Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Juli 2012 -
Baca: 1 Tesalonika 5:23-28
"Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh,
jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada
kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita." 1 Tesalonika 5:23
Setiap hamba Tuhan pasti hatinya sangat sedih jika melihat gereja yang dilayaninya tampak lengang, jemaatnya sangat sedikit dan hanya bangku kosong di jam-jam ibadah. Yah dirindukan dan diharapkan setiap hamba Tuhan, khususnya gembala sidang, adalah gerejanya terus mengalami pertumbuhan, bukan hanya kuantitas tapi juga kualitas jemaatnya. Kita pun selaku jemaat pasti sangat berharap gereja tempat kita beribadah berkembang pesat, bukan adem ayem saja dan stagnan. Apalagi Tuhan Yesus yang adalah Kepala Gereja pasti sangat menginginkan gerejaNya makin hari makin bertumbuh sehingga banyak jiwa-jiwa diselamatkan dan dimenangkan untuk Kerajaan Allah.
Bagaimana supaya gereja dapat bertumbuh? Ada beberapa hal yang penting yang harus kita perhatikan supaya gereja kita bertumbuh yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika, "Saudara-saudara, doakanlah kami." (1 Tesalonika 5:25). Kunci pertama adalah doa. Gereja yang bertumbuh adalah gereja yang berdoa. Doa adalah nafas hidup orang percaya, artinya tanpa doa kita akan mengalami kematian rohani. Gereja yang meremehkan kuasa doa lambat laun akan mati. Hanya melalui doa, gereja beroleh kuasa dan kekuatan menghadapi setiap tantangan. Sehebat apa pun program tanpa disertai doa pasti tidak akan berdampak. Gereja mula-mula bertumbuh begitu cepat karena senantiasa bertekun di dalam doa. "Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa." (Kisah 2:42b), sehingga "...tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan." (Kisah 2:47b).
Karena itu Rasul Paulus menasihatkan, "Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan
berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak
putus-putusnya untuk segala orang Kudus." (Efesus 6:18b), dan Yakobus menegaskan, "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b).
Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan bahwa "Rumah-Ku akan disebut rumah doa." (Matius 21:13a).
Thursday, July 26, 2012
Wednesday, July 25, 2012
TUGAS KITA ADALAH BERSAKSI!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Juli 2012 -
Baca: Markus 5:1-20
"Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau" Markus 5:19
Sebelum Yesus naik ke sorga Ia meninggalkan pesan kepada murid-muridNya, "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8). Setelah kuasa Roh Kudus turun di hari Pentakosta, "...penuhlah mereka dengan Roh kudus,..." (Kisah 2:4). Sejak saat itu para murid Yesus mengalami perubahan hidup yang luar biasa, mereka tidak lagi takut atau ragu, melainkan dengan penuh keberanian bersaksi tentang Kristus kepada siapa pun yang dijumpainya, dan melayani Tuhan dengan semangat yang menyala-nyala.
Menjadi saksi Kristus adalah tugas setiap orang percaya tanpa terkecuali. Bersaksi berarti memberi kesaksian atas apa yang dialami, dilihat dan dirasakannya secara pribadi, bukan menceritakan pengalaman orang lain. Tuhan Yesus pernah menyampaikan perihal seseorang yang telah disembuhkan secara ajaib dari kuasa setan yang telah menguasainya sekian lama, bahkan membuatnya tidak normal: ia berada di kuburan siang malam dan berteriak-teriak sambil memukul-mukul badannya dengan batu. Setelah disembuhkan dan dipulihkan, orang itu rindu untuk mengikut Tuhan Yesus, tapi Tuhan melarangnya dan menganjurkan dia untuk pulang ke rumah dan bersaksi kepada orang-orang di kampungnya, "Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran." (Markus 5:20).
Sudahkah kita bersaksi kepada orang lain tentang Tuhan Yesus? Ataukah kita enggan bersaksi karena menyadari bahwa kehidupan kita sendiri belum bisa menjadi kesaksian bagi orang lain? Setiap kita pasti pernah mengalami pertolongan Tuhan: disembuhkan dari sakit, dipulihkan rumah tangganya dan sebagainya. Inilah yang harus kita saksikan kepada orang lain. Jadi tugas kita hanya bersaksi, sedangkan yang membuat orang lain menjadi percaya kepada Tuhan Yesus adalah pekerjaan Roh Kudus.
Jangan tunda waktu menceritakan kebaikan Tuhan atas kita kepada orang lain.
Baca: Markus 5:1-20
"Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau" Markus 5:19
Sebelum Yesus naik ke sorga Ia meninggalkan pesan kepada murid-muridNya, "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8). Setelah kuasa Roh Kudus turun di hari Pentakosta, "...penuhlah mereka dengan Roh kudus,..." (Kisah 2:4). Sejak saat itu para murid Yesus mengalami perubahan hidup yang luar biasa, mereka tidak lagi takut atau ragu, melainkan dengan penuh keberanian bersaksi tentang Kristus kepada siapa pun yang dijumpainya, dan melayani Tuhan dengan semangat yang menyala-nyala.
Menjadi saksi Kristus adalah tugas setiap orang percaya tanpa terkecuali. Bersaksi berarti memberi kesaksian atas apa yang dialami, dilihat dan dirasakannya secara pribadi, bukan menceritakan pengalaman orang lain. Tuhan Yesus pernah menyampaikan perihal seseorang yang telah disembuhkan secara ajaib dari kuasa setan yang telah menguasainya sekian lama, bahkan membuatnya tidak normal: ia berada di kuburan siang malam dan berteriak-teriak sambil memukul-mukul badannya dengan batu. Setelah disembuhkan dan dipulihkan, orang itu rindu untuk mengikut Tuhan Yesus, tapi Tuhan melarangnya dan menganjurkan dia untuk pulang ke rumah dan bersaksi kepada orang-orang di kampungnya, "Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran." (Markus 5:20).
Sudahkah kita bersaksi kepada orang lain tentang Tuhan Yesus? Ataukah kita enggan bersaksi karena menyadari bahwa kehidupan kita sendiri belum bisa menjadi kesaksian bagi orang lain? Setiap kita pasti pernah mengalami pertolongan Tuhan: disembuhkan dari sakit, dipulihkan rumah tangganya dan sebagainya. Inilah yang harus kita saksikan kepada orang lain. Jadi tugas kita hanya bersaksi, sedangkan yang membuat orang lain menjadi percaya kepada Tuhan Yesus adalah pekerjaan Roh Kudus.
Jangan tunda waktu menceritakan kebaikan Tuhan atas kita kepada orang lain.
Subscribe to:
Posts (Atom)