Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 September 2012 -
Baca: Yeremia 17:1-18
"Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi
balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal
dengan hasil perbuatannya." Yeremia 17:10
Setiap orang pasti memiliki motivasi dalam hidupnya. Pentingkah motivasi? Sangat penting! Karena motivasi adalah faktor atau kekuatan yang mendorong kita untuk melakukan sesuatu.
Kata 'motivasi' berasal dari bahasa Inggris 'motivation' yang artinya dorongan; kata kerjanya adalah 'to motive' yang berarti mendorong dan dan daya penggerak. Jarang sekali orang mengerjakan sesuatu tanpa motivasi. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa motivasi itu penting bagi kita dalam melakukan sesuatu, karena dengan adanya motivasi kita akan lebih bersemangat karena ada sasaran yang hendak dicapai. Sebaliknya orang yang melakukan sesuatu tanpa ada motivasi yang kuat akan kurang 'greget' dan cepat putus asa jika ada kendala di tengah jalan. Namun persoalannya: ada motivasi positif dan negatif, yang tidak pernah lepas dari perhatian Tuhan! Dia selalu memperhatikan motivasi seseorang dalam mengerjakan sesuatu, "...sebab Tuhan menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita..." (1 Tawarikh 28:9). Itulah sebabnya kita harus selalu menjaga agar motivasi kita sesuai kehendak Tuhan sehingga semua yang kita hasilkan adalah baik dan berkenan kepadaNya. Seseorang dapat menyimpan rapat-rapat motivasi yang ada dalam hatinya, tapi pada saatnya pasti akan terlihat dan terungkap.
Apa motivasi Saudara melayani Tuhan? Semata-mata untuk hormat dan kemuliaan namaNya? Ada orang yang memutuskan diri terlibat dalam pelayanan bukan karena terpanggil dan mengasihi Tuhan, tetapi karena alasan lain: mencari keuntungan, supaya terkenal, mencari penghasilan atau relasi bisnis. Rasul Paulus berkata, "...aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia." (Kisah 25:16); ia melayani Tuhan dan rela meninggalkan segala-galanya semata-mata karena Kristus, tidak ada motivasi terselubung di balik itu.
Milikilah motivasi yang benar dalam melayani Tuhan, karena tidak ada yang tersembunyi bagi Dia!
Tuesday, September 18, 2012
Monday, September 17, 2012
PENYEMBAHAN YANG BENAR (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 September 2012 -
Baca: Yesaya 1:10-20
"Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku." Yesaya 1:13a
Penyembahan yang berasal dari hati; tanpa hati, penyembahan bukanlah penyembahan. Karena itu ketika kita datang kepada Tuhan untuk menyembah Dia kita harus melakukannya dengan hati yang tulus, bukan hanya sebatas ucapan bibir belaka. Tuhan Yesus berkata, "...Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." (Markus 7:6b-7). Buka hati dan ijinkan Roh Kudus membimbing, menuntun dan menyucikan hati kita supaya kita dapat menyembah Tuhan secara benar. Jika Roh kudus memegang kendali hidup kita, pikiran dan hati kita akan benar-benar siap dan terfokus kepada Tuhan sepenuhnya, tidak lagi bercabang.
Menyembah dalam kebenaran berkenaan dengan hidup kita yang berkenan kepada Tuhan. Jika kita dalam keadaan 'tidak benar' alias masih ada dosa yang belum dibereskan, kita tidak layak untuk masuk ke dalam hadiratNya yang kudus, "sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:16). Hidup dalam kebenaran (kekudusan) adalah inti penyembahan orang percaya. Penyembahan orang yang hidupnya benar dan berkenan kepada Tuhan akan menjadi persembahan yang harum bagi Dia. Sebaliknya penyembahan yang tidak sungguh-sungguh, "...baunya adalah kejijikan bagi-ku." (Yesaya 1:13a) Tuhan tidak suka dengan penyembah-penyembah yang tidak benar, kelihatan rohaniah, beribadah kepadaNya tetapi hatinya menjauh dari Dia. Itulah sebabnya Tuhan tidak asal mencari penyembah-penyembah, yang Ia cari adalah penyembah-penyembah yang benar, yang menyembah Dia dengan kesungguhan hati dalam roh dan kebenaran.
Sekarang bukan waktunya kita bermain-main dalam hal penyembahan kepada Tuhan; mari lakukan dengan sungguh seperti yang dilakukan oleh perempuan yang datang kepada Tuhan Yesus dengan membawa buli-buli berisi minyak wangi (baca Lukas 7:37-38). Jadi untuk menjadi penyembah yang benar ada harga yang harus kita bayar. Abraham rela mempersembahkan Ishak kepada Tuhan sebagai bukti ia mengasihi Tuhan lebih dari apa pun juga.
Tanpa kesungguhan hati dan ketaatan, penyembahan kita akan sia-sia!
Baca: Yesaya 1:10-20
"Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku." Yesaya 1:13a
Penyembahan yang berasal dari hati; tanpa hati, penyembahan bukanlah penyembahan. Karena itu ketika kita datang kepada Tuhan untuk menyembah Dia kita harus melakukannya dengan hati yang tulus, bukan hanya sebatas ucapan bibir belaka. Tuhan Yesus berkata, "...Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." (Markus 7:6b-7). Buka hati dan ijinkan Roh Kudus membimbing, menuntun dan menyucikan hati kita supaya kita dapat menyembah Tuhan secara benar. Jika Roh kudus memegang kendali hidup kita, pikiran dan hati kita akan benar-benar siap dan terfokus kepada Tuhan sepenuhnya, tidak lagi bercabang.
Menyembah dalam kebenaran berkenaan dengan hidup kita yang berkenan kepada Tuhan. Jika kita dalam keadaan 'tidak benar' alias masih ada dosa yang belum dibereskan, kita tidak layak untuk masuk ke dalam hadiratNya yang kudus, "sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:16). Hidup dalam kebenaran (kekudusan) adalah inti penyembahan orang percaya. Penyembahan orang yang hidupnya benar dan berkenan kepada Tuhan akan menjadi persembahan yang harum bagi Dia. Sebaliknya penyembahan yang tidak sungguh-sungguh, "...baunya adalah kejijikan bagi-ku." (Yesaya 1:13a) Tuhan tidak suka dengan penyembah-penyembah yang tidak benar, kelihatan rohaniah, beribadah kepadaNya tetapi hatinya menjauh dari Dia. Itulah sebabnya Tuhan tidak asal mencari penyembah-penyembah, yang Ia cari adalah penyembah-penyembah yang benar, yang menyembah Dia dengan kesungguhan hati dalam roh dan kebenaran.
Sekarang bukan waktunya kita bermain-main dalam hal penyembahan kepada Tuhan; mari lakukan dengan sungguh seperti yang dilakukan oleh perempuan yang datang kepada Tuhan Yesus dengan membawa buli-buli berisi minyak wangi (baca Lukas 7:37-38). Jadi untuk menjadi penyembah yang benar ada harga yang harus kita bayar. Abraham rela mempersembahkan Ishak kepada Tuhan sebagai bukti ia mengasihi Tuhan lebih dari apa pun juga.
Tanpa kesungguhan hati dan ketaatan, penyembahan kita akan sia-sia!
Subscribe to:
Posts (Atom)