Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Agustus 2012 -
Baca: 2 Tesalonika 3:1-15
"Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan
ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." 2 Tesalonika 3:10
Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa pekerjaan hanyalah sebagai kewajiban rutin belaka yang harus kita kerjakan setiap hari di kantor, pabrik, atau toko demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tak jarang dari kita yang menjadikan pekerjaan itu sebagai beban, sehingga ketika kita mendapat kesibukan dengan intensitas yang sangat tinggi kita menjadi mudah marah, mengeluh, menggerutu, mengomel atau jengkel kepada teman kerja. Kita pun bekerja dengan setengah hati. Tidak ada pimpinan atau bos sering kita anggap sebagai kesempatan untuk berleha-leha. Lalu kita pun mulai kehilangan semangat dalam bekerja (malas) dan akhirnya bekerja secara asal-asalan.
Hal ini akan berbeda bila kita menganggap bahwa pekerjaan itu sebagai anugerah dari Tuhan, di mana kita akan bekerja dengan tulus ikhlas, rela melayani dan tidak hitung-hitungan. Apa pun bentuk tugas dan tanggung jawab yang diberikan, kita akan mengerjakannya dengan penuh ucapan syukur. Tidak ada keluh kesah apalagi umpatan karena ketidakpuasan terhadap pimpinan atau rekan kerja, karena kita menyadari bahwa melalui pekerjaan Tuhan memberkati dan memelihara hidup kita. Dengan bekerja kita mendapatkan upah, bahkan tidak hanya itu, Tuhan juga memberkati kita dengan jabatan, tunjangan dan fasilitas lainnya. Itulah sebabnya Rasul Paulus menegur keras orang Kristen yang tidak mau bekerja, bermalas-malasan saja dan lebih suka mengharapkan uluran tangan dari orang lain padahal usia mereka masih produktif.
Hari ini melalui firmanNya Tuhan mengingatkan kita agar sebagai karyawan atau pekerja bekerja, dengan penuh tanggung jawab dan selalu ingin memberi yang terbaik. Tertulis: "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah." (Kolose 3:23-24). Kita harus sadar bahwa melalui pekerjaan juga segala talenta atau bakat yang ada pada kita semakin dipertajam oleh Tuhan.
Jadi di mana pun saat ini Saudara ditempatkan Tuhan untuk bekerja, bekerjalah dengan sepenuh hati, jangan curang dan lakukan yang terbaik, maka Tuhan akan memberkati kita melalui pekerjaan kita itu!
Thursday, August 30, 2012
Wednesday, August 29, 2012
PERANAN ORANG TUA: Mendidik dan Memberi Teladan! (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Agustus 2012 -
Baca: Amsal 23:1-35
"Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan." Amsal 23:13T
Tuhan menaruh tanggung jawab kepada orangtua untuk mengajar, mendidik, mendisiplin serta memberi teladan yang baik kepada mereka. Orang tua harus memberi teladan yang benar bagaimana mereka harus hidup sesuai dengan firman Tuhan, sehingga pada saat anak-anak dewasa nanti mereka sudah membangun kebiasaan untuk melakukan hal-hal yang benar. Bila anak-anak dilatih untuk belajar dari kesalahan dan menerima teguran yang benar, kita telah mendidik mereka dengan benar. Ingat, tidak ada jalan pintas di dalam mengajar anak-anak! Semua harus melalui proses yang cukup panjang dimulai sejak anak-anak lahir dan terus berlangsung selama bertahun-tahun. Terkadang anak-anak berani menolak ajaran dari orang tua, tapi Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa anak-anak yang tidak patuh harus menerima teguran dan tongkat. Mari, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6).
Dalam Ulangan 11:19 dikatakan, "Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun;" Alkitab menunjukkan bahwa mengajar bukanlah usaha yang hanya sekali dilakukan. Mengajar harus dilakukan orangtua dengan berulang-ulang siang dan malam karena hal ini akan memudahkan anak untuk mengerti apa yang kita ajarkan. Dalam mendidik anak, seharusnya orangtua tidak hanya banyak bicara, tetapi lebih banyak memberikan teladan hidup kepada anak. Jadi seandainya orangtua hendak mengajarkan firman Tuhan kepada anak, mereka harus terlebih dahulu mempraktekkan dan menunjukkan kepada anak.
Dengan menerapkan firman Tuhan sebagai dasar pendidikan kepada anak, kita akan menerima berkat dari Tuhan sebagai orangtua; mendidik, mendisiplinkan dan menegur anak-anak dengan kasih akan membantu mereka untuk hidup sesuai dengan firman Tuhan.
Anak adalah harta Tuhan yang sangat berharga yang Tuhan titipkan kepada kita, karena itu kita harus menjaganya secara bertanggung jawab!
Baca: Amsal 23:1-35
"Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan." Amsal 23:13T
Tuhan menaruh tanggung jawab kepada orangtua untuk mengajar, mendidik, mendisiplin serta memberi teladan yang baik kepada mereka. Orang tua harus memberi teladan yang benar bagaimana mereka harus hidup sesuai dengan firman Tuhan, sehingga pada saat anak-anak dewasa nanti mereka sudah membangun kebiasaan untuk melakukan hal-hal yang benar. Bila anak-anak dilatih untuk belajar dari kesalahan dan menerima teguran yang benar, kita telah mendidik mereka dengan benar. Ingat, tidak ada jalan pintas di dalam mengajar anak-anak! Semua harus melalui proses yang cukup panjang dimulai sejak anak-anak lahir dan terus berlangsung selama bertahun-tahun. Terkadang anak-anak berani menolak ajaran dari orang tua, tapi Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa anak-anak yang tidak patuh harus menerima teguran dan tongkat. Mari, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6).
Dalam Ulangan 11:19 dikatakan, "Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun;" Alkitab menunjukkan bahwa mengajar bukanlah usaha yang hanya sekali dilakukan. Mengajar harus dilakukan orangtua dengan berulang-ulang siang dan malam karena hal ini akan memudahkan anak untuk mengerti apa yang kita ajarkan. Dalam mendidik anak, seharusnya orangtua tidak hanya banyak bicara, tetapi lebih banyak memberikan teladan hidup kepada anak. Jadi seandainya orangtua hendak mengajarkan firman Tuhan kepada anak, mereka harus terlebih dahulu mempraktekkan dan menunjukkan kepada anak.
Dengan menerapkan firman Tuhan sebagai dasar pendidikan kepada anak, kita akan menerima berkat dari Tuhan sebagai orangtua; mendidik, mendisiplinkan dan menegur anak-anak dengan kasih akan membantu mereka untuk hidup sesuai dengan firman Tuhan.
Anak adalah harta Tuhan yang sangat berharga yang Tuhan titipkan kepada kita, karena itu kita harus menjaganya secara bertanggung jawab!
Subscribe to:
Posts (Atom)