kita.  Bila kita berpikiran positif, secara otomatis sikap dan tindakan kita pun akan menjadi positif.  Itulah sebabnya Tuhan menghendaki hal ini:  "...berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."  (Roma 12:2).  Pola pikir kita juga harus berubah:  dari yang negatif kepada pola pikir yang positif (benar).  Perubahan pola pikir inilah yang dalam bahasa Yunani disebut 'metanoia'.  Dalam hal ini Rasul Paulus juga menegaskan agar pikiran kita senantiasa dipenuhi oleh hal-hal yang positif dan benar,  "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu."  (Filipi 4:8).

     Jika pola pikir kita sudah dibaharui oleh firman Tuhan kita akan semakin mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan atas hidup kita.  Dan hal ini akan terefleksi melalui perbuatan/tindakan kita sehari-hari, karena itu kita sudah tahu mana yang harus dikerjakan dan mana yang tidak boleh dilakukan.

Bangun terus keintiman dengan Tuhan setiap hari sehingga kita akan memiliki kehidupan yang semakin selaras dengan kehendakNya!