Saturday, August 25, 2012

PENINGGIAN ITU DATANGNYA DARI TUHAN!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Agustus 2012 -

Baca:  Mazmur 75:1-11

"Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain."  Mazmur 75:7-8

Firman Tuhan hari ini mengajarkan kepada kita bahwa peninggian atau promosi bagi seseorang bukan dari timur, barat, laut, gunung dan juga bukan dari tempat lain datangnya, tetapi dari Tuhan.  Banyak orang menempuh segala cara untuk membuat dirinya berbeda, menonjol, dikenal, dihargai dan dihormati oleh orang lain.  Inilah yang disebut dengan ambisi.  Kata ambisi sendiri diserap dari bahasa Inggris 'ambition' dan berasal dari bahasa Latin 'ambitio' yang berarti hasrat besar seseorang terhadap kekuasaan, kehormatan, kemasyuran atau apa saja yang memberikan keunggulan dan keistimewaan;  keinginan seseorang untuk membedakan diri dari orang lain.  Ambisi bisa juga bisa diartikan usaha seseorang untuk memajukan diri.

     Tidaklah salah kita memiliki ambisi asal jalan yang kita tempuh untuk mewujudkan ambisi itu sesuai dengan kehendak Tuhan dan tidak menyimpang dari kebenaran.  Tetapi ambisi untuk meninggikan diri, mencari kedudukan dengan mempromosikan diri sendiri, atau mencari hormat dan pujian dari manusia adalah perbuatan yang dicela oleh Tuhan.  Korah mengangkat dirinya sendiri sebagai pemimpin dan mengajak orang-orang untuk memberontak melawan Musa, pemimpin yang dipilih oleh Tuhan.  Akhirnya perbuatan Korah ini menjadi bumerang bagi dirinya sendiri dan juga semua orang yang mengikuti dia (baca Bilangan 16).

     Suatu ketika ibu Yakobus dan Yohanes datang kepada Yesus dan meminta agar kedua anaknya beroleh kedudukan tinggi dalam Kerajaan Allah.  Bagaimana respons Yesus?  "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;" (Matius 20:26-27).  Sebagai orang percaya, terlebih-lebih yang sudah melayani Tuhan, kita tidak diperkenankan mencari kedudukan dan hormat bagi diri sendiri seperti yang dilakukan oleh orang-orang dunia.  Kita harus percaya sepenuhnya kepada Tuhan karena Dialah yang berkuasa untuk meninggikan atau merendahkan seseorang.

Jangan sampai ada motivasi terselubung di balik pelayanan kita!

Friday, August 24, 2012

PRAJURIT KRISTUS YANG TANGGUH (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Agustus 2012 -

Baca:  Filipi 1:27-30

"Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,"  Filipi 1:27

Sebagai komandan kita, Tuhan tau persis maksud dan tujuan dari perintah yang Ia berikan kepada kita.  Yang pasti perintahNya bukan untuk mencelakakan kita, tapi membawa kita kepada kemenangan demi kemenangan.  Jika kita fokus kepada perintah Tuhan dan percaya kepadaNya dengan sepenuh hati, kita akan dapat menyelesaikan misi yang Tuhan berikan bagi kita.  Karena itu kita harus hidup dalam kebenaran dan berkenan kepada Tuhan supaya kita menjadi prajurit yang baik di hadapanNya.

     2.  Disiplin berlatih.  Ada kata bijak dalam bahasa Inggris:  "Pratice makes perfect."  Artinya latihan membuat sempurna;  semakin banyak berlatih kita akan semakin disempurnakan, artinya kualitas kita akan meningkat.  Kedisiplinan rohani sangat penting bagi setiap anak Tuhan agar kita sanggup melawan musuh yaitu Iblis:  disiplin dalam hal bersaat teduh, ibadah dan juga pelayanan.  FirmanNya menasihatkan,  "Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:7b-8).  Kehidupan seorang prajurit tidak jauh berbeda dari olahragawan, hari-harinya dipenuhi dengan latihan dan latihan.  Tanpa kedisiplinan dalam berlatih kita pasti akan menjadi lemah, gagal dan tidak akan menjadi pemenang.  Sebaliknya jika kita terus melatih tubuh rohani kita dengan disiplin, tubuh rohani kita akan semakin kuat, tangguh dalam menghadapi lawan kita.  Jadi kita dituntut untuk hidup benar dan tidak serupa dengan dunia ini;  kedagingan kita harus benar-benar mati, dan itu sakit.

     Itulah panggilan Tuhan bagi kita sebagai prajurit-prajuritNya, harus ikut menderita demi Injil Kristus telah menderita untuk kita dan telah meninggalkan teladan bagi kita supaya kita mengikuti jejakNya (baca 1 Petrus 2:21).

Prajurit Kristus yang tangguh tidak akan pernah mengeluh saat menghadapi ujian dan tantangan, tapi tetap kuat dan akan tampil sebagai pemenang!