Sunday, August 26, 2012

MELAYANI TUHAN DENGAN TULUS!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Agustus 2012 -

Baca:  1 Tesalonika 2:1-12

"juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus."  1 Tesalonika 2:6

Kata 'pelayanan' tidaklah asing di telinga setiap orang Kristen, bahkan hampir semua anak Tuhan kini sudah terlibat dalam pelayanan, tidak hanya melayani di gereja di mana mereka berjemaat, namun kini sudah melangkah ke luar menjangkau jiwa-jiwa yang tinggal di daerah-daerah:  desa terpencil, lereng pegunungan atau pedalaman.  Pertanyaannya:  apa yang menjadi motivasi kita sehingga kita rela berjerih lelah untuk pekerjaan Tuhan?  Melalui renungan ini kita diingatkan tentang motivasi kita dalam pelayanan, jangan sampai ada ambisi pribadi atau tendensi mencari pujian, hormat, popularitas, keuntungan untuk diri sendiri.  Jangan pula kita mengerjakan tugas pelayanan ini hanya sebatas aktivitas rohani atau rutinitas belaka.

     Mari kita belajar dan meneladani Rasul Paulus.  Melalui suratnya kepada jemaat di Tesalonika, Rasul Paulus menegaskan keberadaannya dalam melayani Tuhan.  ia menekankan kembali perihal motivasinya dalam melayani,  "...karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita." (ayat 4).  Jangan sampai kita melayani Tuhan hanya karena sungkan dengan bapak gembala atau hanya untuk menyenangkan manusia sehingga kita selalu bermulut manis atau berkata yang muluk-muluk.  Apa yang dilakukan Paulus?"  "...kami tidak pernah bermulut manis-hal itu kamu ketahui-dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi-Allah adalah saksi-" (ayat 5).  Hal ini jelas menunjukkan bahwa Rasul Paulus memiliki motivasi yang tulus dalam melayani:  tidak mempunyai maksud yang tidak murni, tidak ada tipu daya, bukan untuk menyukakan manusia.

     Mari harus berhati-hati dalam pelayanan, jangan sampai kita menyampaikan kebenaran Injil tapi kita memiliki motivasi atau ambisi yang tidak benar,  "Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia." (Kisah 24:16).  Dipercaya Tuhan untuk dapat melayaniNya dalam anugerah, maka segala pujian, hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan saja.

"Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil."  Yohanes 3:30

Saturday, August 25, 2012

PENINGGIAN ITU DATANGNYA DARI TUHAN!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Agustus 2012 -

Baca:  Mazmur 75:1-11

"Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain."  Mazmur 75:7-8

Firman Tuhan hari ini mengajarkan kepada kita bahwa peninggian atau promosi bagi seseorang bukan dari timur, barat, laut, gunung dan juga bukan dari tempat lain datangnya, tetapi dari Tuhan.  Banyak orang menempuh segala cara untuk membuat dirinya berbeda, menonjol, dikenal, dihargai dan dihormati oleh orang lain.  Inilah yang disebut dengan ambisi.  Kata ambisi sendiri diserap dari bahasa Inggris 'ambition' dan berasal dari bahasa Latin 'ambitio' yang berarti hasrat besar seseorang terhadap kekuasaan, kehormatan, kemasyuran atau apa saja yang memberikan keunggulan dan keistimewaan;  keinginan seseorang untuk membedakan diri dari orang lain.  Ambisi bisa juga bisa diartikan usaha seseorang untuk memajukan diri.

     Tidaklah salah kita memiliki ambisi asal jalan yang kita tempuh untuk mewujudkan ambisi itu sesuai dengan kehendak Tuhan dan tidak menyimpang dari kebenaran.  Tetapi ambisi untuk meninggikan diri, mencari kedudukan dengan mempromosikan diri sendiri, atau mencari hormat dan pujian dari manusia adalah perbuatan yang dicela oleh Tuhan.  Korah mengangkat dirinya sendiri sebagai pemimpin dan mengajak orang-orang untuk memberontak melawan Musa, pemimpin yang dipilih oleh Tuhan.  Akhirnya perbuatan Korah ini menjadi bumerang bagi dirinya sendiri dan juga semua orang yang mengikuti dia (baca Bilangan 16).

     Suatu ketika ibu Yakobus dan Yohanes datang kepada Yesus dan meminta agar kedua anaknya beroleh kedudukan tinggi dalam Kerajaan Allah.  Bagaimana respons Yesus?  "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;" (Matius 20:26-27).  Sebagai orang percaya, terlebih-lebih yang sudah melayani Tuhan, kita tidak diperkenankan mencari kedudukan dan hormat bagi diri sendiri seperti yang dilakukan oleh orang-orang dunia.  Kita harus percaya sepenuhnya kepada Tuhan karena Dialah yang berkuasa untuk meninggikan atau merendahkan seseorang.

Jangan sampai ada motivasi terselubung di balik pelayanan kita!