Thursday, August 16, 2012

PENGALAMAN ADALAH GURU TERBAIK

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Agustus 2012 -

Baca:  2 Samuel 12:1-25

"Lalu berkatalah Daud kepada Natan: 'Aku sudah berdosa kepada Tuhan.' Dan Natan berkata kepada Daud: 'Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.'"  2 Samuel 12:13

Setiap orang pernah melakukan kesalahan, namun hendaknya kita mampu memperbaiki kesalahan itu dan berusaha untuk tidak mengulanginya.  Jadikan itu sebagai pengalaman yang berharga karena pengalaman adalah guru yang terbaik.  Makna dari  "pengalaman adalah guru terbaik"  adalah adanya suatu kejadian atau peristiwa yang menimpa hidup kita di masa lalu, baik menyenangkan atau pun tidak menyenangkan, kemudian kita menjadikannya sebagai suatu pelajaran, peringatan dan motivasi yang berharga dalam menyikapi dan menentukan langkah perjalanan hidup kita selanjutnya.

     Ada pepatah mengatakan:  "Keledai akan terperosok ke lubang yang sama."  Jika kita tidak mau belajar dari pengalaman, suatu saat kita akan melakukan kesalahan yang sama bahkan mungkin lebih parah dari yang sebelumnya dan itu justru akan membawa kita kepada kehancuran.  Hal ini pernah terjadi dalam kehidupan raja Daud.  Ia jatuh dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba, padahal Batsyeba adalah isteri Uria, panglimanya sendiri  (baca 2 Samuel 11).  Apa yang dilakukan Daud ini adalah suatu kekejian di hadapan Tuhan, dan serapat-rapatnya Daud ini menyimpan dosa di depan manusia, di hadapan Tuhan semua itu terbuka jelas.  "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab."  (Ibrani 4:13).  Tuhan tidak tinggal diam sehingga Ia mengutus Natan untuk menegur dan memperingatkan Daud.  Akhirnya Daud menyesal dan Tuhan pun mengampuni kesalahannya, namun setiap dosa selalu membawa konsekuensi,  "...anak yang lahir bagimu itu akan mati."  (2 Samuel 12:14).

     Pengalaman Daud kiranya menjadi guru terbaik bagi kita sekalian, karena belajar dari pengalaman orang lain adalah cara yang paling mudah dan efisien.  Ingat!  Setiap perbuatan dosa selalu membawa dampak yang sangat mengerikan, oleh karena itu jangan main-main dengan dosa.

Segeralah bertobat, pasti Tuhan mengampuni dan memulikan keadaan kita!

Wednesday, August 15, 2012

DIPERCAYA TUHAN DAN SESAMA: Perkara Besar Terjadi!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Agustus 2012 -

Baca:  1 Tawarikh 17:16-27

"Ya Tuhan, oleh karena hamba-Mu ini dan menurut hati-Mu Engkau telah melakukan segala perkara yang besar ini dengan memberitahukan segala perkara yang besar itu."  1 Tawarikh 17:19

Bagaimana supaya kita bisa menjadi orang kepercayaan, baik di hadapan Tuhan dan juga manusia?  Supaya dapat menjadi orang kepercayaan, kita harus terlebih dahulu membuktikan diri bahwa kita ini layak dipercaya.  Ini berbicara tentang kesetiaan, ketekunan dan loyalitas!  Ada harga yang harus kita bayar!  Jika kita tidak setia, tidak tekun, tidak loyal dan tidak bersungguh-sungguh, bagaimana kita bisa dipercaya untuk hal-hal yang lebih besar.  Tuhan Yesus berkata,  "Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu."  (Yohanes 14:12a).  Abraham, Musa, Daud, Yosua, Rasul Paulus adalah beberapa dari sekian banyak tokoh Alkitab yang dipercaya Tuhan dan karenanya perkara-perkara yang besar dan dahsyat senantiasa mengikuti perjalanan hidup mereka.

     Jika Tuhan mempercayai kita, Ia juga akan menyertai, menguatkan, menolong dan memberikan kita kemampuan untuk mengerjakan segala perkara melalui kuasa Roh KudusNya dan menunjukkan jalan atau cara yang harus kita tempuh.  Sebagaimana  "Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel."  (Mazmur 103:7).  Ia juga memakai apa yang kita miliki, bukan dengan apa yang tidak kita miliki, sebagai modal dalam mewujudkan apa yang Ia percayakan.

     Haruslah selalu kita ingat bahwa jika kita dipercaya oleh Tuhan bukan karena kita hebat, semua semata-mata karena kemurahan dan anugerahNya atas kita.  Karena itu kita harus menangkap setiap kepercayaan yang ada dengan iman yang sungguh kepada Tuhan dan mengerjakannya dengan penuh ketaatan.  Jangan sekali-kali melepaskan setiap kepercayaan yang ada, peliharalah itu dengan baik, karena ada upah besar menanti!

"...aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan."  2 Timotius 1:12