Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Agustus 2012 -
Baca: Wahyu 20:11-15
"Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu." Wahyu 20:15
Seringkali kita bertanya dalam hati mengapa orang-orang di luar Tuhan sepertinya hidup mujur tanpa masalah meski mereka hidup tidak sesuai dengan firman Tuhan (hidup dalam daging dan mengumbar hawa nafsu); sedangkan perjuangan kita setiap hari untuk hidup dalam kebenaran, menabur kebaikan, setia melayani Tuhan rasa-rasanya tidak ada hasil alias sia-sia. Hal ini juga pernah dirasakan oleh pemazmur yang berkata, "Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah. Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi." (Mazmur 73:13-14). Namun kita diingatkan: "Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang;" (Mazmur 37:1).
Sesungguhnya tidak ada kata sia-sia kita hidup dalam kebenaran; karena segala sesuatu yang kita yang lakukan untuk Tuhan dan juga sesama ada di bawah pengawasan Tuhan, secara mendetail dicatat dan diperhitungkan oleh Tuhan. Secara terperinci Tuhan mencatatnya dalam sebuah buku yang disebut dengan kitab kehidupan. Tertulis: "Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan
takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain,
yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan
mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu." (Wahyu 20:12). Bukan saja dicatat di dalam kitab kehidupan, namun segala perbuatan yang kita lakukan di bumi ini juga akan mendapat upah dan pahala yang setimpal. Kepada jemaat di Galatia, Rasul Paulus juga mengingatkan bahwa "...apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan
dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai
hidup yang kekal dari Roh itu." (Galatia 6:7b-8).
Oleh karena itu, selama kita masih hidup di dunia ini dan memiliki banyak kesempatan, "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah." (Galatia 6:9).
Jangan tunda-tunda waktu lagi sebelum semuanya terlambat dan nasi menjadi bubur, karena waktu terus berjalan maju dan kita tidak memutarnya kembali.
Tuesday, August 7, 2012
Monday, August 6, 2012
PERCAYALAH KEPADA TUHAN!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Agustus 2012 -
Baca: Mazmur 62:1-13
"Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita." Mazmur 62:9
Meski telah menyandang status sebagai orang percaya masih ada juga orang Kristen yang tidak memiliki iman dan percaya yang total kepada Tuhan. Mereka lebih cenderung mengandalkan uang, harta, kekayaan, kepintaran dan kekuatan sendiri. Tuhan tidak menjadi yang utama dalam hidupnya. Mereka berpikir bahwa dengan memiliki uang mereka dapat membeli segalanya. Benarkah? Memang dalam hidup ini kita membutuhkan uang, tapi uang bukanlah segala-galanya karena uang tidak sepenuhnya dapat menyelesaikan masalah. Dapatkah keselamatan, kebahagiaan, ketentraman, sukacita, damai sejahtera atau kesehatan kita beli dengan uang?
Pembacaan firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa untuk mendapatkan kebahagiaan hidup yang sejati dan beroleh pertolongan di segala keadaan tidak ada jalan lain selain harus percaya kepada Tuhan. Artinya kita memiliki penyerahan penuh kepada Tuhan karena Dialah pemegang kendali hidup kita. Hidup kita ini hanya ditentukan oleh perkataan Tuhan dan kuasaNya. Karena itu dalam segala perkara kita harus berserah kepada kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan adalah yang terbaik bagi kita. "Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya." (Amsal 16:9). Jika Tuhan yang berkehendak, siapa yang dapat menahannya? Dengan tegas Tuhan mengatakan, "Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan," (Yesaya 46:10). Tapi mengapa masih ada orang Kristen yang ragu dan tidak percaya kepada Tuhan? Dalam menghadapi persoalan yang rumit kita malah lari mencari pertolongan secara instan kepada manusia.
Alkitab mengatakan, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!" (Yeremia 17:5). Percaya kepada Tuhan berarti membawa segala sesuatu kepadaNya dalam doa. Tuhan berkata, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." (Matius 7:7).
Tidak ada pilihan selain percaya saja kepada Tuhan karena bagi Dia tidak ada perkara yang mustahil.
Baca: Mazmur 62:1-13
"Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita." Mazmur 62:9
Meski telah menyandang status sebagai orang percaya masih ada juga orang Kristen yang tidak memiliki iman dan percaya yang total kepada Tuhan. Mereka lebih cenderung mengandalkan uang, harta, kekayaan, kepintaran dan kekuatan sendiri. Tuhan tidak menjadi yang utama dalam hidupnya. Mereka berpikir bahwa dengan memiliki uang mereka dapat membeli segalanya. Benarkah? Memang dalam hidup ini kita membutuhkan uang, tapi uang bukanlah segala-galanya karena uang tidak sepenuhnya dapat menyelesaikan masalah. Dapatkah keselamatan, kebahagiaan, ketentraman, sukacita, damai sejahtera atau kesehatan kita beli dengan uang?
Pembacaan firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa untuk mendapatkan kebahagiaan hidup yang sejati dan beroleh pertolongan di segala keadaan tidak ada jalan lain selain harus percaya kepada Tuhan. Artinya kita memiliki penyerahan penuh kepada Tuhan karena Dialah pemegang kendali hidup kita. Hidup kita ini hanya ditentukan oleh perkataan Tuhan dan kuasaNya. Karena itu dalam segala perkara kita harus berserah kepada kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan adalah yang terbaik bagi kita. "Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya." (Amsal 16:9). Jika Tuhan yang berkehendak, siapa yang dapat menahannya? Dengan tegas Tuhan mengatakan, "Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan," (Yesaya 46:10). Tapi mengapa masih ada orang Kristen yang ragu dan tidak percaya kepada Tuhan? Dalam menghadapi persoalan yang rumit kita malah lari mencari pertolongan secara instan kepada manusia.
Alkitab mengatakan, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!" (Yeremia 17:5). Percaya kepada Tuhan berarti membawa segala sesuatu kepadaNya dalam doa. Tuhan berkata, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." (Matius 7:7).
Tidak ada pilihan selain percaya saja kepada Tuhan karena bagi Dia tidak ada perkara yang mustahil.
Subscribe to:
Posts (Atom)