Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Agustus 2012 -
Baca: Keluaran 15:22-27
"Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di
Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu
Mara." Keluaran 15:23
Perjalanan kekristenan kita tidak selamanya berjalan mulus tanpa pencobaan, masalah, ujian dan tantangan. Adakalanya kita harus melewati jalan yang penuh kerikil, berbatu, terjal, curam, berliku. Pengalaman hidup yang manis dan pahit pun harus kita rasakan.
Ketahuilah satu hal ini: "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang
tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia
tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu
dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat
menanggungnya." (1 Korintus 10:13). Pengalaman ini juga dialami oleh bangsa Israel, "...tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air. Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya." (Keluaran 15:22b-23a). Kita bisa bayangkan rasa pahit itu bagaimana, suatu rasa yang tidak enak seperti rasa empedu, suatu gambaran dari kesukaran dan kesesakan. Tentunya itu berbeda dari rasa manis seperti gula dan madu yang menggambarkan suatu kehidupan yang menyenangkan dan indah.
Bagaimana sikap hati kita tatkala dihadapkan pada yang 'pahit' ini? Tetapkah kita bisa mengucap syukur atau berlaku seperti bangsa Israel yang tak berhenti untuk bersungut-sungut dengan berkata, "Apakah yang akan kami minum?" (Keluaran 15:24). Bangsa Israel lupa begitu saja dengan pertolongan-pertolongan Tuhan di waktu-waktu sebelumnya. Mengeluh, mengomel dan bersungut-sungut adalah tanda ketidakpercayaan mereka terhadap kuasa Tuhan. Tetapi Musa sama sekali tidak terpengaruh oleh persungutan mereka dan tetap berharap kepada Tuhan. Ketika ia berseru-seru kepada Tuhan, Tuhan memberikan jalan ke luar dengan menunjukkan kepadanya sepotong kayu, lalu "...Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis." (Keluaran 15:25a). Oleh pertolongan Tuhan air yang pahit itu berubah menjadi manis dan mereka pun dapat meminum air itu.
Asal kita percaya kepada Tuhan tidak ada perkara yang mustahil, dan perkara besar pasti terjadi karena Dia Mahakuasa!
Wednesday, August 1, 2012
Tuesday, July 31, 2012
KESUNGGUHAN RAJA ASA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Juli 2012 -
Baca: 2 Tawarikh 15:1-19
"Bilamana kamu mencari-Nya, Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkan-Nya, kamu akan ditinggalkan-Nya." 2 Tawarikh 15:2c
Sudah menjadi sifat manusia bila sedang dalam masalah dan kesesakan baru ingat kepada Tuhan.
Suatu ketika bangsa Israel sedang berada dalam kesulitan yang hebat. Kekacauan terjadi di mana-mana, "Bangsa menghancurkan bangsa, kota menghancurkan kota," (ayat 6a). Mengapa hal ini bisa terjadi? Itu semua karena kesalahan dari bangsa Israel sendiri sehingga "...Allah mengacaukan mereka dengan berbagai-bagai kesesakan." (ayat 6b). Mereka menjalani kehidupan yang menyimpang dari kebenaran firman Tuhan: menyembah kepada dewa-dewa dan patung. Untunglah keadaan itu tidak berlarut-larut. Raja Asa segera sadar setelah menerima tegoran dari Azarya bin Oded. Raja Asa dan rakyatnya tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Tuhan untuk bertobat, sehingga "...dalam kesesakan mereka berbalik kepada Tuhan, Allah orang Israel. Mereka mencari-Nya, dan Ia berkenan ditemui oleh mereka." (ayat 4). Tidak hanya itu, raja pun Asa memerintahkan rakyatnya untuk "...menyingkirkan dewa-dewa kejijikan dari seluruh tanah Yehuda dan Benyamin dan dari kota-kota yang direbutnya di pegunungan Efraim. Ia membaharui mezbah Tuhan yang ada di depan balai Bait Suci Tuhan." (ayat 8). Melihat kesungguhan mereka untuk berbalik ke jalan yang benar hati Tuhan pun tergerak untuk menolong dan memulihkan keadaan bangsa Israel. Kalau kita memiliki kemauan keras untuk mencapai sesuatu kita akan mendapatkannya, bahkan segala tantangan dan hambatan akan mampu kita lewati. Bila kita memiliki kesungguhan hati untuk mencari Tuhan kita pun akan menemukan Dia. Karena kesungguhannya mencari Tuhan, maka "Tidak ada perang sampai pada tahun ketiga puluh lima pemerintahan Asa." (2 Tawarikh 15:19).
Jika saat ini kita sedang dalam pergumulan yang berat, datang kepada Tuhan Yesus, Ia akan segera menolong dan memulihkan asal kita datang kepadaNya dengan kesungguhan hati.
Jika saat ini kita jauh dari jalan Tuhan, datang kepadaNya dan segeralah bertobat karena tanganNya sealu terbuka untuk kita, hidup kita pasti dipulihkan!
Baca: 2 Tawarikh 15:1-19
"Bilamana kamu mencari-Nya, Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkan-Nya, kamu akan ditinggalkan-Nya." 2 Tawarikh 15:2c
Sudah menjadi sifat manusia bila sedang dalam masalah dan kesesakan baru ingat kepada Tuhan.
Suatu ketika bangsa Israel sedang berada dalam kesulitan yang hebat. Kekacauan terjadi di mana-mana, "Bangsa menghancurkan bangsa, kota menghancurkan kota," (ayat 6a). Mengapa hal ini bisa terjadi? Itu semua karena kesalahan dari bangsa Israel sendiri sehingga "...Allah mengacaukan mereka dengan berbagai-bagai kesesakan." (ayat 6b). Mereka menjalani kehidupan yang menyimpang dari kebenaran firman Tuhan: menyembah kepada dewa-dewa dan patung. Untunglah keadaan itu tidak berlarut-larut. Raja Asa segera sadar setelah menerima tegoran dari Azarya bin Oded. Raja Asa dan rakyatnya tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Tuhan untuk bertobat, sehingga "...dalam kesesakan mereka berbalik kepada Tuhan, Allah orang Israel. Mereka mencari-Nya, dan Ia berkenan ditemui oleh mereka." (ayat 4). Tidak hanya itu, raja pun Asa memerintahkan rakyatnya untuk "...menyingkirkan dewa-dewa kejijikan dari seluruh tanah Yehuda dan Benyamin dan dari kota-kota yang direbutnya di pegunungan Efraim. Ia membaharui mezbah Tuhan yang ada di depan balai Bait Suci Tuhan." (ayat 8). Melihat kesungguhan mereka untuk berbalik ke jalan yang benar hati Tuhan pun tergerak untuk menolong dan memulihkan keadaan bangsa Israel. Kalau kita memiliki kemauan keras untuk mencapai sesuatu kita akan mendapatkannya, bahkan segala tantangan dan hambatan akan mampu kita lewati. Bila kita memiliki kesungguhan hati untuk mencari Tuhan kita pun akan menemukan Dia. Karena kesungguhannya mencari Tuhan, maka "Tidak ada perang sampai pada tahun ketiga puluh lima pemerintahan Asa." (2 Tawarikh 15:19).
Jika saat ini kita sedang dalam pergumulan yang berat, datang kepada Tuhan Yesus, Ia akan segera menolong dan memulihkan asal kita datang kepadaNya dengan kesungguhan hati.
Jika saat ini kita jauh dari jalan Tuhan, datang kepadaNya dan segeralah bertobat karena tanganNya sealu terbuka untuk kita, hidup kita pasti dipulihkan!
Subscribe to:
Posts (Atom)