Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 September 2012 -
Baca: Roma 15:1-13
"Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita
dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu
berlimpah-limpah dalam pengharapan." Roma 15:13
Tuhan Yesus berkata, "...apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." (Markus 11:24). Doa yang disertai dengan iman yang hidup membuka kesempatan bagi kita untuk mengalami mujizat dan pertolongan dari Tuhan. Ditegaskan pula, "Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya." (Markus 11:23b). Jadi kuncinya adalah iman atau percaya!
Selain iman, unsur lain yang tak kalah penting dalam doa adalah pengharapan. Ini berbicara tentang ketekunan dan kesabaran kita dalam menantikan jawaban dari Tuhan, "dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan." (Roma 5:4). Iman dan pengharapan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan saling berkaitan satu sama lain. Iman berarti percaya kepada Tuhan dan firmanNya, sedangkan pengharapan berarti menantikan jawaban dan pertolongan dari Tuhan dengan tekun dan sabar. Pengharpan inilah yang mendorong kita untuk terus-menerus berdoa siang dan malam sampai doa kita beroleh jawaban dari Tuhan.
Banyak dari kita yang doanya tidak beroleh jawaban dari Tuhan karena kita tidak lagi bertekun saat berdoa; kita mudah kecewa, putus asa, lalu marah kepada Tuhan. Pemazmur menegaskan, "...semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu;" (Mazmur 25:3a). Tuhan adalah Pribadi yang tidak pernah mengecewakan umatNya. Lain halnya jika kita menaruh pengharapan kepada manusia yang seringkali berujung pada kekecewaan. Karena itu berdoalah dengan iman dan tetaplah berharap kepada Tuhan. Nantikanlah Tuhan sampai Ia bertindak, pertolonganNya tidak pernah terlambat karena "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,..." (Pengkotbah 3:11). Kita bisa belajar dari seorang janda yang terus-menerus dan tak mengenal lelah datang kepada hakim yang lalim sampai ia beroleh jawaban (baca Lukas 18:1-8).
"Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu." Ibrani 10:36
Tuesday, September 25, 2012
Monday, September 24, 2012
BERDOA DENGAN IMAN DAN PENGHARAPAN (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 September 2012 -
Baca: Roma 5:1-11
"Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." Roma 5:5
Berdoakah Saudara setiap hari? Sebagian besar dari kita pasti akan menjawab, "Ya tentu. Bangun tidur saya berdoa, mau makan tak lupa berdoa dan hendak beranjak tidur juga selalu berdoa." Jadi, berdoa sudah menjadi kegiatan rutin.
Namun ternyata berdoa bukan semata-mata aktivitas fisik atau badani, melainkan suatu perbuatan rohani. Bukan suatu tindakan yang digerakkan oleh tubuh kita, melainkan suatu gerakan yang dilakukan dan didasari oleh roh kita. Sebenarnya tubuh kita hanyalah membantu melaksanakan perbuatan roh kita; jadi yang berdoa adalah roh kita. Dalam Roma 8:26 dikatakan, "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan." Berdoa bukan hanya sebatas meminta atau memberi laporan terperinci tentang kebutuhan kita dengan Tuhan. Tapi berdoa adalah sarana mempererat hubungan kita dengan Tuhan yang didalamnya terkandung pujian, penyembahan dan ucapan syukur. Bagaimanakah supaya doa kita berkuasa dan mampu menggerakkan hati Tuhan untuk bertindak? Kita harus berdoa dengan iman.
Ada dua jenis iman yaitu iman yang mati dan iman yang hidup. Iman yang mati adalah percaya hanya lewat bibir atau perkataan saja tapi tidak disertai dengan tindakan yang nyata. Iman yang demikian adalah iman yang sia-sia, sebab "...Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati." (Yakobus 2:17). Jadi, iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan itu untuk menjadi sempurna (baca Yakobus 2:22). Doa yang berkuasa adalah doa yang disertai dengan iman yang hidup. Jadi kalau kita berdoa, janganlah berdoa hanya dengan pancaindera atau daging yang seringkali dipengaruhi oleh suasana hati (perasaan), pendengaran, penglihatan atau situasi yang ada di sekitar sehingga kita tidak dapat berdoa dengan baik/tidak fokus. Berdoa dengan iman berarti kita tak peduli bagaimana situasi dan kondisi yang kita alami.
Hanya dengan iman, kita dapat berdoa dengan benar; dan hanya dengan iman saja kita akan mengalami penggenapan janji-janji Tuhan.
Baca: Roma 5:1-11
"Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." Roma 5:5
Berdoakah Saudara setiap hari? Sebagian besar dari kita pasti akan menjawab, "Ya tentu. Bangun tidur saya berdoa, mau makan tak lupa berdoa dan hendak beranjak tidur juga selalu berdoa." Jadi, berdoa sudah menjadi kegiatan rutin.
Namun ternyata berdoa bukan semata-mata aktivitas fisik atau badani, melainkan suatu perbuatan rohani. Bukan suatu tindakan yang digerakkan oleh tubuh kita, melainkan suatu gerakan yang dilakukan dan didasari oleh roh kita. Sebenarnya tubuh kita hanyalah membantu melaksanakan perbuatan roh kita; jadi yang berdoa adalah roh kita. Dalam Roma 8:26 dikatakan, "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan." Berdoa bukan hanya sebatas meminta atau memberi laporan terperinci tentang kebutuhan kita dengan Tuhan. Tapi berdoa adalah sarana mempererat hubungan kita dengan Tuhan yang didalamnya terkandung pujian, penyembahan dan ucapan syukur. Bagaimanakah supaya doa kita berkuasa dan mampu menggerakkan hati Tuhan untuk bertindak? Kita harus berdoa dengan iman.
Ada dua jenis iman yaitu iman yang mati dan iman yang hidup. Iman yang mati adalah percaya hanya lewat bibir atau perkataan saja tapi tidak disertai dengan tindakan yang nyata. Iman yang demikian adalah iman yang sia-sia, sebab "...Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati." (Yakobus 2:17). Jadi, iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan itu untuk menjadi sempurna (baca Yakobus 2:22). Doa yang berkuasa adalah doa yang disertai dengan iman yang hidup. Jadi kalau kita berdoa, janganlah berdoa hanya dengan pancaindera atau daging yang seringkali dipengaruhi oleh suasana hati (perasaan), pendengaran, penglihatan atau situasi yang ada di sekitar sehingga kita tidak dapat berdoa dengan baik/tidak fokus. Berdoa dengan iman berarti kita tak peduli bagaimana situasi dan kondisi yang kita alami.
Hanya dengan iman, kita dapat berdoa dengan benar; dan hanya dengan iman saja kita akan mengalami penggenapan janji-janji Tuhan.
Subscribe to:
Posts (Atom)