Saturday, September 29, 2012

ORANG MERDEKA (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 September 2012 -

Baca:  Galatia 5:1-15

"Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih."  Galatia 5:13

Sebagai orang Kristen atau pengikut Kristus kita dituntut memiliki kehidupan yang berbeda dari orang-orang di luar Tuhan, karena status kita adalah orang-orang percaya.  Sedangkan orang-orang di luar Tuhan tidak disebut sebagai orang percaya.  Apakah orang percaya hidup setali tiga uang dengan orang tidak percaya?  Tentu tidak.  Karena itu kita harus mempertanggungjawabkan 'status' istimewa ini.  Akankah kita menjadi orang Kristen yang biasa-biasa saja dan menjalani hidup ala kadarnya tanpa menyadari untuk apa kita dipanggil sebagai orang percaya?

     Rasul Paulus menegaskan bahwa kita ini adalah orang-orang yang merdeka, karena  "...Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan."  (Galatia 5:1).  Tuhan Yesus telah mengorbankan nyawaNya di atas kayu salib demi menebus dosa-dosa kita.  Melalui pengorbanNya kita diselamatkan, dilepaskan dari segala kutuk dosa dan bukan lagi menjadi hamba dosa,  "Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran."  (Roma 6:18).  Jadi ayat nas di atas jelas menyatakan bahwa kita dipanggil untuk merdeka.

     Apa arti merdeka?  Merdeka berarti bebas dari perhambaan, penjajahan;  terbebas dari tuntutan;  tidak terikat atau tidak bergantung kepada orang atau pihak lain.  Berarti tidak terbelenggu oleh segala sesuatu yang menghamba atau memperbudak.  Dalam kata merdeka terkandung dua pengertian, yaitu merdeka secara de jure (hukum) dan merdeka secara de facto (nyata).  Contohnya adalah keberadaan negara kita ini yang secara de jure telah merdeka pada 17 Agustus 1945, tetapi secara de facto (kenyataannya) masyarakat Indonesia belum benar-benar merdeka, masih terjajah secara ekonomi sehingga jurang pemisah antara si kaya dan si miskin kian dalam, ketidakadilan di bidang hukum juga masih terjadi.  Pada saat seseorang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, secara de jure ia sudah dimerdekakan dari dosa.  Tapi secara de facto masih banyak orang percaya yang belum merdeka, masih saja terikat oleh berbagai macam keinginan daging.  (Bersambung).

Friday, September 28, 2012

JADIKAN DIRI RUMAH PUJIAN!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 September 2012 -

Baca:  Mazmur 66:1-20

"Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian!"  Mazmur 66:1-2

Saudara suka memuji Tuhan?  "Ya, ketika di gereja."  Kalau di rumah?  "Tergantung sikon.  Kalau lagi senang ya saya memuji Tuhan."  Saudaraku, kekristenan tidak dapat dilepaskan dari pujian, sehingga sudah sewajarnya setiap orang Kristen tidak hanya memuji Tuhan saat mereka berada di gereja saja.  Memuji Tuhan juga tidak bergantung pada situasi dan kondisi yang ada, melainkan setiap waktu dan keadaan.  Mengapa harus memuji Tuhan setiap waktu?  Sebab Tuhan menciptakan kita dengan tujuan memuji dan menyembah Dia;  Tuhan rindu agar setiap aspek kehidupan umatNya dipenuhi dengan pujian akan kebesaranNya.  Jadi setiap orang percaya diperintahkan untuk memuji Tuhan.  "Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan!..."  (Mazmur 150:6).

     Pujian adalah suatu luapan kekaguman, pengagungan dan ucapan syukur akan apa yang telah dilakukan Tuhan dengan cara yang aktif dan demonstratif.  Pujian adalah syarat untuk memasuki hadirat Tuhan.  Karena itu marilah kita melatih diri untuk menjadikan diri kita sebagai rumah pujian bagi Tuhan, sebab Tuhan sendiri yang menetapkan bahwa bila seseorang ingin memasuki hadirat Tuhan, haruslah melalui pujian dan penyembahan.  Jadi jika kita ingin merasakan hadirat Tuhan, kita harus mulai dengan menaikkan pujian bagi Dia.  "Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!"  (Mazmur 100:4).  Pemazmur juga memberitahukan kepada kita bahwa Tuhan  "...bersemayam di atas puji-pujian orang Israel."  (Mazmur 22:4).

     Di mana ada puji-pujian di situ Tuhan hadir dan menyatakan kuasaNya.  Bait Suci Salomo dipenuhi oleh awan kemuliaan Tuhan karena ada puji-pujian dan penyembahan di dalamnya  (baca  2 Tawarikh 5:12-14).  Sudahkah kita menjadikan diri sebagai rumah pujian, Tuhan akan melawat kita, semakin menyempurnakan kita dan memulihkan keadaan kita;  perkara besar dan ajaib akan dinyatakan!

Jika kita sudah menjadi rumah pujian bagi Tuhan, tidaklah sukar memuji Tuhan di segala keadaan.