Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 September 2012 -
Baca: Pengkotbah 3:1-15
"Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya." Pengkotbah 3:1
Salomo sangat jelas menyatakan, "Untuk segala sesuatu ada masanya," artinya tidak ada yang abadi di dunia ini; segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan manusia bisa berubah. Salomo menambahkan, "Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;..." (ayat 2).
Ada berpendapat bahwa kehidupan ini seperti roda yang terus berputar, tidak selamanya berada di atas, kadangkala berada di bawah. Pendapat itu ada benarnya! Ada saatnya seseorang berada di puncak karir, berhasil dan punya segalanya, tapi ada waktunya ia harus mengalami kegagalan dan harus merangkak dari bawah lagi. Ada kalanya kita bersukacita karena hal-hal yang menyenangkan, tapi suatu waktu kita juga harus menangis, bersedih dan berduka karena mengalami masalah atau kesesakan. Suatu kali kita bisa berbangga hati memiliki tubuh atletis, sehat dan kencang, tapi itu tak akan bertahan lama, dalam beberapa tahun kemudian tubuh kita tak seindah dulu; masa-masa itu pasti akan lewat. Oleh karena itu Salomo menasihati, "Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu." (Amsal 27:1). Tidak ada alasan bagi kita memegahkan diri dan sombong sebab kita tidak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hati. "Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap
dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam
jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang,
kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba." (Pengkotbah 9:12).
Sebagai anak-anak Tuhan kita harus percaya bahwa segala sesuatu yang diijinkan terjadi dalam kehidupan kita bukan tanpa maksud, semuanya pasti mendatangkan kebaikan. Dia ingin membentuk dan memurnikan iman kita. Ketika masa-masa sukar dan kelam terjadi, jangan mengeluh, percayalah bahwa kita tidak sendirian, Tuhan ada bersama kita: menuntun, menyertai, bahkan akan menggendong kita (baca Yesaya 46:4).
Milikilah penyerahan diri penuh kepada Tuhan dan andalkan Dia dalam segala perkara, "...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." Yohanes 15:5b.
Wednesday, September 19, 2012
Tuesday, September 18, 2012
TUHAN TAHU MOTIVASI KITA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 September 2012 -
Baca: Yeremia 17:1-18
"Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya." Yeremia 17:10
Setiap orang pasti memiliki motivasi dalam hidupnya. Pentingkah motivasi? Sangat penting! Karena motivasi adalah faktor atau kekuatan yang mendorong kita untuk melakukan sesuatu.
Kata 'motivasi' berasal dari bahasa Inggris 'motivation' yang artinya dorongan; kata kerjanya adalah 'to motive' yang berarti mendorong dan dan daya penggerak. Jarang sekali orang mengerjakan sesuatu tanpa motivasi. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa motivasi itu penting bagi kita dalam melakukan sesuatu, karena dengan adanya motivasi kita akan lebih bersemangat karena ada sasaran yang hendak dicapai. Sebaliknya orang yang melakukan sesuatu tanpa ada motivasi yang kuat akan kurang 'greget' dan cepat putus asa jika ada kendala di tengah jalan. Namun persoalannya: ada motivasi positif dan negatif, yang tidak pernah lepas dari perhatian Tuhan! Dia selalu memperhatikan motivasi seseorang dalam mengerjakan sesuatu, "...sebab Tuhan menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita..." (1 Tawarikh 28:9). Itulah sebabnya kita harus selalu menjaga agar motivasi kita sesuai kehendak Tuhan sehingga semua yang kita hasilkan adalah baik dan berkenan kepadaNya. Seseorang dapat menyimpan rapat-rapat motivasi yang ada dalam hatinya, tapi pada saatnya pasti akan terlihat dan terungkap.
Apa motivasi Saudara melayani Tuhan? Semata-mata untuk hormat dan kemuliaan namaNya? Ada orang yang memutuskan diri terlibat dalam pelayanan bukan karena terpanggil dan mengasihi Tuhan, tetapi karena alasan lain: mencari keuntungan, supaya terkenal, mencari penghasilan atau relasi bisnis. Rasul Paulus berkata, "...aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia." (Kisah 25:16); ia melayani Tuhan dan rela meninggalkan segala-galanya semata-mata karena Kristus, tidak ada motivasi terselubung di balik itu.
Milikilah motivasi yang benar dalam melayani Tuhan, karena tidak ada yang tersembunyi bagi Dia!
Baca: Yeremia 17:1-18
"Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya." Yeremia 17:10
Setiap orang pasti memiliki motivasi dalam hidupnya. Pentingkah motivasi? Sangat penting! Karena motivasi adalah faktor atau kekuatan yang mendorong kita untuk melakukan sesuatu.
Kata 'motivasi' berasal dari bahasa Inggris 'motivation' yang artinya dorongan; kata kerjanya adalah 'to motive' yang berarti mendorong dan dan daya penggerak. Jarang sekali orang mengerjakan sesuatu tanpa motivasi. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa motivasi itu penting bagi kita dalam melakukan sesuatu, karena dengan adanya motivasi kita akan lebih bersemangat karena ada sasaran yang hendak dicapai. Sebaliknya orang yang melakukan sesuatu tanpa ada motivasi yang kuat akan kurang 'greget' dan cepat putus asa jika ada kendala di tengah jalan. Namun persoalannya: ada motivasi positif dan negatif, yang tidak pernah lepas dari perhatian Tuhan! Dia selalu memperhatikan motivasi seseorang dalam mengerjakan sesuatu, "...sebab Tuhan menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita..." (1 Tawarikh 28:9). Itulah sebabnya kita harus selalu menjaga agar motivasi kita sesuai kehendak Tuhan sehingga semua yang kita hasilkan adalah baik dan berkenan kepadaNya. Seseorang dapat menyimpan rapat-rapat motivasi yang ada dalam hatinya, tapi pada saatnya pasti akan terlihat dan terungkap.
Apa motivasi Saudara melayani Tuhan? Semata-mata untuk hormat dan kemuliaan namaNya? Ada orang yang memutuskan diri terlibat dalam pelayanan bukan karena terpanggil dan mengasihi Tuhan, tetapi karena alasan lain: mencari keuntungan, supaya terkenal, mencari penghasilan atau relasi bisnis. Rasul Paulus berkata, "...aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia." (Kisah 25:16); ia melayani Tuhan dan rela meninggalkan segala-galanya semata-mata karena Kristus, tidak ada motivasi terselubung di balik itu.
Milikilah motivasi yang benar dalam melayani Tuhan, karena tidak ada yang tersembunyi bagi Dia!
Subscribe to:
Posts (Atom)