Saturday, September 15, 2012

MEMILIKI SIKAP DOA YANG BENAR (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 September 2012 -

Baca:  Mazmur 34:1-23

"Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya."  Mazmur 34:19

Pemungut cukai yang merasa dirinya najis, berdosa dan tidak layak di hadapan Tuhan  "...berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: 'Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.'" (Lukas 18:13).  Dengan menyadari dirinya sebagai orang berdosa, pemungut cukai datang kepada Tuhan dan mengakui segala dosa-dosanya; ia pun beroleh pengampunan dari Tuhan Allah dan dibenarkanNya.  Pemazmur berkata, "Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur;  hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah."  Sedangkan orang Farisi yang merasa dirinya benar, doanya tidak berkenan kepada Tuhan, malahan menjadi kebencian bagi Dia karena Ia sangat menentang orang-orang yang congkak, tapi mengasihani orang yang rendah hati (baca 1 Petrus 5:5).

     Seseorang yang menyadari 'siapa dirinya' di hadapan Tuhan pasti akan merasa gentar dan memiliki hati yang takut akan Dia.  Ketika bertemu dengan Tuhan dan beroleh panggilanNya, Yesaya dengan penuh kegentaran berkata, "...Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam." (Yesaya 6:5).  Begitu pula Paulus yang menyatakan, "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa." (1 Timotius 1:15).  Sikap doa dari orang-orang yang rendah hatilah yang diperhatikan dan beroleh jawaban dari Tuhan.  Ini menjadi pelajaran berharga bagi kita!

     Mungkin saat ini banyak orang Kristen yang doanya tidak beroleh jawaban Tuhan karena sikap hati mereka tidak benar saat berdoa.  Dalam berdoa kita harus punya kerendahan hati karena hanya orang yang rendah hati berkenan kepada Tuhan.  Jangan malu ketika air mata kita mengalir deras saat berdoa, karena air mata kita ditampung ke dalam kirbat-Nya (baca Mazmur 56:9).  Dan jangan bersikap seperti orang Farisi yang datang kepada Tuhan dengan hati sombong, memamerkan kebenaran dan kesucian hidupnya.  Tidak ada alasan bagi kita menyombongkan diri di hadapan Tuhan.

Tidak ada alasan bermegah di hadapan Tuhan karena keberadaan kita sepenuhnya anugerah Tuhan semata.

Friday, September 14, 2012

MEMILIKI SIKAP DOA YANG BENAR (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 September 2012 -

Baca:  Lukas 18:9-14

"...Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;"  Lukas 18:11

Doa adalah bagian terpenting dalam kehidupan orang percaya, ibarat nafas hidup kita.  Doa adalah suatu keharusan dan menjadi life style orang Kristen, bukan pilihan atau sekedar saran.  Alkitab menasihatkan agar kita tekun berdoa,  "...mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu."  (Lukas 18:1).

     Begitu pentingkah doa bagi kita?  Ya, karena doa adalah langkah membangun kekariban dengan Tuhan, selain membaca Alkitab.  Melalui doa, kita berkomunikasi dengan Tuhan dan membaca Alkitab, kita belajar mendengarkan apa yang Tuhan firmankan sehingga kita mengerti kehendakNya.  Banyak orang Kristen menganggap enteng dan sepele perihal doa.

     Hari ini kita belajar bagaimana harus berikap saat berdoa.  Sikap hati seseorang saat berdoa sangat menentukan apakah doanya berkenan dan beroleh jawaban dari Tuhan.  Perhatikan orang Farisi dan pemungut cukai dalam bacaan saat mereka berdoa.  Mereka sama-sama masuk ke Bait Tuhan untuk berdoa, namun sikap kedua orang ini ketika berdoa berbeda.  Dalam kehidupannya sehari-hari orang Farisi suka mengenakan jubah panjang dan jumbai yang bertuliskan ayat-ayat Alkitab, selalu duduk di barisan terdepan saat ibadah, suka berdiri di tempat-tempat umum di hadapan orang banyak dan berdoa dengan suara nyaring sehingga semua orang menjadi sangat segan dan hormat kepadanya karena ia orang yang 'suci'.  Ayat nas di atas jelas menyatakan betapa orang Farisi ini selalu menempatkan dirinya lebih dari orang lain.  Dengan langkah tegap sambil membusungkan dada ia masuk ke Bait Tuhan lalu berkata,  "...aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;" (Lukas 18:11).  Di dalam Bait Tuhan yang kudus pun ia menuding dan menghakimi orang lain.  Sikap doanya jelas menunjukkan betapa ia sangat tinggi hati dan congkak.  Namun Firman Tuhan berkata, "Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan;..." (Yesaya 2:11).

Siapakah kita sehingga menganggap diri kita lebih suci dan benar dari orang lain?