Monday, August 27, 2012

MEROSOT ROHANI: KEALPAAN ORANG TUA!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Agustus 2012 -

Baca:  Yosua 23:1-16

"Kuatkanlah benar-benar hatimu dalam memelihara dan melakukan segala yang tertulis dalam kitab hukum Musa, supaya kamu jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri, dan supaya kamu jangan bergaul dengan bangsa-bangsa yang masih tinggal di antaramu itu, serta mengakui nama allah mereka dan bersumpah demi nama itu, dan beribadah atau sujud menyembah kepada mereka." Yosua 23:6-7

Yosua merupakan angkatan pertama yang diam di tanah Kanaan, dan pada saat itu bangsa Israel setia kepada Tuhan dan beribadah kepadaNya dengan sungguh-sungguh.  Apa yang dilakukan oleh generasi Yosua?  Para orangtua tak henti-hentinya mengajarkan anak-anaknya tentang firman Tuhan dan mengingatkan mereka tentang perbuatan-perbuatan ajaib dan dahsyat yang Tuhan nyatakan atas bangsa Israel di bawah kepemimpinan Musa.  Itu mereka ajarkan berulang-ulang sehingga anak-anak memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan.  Bahkan di usianya yang sudah tua Yosua kembali mengingatkan bangsanya untuk senantiasa memiliki hati yang takut akan Tuhan,  "Tetapi kamu harus berpaut pada Tuhan, Allahmu, seperti yang kamu lakukan sampai sekarang.  Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi Tuhan, Allahmu." (Yosua 23:8, 11).

     Setelah Yosua mati ketaatan mereka tidak bertahan lama, bangsa Israel mengalami kemerosotan rohani;  angkatan cucu-cucu Yosua mulai menyimpang dari hukum Tuhan.  Mereka tidak lagi hidup seturut dengan kehendak Tuhan dan melakukan perzinahan rohani.  Tertulis:  "Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal Tuhan ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang Israel.  Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dan mereka beribadah kepada para Baal.  Mereka meninggalkan Tuhan, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, sehingga mereka menyakiti hati Tuhan." (Hakim-Hakim 2:10-12).

     Pertanyaannya: mengapa generasi Yosua dan anak-anak mereka hidup berkenan kepada Tuhan, namun pada generasi berikutnya yaitu angkatan cucu-cucu Yosua mulai hidup menyimpang dari kebenaran firman Tuhan, bahkan menyembah Baal?

Suatu tindakan yang menyakiti Tuhan.

Sunday, August 26, 2012

MELAYANI TUHAN DENGAN TULUS!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Agustus 2012 -

Baca:  1 Tesalonika 2:1-12

"juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus."  1 Tesalonika 2:6

Kata 'pelayanan' tidaklah asing di telinga setiap orang Kristen, bahkan hampir semua anak Tuhan kini sudah terlibat dalam pelayanan, tidak hanya melayani di gereja di mana mereka berjemaat, namun kini sudah melangkah ke luar menjangkau jiwa-jiwa yang tinggal di daerah-daerah:  desa terpencil, lereng pegunungan atau pedalaman.  Pertanyaannya:  apa yang menjadi motivasi kita sehingga kita rela berjerih lelah untuk pekerjaan Tuhan?  Melalui renungan ini kita diingatkan tentang motivasi kita dalam pelayanan, jangan sampai ada ambisi pribadi atau tendensi mencari pujian, hormat, popularitas, keuntungan untuk diri sendiri.  Jangan pula kita mengerjakan tugas pelayanan ini hanya sebatas aktivitas rohani atau rutinitas belaka.

     Mari kita belajar dan meneladani Rasul Paulus.  Melalui suratnya kepada jemaat di Tesalonika, Rasul Paulus menegaskan keberadaannya dalam melayani Tuhan.  ia menekankan kembali perihal motivasinya dalam melayani,  "...karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita." (ayat 4).  Jangan sampai kita melayani Tuhan hanya karena sungkan dengan bapak gembala atau hanya untuk menyenangkan manusia sehingga kita selalu bermulut manis atau berkata yang muluk-muluk.  Apa yang dilakukan Paulus?"  "...kami tidak pernah bermulut manis-hal itu kamu ketahui-dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi-Allah adalah saksi-" (ayat 5).  Hal ini jelas menunjukkan bahwa Rasul Paulus memiliki motivasi yang tulus dalam melayani:  tidak mempunyai maksud yang tidak murni, tidak ada tipu daya, bukan untuk menyukakan manusia.

     Mari harus berhati-hati dalam pelayanan, jangan sampai kita menyampaikan kebenaran Injil tapi kita memiliki motivasi atau ambisi yang tidak benar,  "Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia." (Kisah 24:16).  Dipercaya Tuhan untuk dapat melayaniNya dalam anugerah, maka segala pujian, hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan saja.

"Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil."  Yohanes 3:30