Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Juli 2012 -
Baca: Galatia 6:1-10
"Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus." Galatia 6:2
Berbuat baik seperti orang menabur benih. Pada saatnya ia akan menuai, tidak akan hilang. Suatu saat ia akan mendapatkannya kembali asal tidak jemu-jemu melakukannya.
Setiap perbuatan baik yang kita lakukan kepada orang lain selalu ada upahnya. Memang saat menabur kita tidak langsung menuai, semua ada waktnya. Kalau tidak menuai semasa hidup, kita akan mendapatkannya nanti di sorga. Ingat, keturunan kita pun juga akan menuai dari apa yang telah kita perbuat bagi sesama. Karena itu selama masih hidup di dunia ini banyak-banyaklah berbuat baik. "Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." (2 Korintus 9:6).
Siapa yang perlu kita tolong? Kita perlu menolong orang lain tanpa melihat warna kulit, keturunan, pendidikan, agama dan latar belakang hidupnya. Tanpa juga melihat apakah orang yang kita tolong itu akan membalas balik perbuatan baik kita atau tidak. Namun Alkitab dengan tegas menasihatkan bahwa yang perlu kita tolong terlebih dahulu adalah saudara seiman: "Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat
baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman." (Galatia 6:10). Terlebih utama lagi kita harus memperhatikan dan menolong mereka yang mengajar kita tentang firman Tuhan, yang telah membimbing dan menuntun kita kepada kebenaran: para hamba Tuhan, penginjil, pelayan Tuhan: "Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala
sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu." (Galatia 6:6). Kita dapat menolong para hamba Tuhan itu bukan saja dalam bentuk uang atau materi, tetapi juga rasa hormat dan menjunjung mereka dalam kasih (baca 1 Tesalonika 5:12-13). Karena itu kita harus berusaha mencukupkan kebutuhan para hamba Tuhan yang bekerja di ladang Tuhan seperti yang diperbuat oleh jemaat di Makedonia (baca 2 Korintus 11:9). Ingat, segala pengorbanan yang kita lakukan untuk mereka itu tidak akan pernah sia-sia!
"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah." Galatia 6:9
Monday, July 30, 2012
Sunday, July 29, 2012
KESABARAN TUHAN TERHADAP ORANG BERDOSA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Juli 2012 -
Baca: Yohanes 8:1-11
"Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." Yohanes 8:11
Saat ini dunia benar-benar telah berada di penghujung zaman. Dalam suratnya kepada Timotius, Rasul Paulus dengan sangat jelas menyatakan tentang keadaan manusia pada akhir zaman, di antaranya: akan mencintai dirinya sendiri, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, tidak dapat mengekang diri, garang (baca 2 Timotius 3:1-4), dan ini benar-benar terjadi di sekitar kita. Sering kita lihat di TV orang-orang tidak segan main hakim sendiri menganiaya pelaku kejahatan, bahkan sampai membakarnya hidup-hidup. Belas kasihan benar-benar sudah tidak ada lagi.
Selama pelayanan di bumi Tuhan Yesus tidak pernah berhenti melayani jiwa-jiwa; kasihNya, kebaikanNya dan kemurahanNya terhadap orang-orang begitu luar biasa, tanpa pandang bulu. Orang-orang yang sakit, buta, lumpuh disembuhkan, bahkan Lazarus yang sudah mati selama 4 hari dibangkitkanNya. Namun adakalanya Yesus mengeluarkan kata-kata pedas untuk menguji iman dan kesungguhan mereka seperti yang Ia katakan kepada perempuan Kanaan, "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." (Matius 15:26).
Hati Yesus penuh kasih dan belas kasihan, tak terkecuali terhadap orang berdosa. Suatu ketika ada seorang wanita yang tertangkap basah berbuat zinah. Oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi wanita itu dibawa kepada Yesus dengan tujuan meminta persetujuanNya untuk menghukumnya. Apa tindakan Yesus? Mengijinkan orang-orang untuk main hakim sendiri? Tidak, Yesus tidak menuruti permintaan orang-orang itu, bahkan Ia menantang mereka, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yohanes 8:7). Akhirnya tak satu pun dari mereka berani menghakimi wanita itu. Tuhan Yesus menunjukkan kesabaranNya terhadap orang berdosa dengan tujuan memberi kesempatan kepada mereka untuk bertobat. Karena itu jangan menghakimi orang lain!
"Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum." (Yesaya 42:3).
Baca: Yohanes 8:1-11
"Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." Yohanes 8:11
Saat ini dunia benar-benar telah berada di penghujung zaman. Dalam suratnya kepada Timotius, Rasul Paulus dengan sangat jelas menyatakan tentang keadaan manusia pada akhir zaman, di antaranya: akan mencintai dirinya sendiri, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, tidak dapat mengekang diri, garang (baca 2 Timotius 3:1-4), dan ini benar-benar terjadi di sekitar kita. Sering kita lihat di TV orang-orang tidak segan main hakim sendiri menganiaya pelaku kejahatan, bahkan sampai membakarnya hidup-hidup. Belas kasihan benar-benar sudah tidak ada lagi.
Selama pelayanan di bumi Tuhan Yesus tidak pernah berhenti melayani jiwa-jiwa; kasihNya, kebaikanNya dan kemurahanNya terhadap orang-orang begitu luar biasa, tanpa pandang bulu. Orang-orang yang sakit, buta, lumpuh disembuhkan, bahkan Lazarus yang sudah mati selama 4 hari dibangkitkanNya. Namun adakalanya Yesus mengeluarkan kata-kata pedas untuk menguji iman dan kesungguhan mereka seperti yang Ia katakan kepada perempuan Kanaan, "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." (Matius 15:26).
Hati Yesus penuh kasih dan belas kasihan, tak terkecuali terhadap orang berdosa. Suatu ketika ada seorang wanita yang tertangkap basah berbuat zinah. Oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi wanita itu dibawa kepada Yesus dengan tujuan meminta persetujuanNya untuk menghukumnya. Apa tindakan Yesus? Mengijinkan orang-orang untuk main hakim sendiri? Tidak, Yesus tidak menuruti permintaan orang-orang itu, bahkan Ia menantang mereka, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yohanes 8:7). Akhirnya tak satu pun dari mereka berani menghakimi wanita itu. Tuhan Yesus menunjukkan kesabaranNya terhadap orang berdosa dengan tujuan memberi kesempatan kepada mereka untuk bertobat. Karena itu jangan menghakimi orang lain!
"Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum." (Yesaya 42:3).
Subscribe to:
Posts (Atom)