Thursday, August 2, 2012

TUHAN SANGGUP: Mengubah Pahit Menjadi Manis (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Agustus 2012 -

Baca:  Keluaran 15:22-27

"Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu."  Keluaran 15:27

Berapa banyak dari kita yang tidak sabar menantikan pertolongan Tuhan sehingga yang keluar dari mulut kita hanyalah omelan dan persungutan,  "Mengapa Tuhan membiarkan aku dalam kesulitan?  Mengapa Tuhan tidak segera menolongku?"  Kita tidak tahan dan gampang putus asa ketika situasi dan kondisi yang tidak menyenangkan atau menyesakkan terjadi.  Sebagai orang percaya tidak seharusnya kita bersikap demikian.  Mari belajar seperti Musa yang bertindak dengan benar dan tetap bisa menjaga hati saat masalah datang.

     Musa tidak menyalahkan Tuhan atau lari dari masalah tapi ia datang kepada Tuhan, berdoa dengan sepenuh hati dan berharap kepadaNya saja karena ia percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan perbuatan-perbuatan yang dahsyat dan ajaib.  Tatkala menyeberangi laut Teberau Musa diperintahkan Tuhan mengulurkan tangannya ke atas laut, maka terkuaklah  "...air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.  Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka."  (Keluaran 14:21-22).  Musa pun percaya bahwa tidaklah terlalu sulit bagi Tuhan untuk mengubah air yang pahit menjadi manis.

     Sepahit apa pun masalah yang kita alami:  sakit-penyakit, masalah keuangan, masalah keluarga dan sebagainya, berhentilah bersungut-sungut.  Sebaliknya, tetaplah bertahan dan bersabar menantikan pertolongan dari Tuhan, karena  "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,"  (Pengkotbah 3:11a) dan milikilah keyakinan seperti rasul Paulus yang sanggup berkata,  "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."  (Filipi 4:13).  Ketika Musa percaya kepada Tuhan, apa yang disediakan Tuhan jauh melebihi apa yang terpikirkan;  saat tiba di Elim, di sana terdapat dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma!

"Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui."  Yeremia 33:3

Wednesday, August 1, 2012

TUHAN SANGGUP: Mengubah Pahit Menjadi Manis (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Agustus 2012 -

Baca:  Keluaran 15:22-27

"Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara."  Keluaran 15:23

Perjalanan kekristenan kita tidak selamanya berjalan mulus tanpa pencobaan, masalah, ujian dan tantangan.  Adakalanya kita harus melewati jalan yang penuh kerikil, berbatu, terjal, curam, berliku.  Pengalaman hidup yang manis dan pahit pun harus kita rasakan.

     Ketahuilah satu hal ini:  "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya."  (1 Korintus 10:13).  Pengalaman ini juga dialami oleh bangsa Israel,  "...tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air.  Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya."  (Keluaran 15:22b-23a).  Kita bisa bayangkan rasa pahit itu bagaimana, suatu rasa yang tidak enak seperti rasa empedu, suatu gambaran dari kesukaran dan kesesakan.  Tentunya itu berbeda dari rasa manis seperti gula dan madu yang menggambarkan suatu kehidupan yang menyenangkan dan indah.

     Bagaimana sikap hati kita tatkala dihadapkan pada yang 'pahit' ini?  Tetapkah kita bisa mengucap syukur atau berlaku seperti bangsa Israel yang tak berhenti untuk bersungut-sungut dengan berkata,  "Apakah yang akan kami minum?"  (Keluaran 15:24).  Bangsa Israel lupa begitu saja dengan pertolongan-pertolongan Tuhan di waktu-waktu sebelumnya.  Mengeluh, mengomel dan bersungut-sungut adalah tanda ketidakpercayaan mereka terhadap kuasa Tuhan.  Tetapi Musa sama sekali tidak terpengaruh oleh persungutan mereka dan tetap berharap kepada Tuhan.  Ketika ia berseru-seru kepada Tuhan, Tuhan memberikan jalan ke luar dengan menunjukkan kepadanya sepotong kayu, lalu  "...Musa melemparkan kayu itu ke dalam air;  lalu air itu menjadi manis."  (Keluaran 15:25a).  Oleh pertolongan Tuhan air yang pahit itu berubah menjadi manis dan mereka pun dapat meminum air itu.

Asal kita percaya kepada Tuhan tidak ada perkara yang mustahil, dan perkara besar pasti terjadi karena Dia Mahakuasa!