Thursday, August 9, 2012

TUHAN: Pendengar dan Penolong Kita!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Agustus 2012 -

Baca:  Mazmur 142:1-8

"Aku mencurahkan keluhanku ke hadapan-Nya, kesesakanku kuberitahukan ke hadapan-Nya."  Mazmur 142:3

Ketika sedang tertimpa masalah yang rumit dan berbeban berat acapkali kita membutuhkan orang lain untuk berbagi, berkeluh-kesah, mengadu dan membagi beban hidup kita.  Kita mencurahkan segala unek-unek kita kepada hamba Tuhan, saudara seiman, teman atau sahabat sehingga hati kita terasa plong atau lega.  Namun ada pula yang enggan dan malu menceritakan masalah kita kepada orang lain, semua kita pendam sendiri dan akhirnya kita pun merasakan beban itu semakin berat untuk kita pikul.  Daud pun mengalaminya:  "Hatiku bergejolak dalam diriku, menyala seperti api, ketika aku berkeluh kesah; aku berbicara dengan lidahku:"  (Mazmur 39:4). 

     Sebagai orang percaya kita patut bersyukur karena kita memiliki Tuhan yang begitu peduli dengan keberadaan kita, bahkan Dia bersedia menjadi tempat untuk kita mencurahkan isi hati, mengadu dan mengeluh.  Tuhan Yesus berkata,  "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."  (Matius 11:28).  Di dalam Yesaya 25:4 dikatakan,  "Sebab Engkau menjadi tempat pengungsian bagi orang lemah, tempat pengungsian bagi orang miskin dalam kesesakannya,"  Karena itu, seberat apa pun permasalahan yang kita alami bawalah kepada Tuhan dan curahkan segala isi hati Saudara kepadaNya.  Dia tidak hanya siap menjadi Pendengar keluhan kita, tapi juga sebagai Penolong yang sejati, karena  "Sesungguhnya, tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;"  (Yesaya 59:1).

     Jika ada saudara seiman yang sedang berbeban berat dan membutuhkan tempat untuk berkeluh-kesah, kita pun tidak boleh tinggal diam.  Tuhan memberikan tugas dan tanggung jawab kepada kita untuk memperhatikan, menopang, menolong dan menguatkan mereka.  Kita harus mau memberikan diri, waktu, tenaga dan telinga untuk mendengar keluh-kesah mereka, dan itu sungguh sangat berarti bagi mereka.

"Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui."  Yeremia 33:3

Wednesday, August 8, 2012

TERCATAT DALAM BUKU KEHIDUPAN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Agustus 2012 -

Baca:  Filipi 4:1-9

"Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan."  Filipi 4:3b

Alangkah tragisnya hidup ini, jika ternyata nama kita kelak tidak tercatat dalam kitab kehidupan, apalagi saat ini nanti kita sudah tidak bisa memperbaiki keadaan.  Kita patut bersyukur bila saat ini diingatkan.

     Tidak perlu takut dan putus asa, justru hal ini menjadi pendorong bagi kita untuk mempersiapkan diri.  Mumpung masih ada kesempatan marilah melakukan yang terbaik supaya nama kita juga tertulis pada kitab kehidupan itu.  Jadi,  "Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.  Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.  Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang."  (Kolose 3:23-25).

     Inilah langkah agar nama kita tercatat dalam kitab kehidupan:  1.  Percaya kepada Yesus Kristus.  "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan."  (Roma 10:9).  Percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah langkah awal agar nama kita tercatat dalam kitab kehidupan, karena  "...keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."  (Kisah 4:12).  Pemilik kitab kehidupan itu adalah Tuhan Yesus sendiri karena kitab kehidupan itu juga disebut kitab kehidupan dari Anak Domba, yang adalah nama lain Tuhan Yesus Kristus.  Jadi Ialah yang menentukan siapa saja yang layak dicatat di buku itu.  2.  Menjadi pelaku firman dan hidup menurut pimpinan Roh Kudus.  Percaya saja tidak cukup, tapi kita juga harus hidup dalam kebenaran dan menanggalkan 'manusia lama' kita.  Dengan karunia dan talenta yang ada mari persembahkan hidup kita untuk melayani Tuhan sampai akhir hidup kita. 

Jerih lelah melayani Tuhan dan mempertahankan hidup tidak bercela tidak akan sia-sia karena nama kita akan tertulis dalam kitab kehidupan!