Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Agustus 2012 -
Baca: Efesus 6:10-20
"Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;" Efesus 6:11
Kehidupan orang percaya tak lepas dari peperangan. Melawan siapa? Apakah melawan mertua yang galak, tetangga yang sok usik, atasan yang bawel, rekan sepelayanan yang jadi saingan terberat? Bukan. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa "...karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan
pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan
penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (ayat 12). Iblislah yang harus kita perangi! Karena ia selalu ingin menghancurkan kehidupan anak-anak Tuhan: "Pencuri (Iblis - Red.) datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;" (Yohanes 10:10a). Iblis selalu mengincar kelemahan dan kelengahan orng percaya, dengan "...berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8).
Iblis sangat benci terhadap orang Kristen yang rajin beribadah, tekun berdoa, tekun membaca Alkitab dan aktif dalam pelayanan pekerjaan Tuhan. Karena itu ia selalu berusaha menjauhkan kita dari kasih karunia Tuhan dengan menebarkan ketakutan, kekuatiran, kekecewaan, kepahitan, kebencian, putus asa dan hal-hal negatif lainnya yang membuat kita makin ragu dan tidak percaya akan kuasa firman Tuhan. Menghadapi pekerjaan Iblis ini kita tidak boleh tinggal diam, apalagi menyerah kalah, karena "...Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia." (1 Yohanes 4:4b) dan "...Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7).
Kepada jemaat di Efesus, Rasul Paulus memberikan kunci untuk bisa menang melawan Iblis: kita harus mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah sebagai pertahanan (ayat 11) dan pada saat yang tepat kita juga harus bertindak aktif untuk menyerang (ayat 13). Di akhir zaman ini Iblis tidak asal-asalan dalam menyerang kehidupan orang percaya, justru ia akan menghimpun kekuatan yang berlipat-lipat dan semakin giat dengan menerapkan 1001 macam cara.
"Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" 1 Korintus 10:12
Friday, August 3, 2012
Thursday, August 2, 2012
TUHAN SANGGUP: Mengubah Pahit Menjadi Manis (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Agustus 2012 -
Baca: Keluaran 15:22-27
"Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu." Keluaran 15:27
Berapa banyak dari kita yang tidak sabar menantikan pertolongan Tuhan sehingga yang keluar dari mulut kita hanyalah omelan dan persungutan, "Mengapa Tuhan membiarkan aku dalam kesulitan? Mengapa Tuhan tidak segera menolongku?" Kita tidak tahan dan gampang putus asa ketika situasi dan kondisi yang tidak menyenangkan atau menyesakkan terjadi. Sebagai orang percaya tidak seharusnya kita bersikap demikian. Mari belajar seperti Musa yang bertindak dengan benar dan tetap bisa menjaga hati saat masalah datang.
Musa tidak menyalahkan Tuhan atau lari dari masalah tapi ia datang kepada Tuhan, berdoa dengan sepenuh hati dan berharap kepadaNya saja karena ia percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan perbuatan-perbuatan yang dahsyat dan ajaib. Tatkala menyeberangi laut Teberau Musa diperintahkan Tuhan mengulurkan tangannya ke atas laut, maka terkuaklah "...air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka." (Keluaran 14:21-22). Musa pun percaya bahwa tidaklah terlalu sulit bagi Tuhan untuk mengubah air yang pahit menjadi manis.
Sepahit apa pun masalah yang kita alami: sakit-penyakit, masalah keuangan, masalah keluarga dan sebagainya, berhentilah bersungut-sungut. Sebaliknya, tetaplah bertahan dan bersabar menantikan pertolongan dari Tuhan, karena "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya," (Pengkotbah 3:11a) dan milikilah keyakinan seperti rasul Paulus yang sanggup berkata, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13). Ketika Musa percaya kepada Tuhan, apa yang disediakan Tuhan jauh melebihi apa yang terpikirkan; saat tiba di Elim, di sana terdapat dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma!
"Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui." Yeremia 33:3
Baca: Keluaran 15:22-27
"Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu." Keluaran 15:27
Berapa banyak dari kita yang tidak sabar menantikan pertolongan Tuhan sehingga yang keluar dari mulut kita hanyalah omelan dan persungutan, "Mengapa Tuhan membiarkan aku dalam kesulitan? Mengapa Tuhan tidak segera menolongku?" Kita tidak tahan dan gampang putus asa ketika situasi dan kondisi yang tidak menyenangkan atau menyesakkan terjadi. Sebagai orang percaya tidak seharusnya kita bersikap demikian. Mari belajar seperti Musa yang bertindak dengan benar dan tetap bisa menjaga hati saat masalah datang.
Musa tidak menyalahkan Tuhan atau lari dari masalah tapi ia datang kepada Tuhan, berdoa dengan sepenuh hati dan berharap kepadaNya saja karena ia percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan perbuatan-perbuatan yang dahsyat dan ajaib. Tatkala menyeberangi laut Teberau Musa diperintahkan Tuhan mengulurkan tangannya ke atas laut, maka terkuaklah "...air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka." (Keluaran 14:21-22). Musa pun percaya bahwa tidaklah terlalu sulit bagi Tuhan untuk mengubah air yang pahit menjadi manis.
Sepahit apa pun masalah yang kita alami: sakit-penyakit, masalah keuangan, masalah keluarga dan sebagainya, berhentilah bersungut-sungut. Sebaliknya, tetaplah bertahan dan bersabar menantikan pertolongan dari Tuhan, karena "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya," (Pengkotbah 3:11a) dan milikilah keyakinan seperti rasul Paulus yang sanggup berkata, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13). Ketika Musa percaya kepada Tuhan, apa yang disediakan Tuhan jauh melebihi apa yang terpikirkan; saat tiba di Elim, di sana terdapat dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma!
"Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui." Yeremia 33:3
Subscribe to:
Posts (Atom)