Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Juli 2012 -
Baca: 2 Korintus 10:12-18
"Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan." 2 Korintus 10:18
Apa tujuan Saudara melayani Tuhan atau terlibat pelayanan pekerjaan Tuhan? Memberikan yang terbaik untuk Tuhan sesuai dengan talenta dan karunia yang Dia beri, ingin tampil dan dilihat banyak orang, atau supaya terkenal dan beroleh pujian dari orang lain?
Firman Tuhan dengan tegas menyatakan bahwa setiap kita, terlebih para pelayan Tuhan, tidak diperkenankan mencari penghargaan, hormat dan pujian dari orang lain ketika kita melayani pekerjaan Tuhan. Itu sangat dibenci oleh Tuhan! Dia berkata, "Masakan engkau mencari hal-hal yang besar bagimu sendiri? Janganlah
mencarinya! Sebab, sesungguhnya, Aku mendatangkan malapetaka atas segala
makhluk,..." (Yeremia 45:5). Bila kita berusaha untuk menjadi yang terbesar di dalam pelayanan, kita tidak akan pernah dapat mencapainya karena hal itu sangat bertentangan dengan kehendak Tuhan. Dalam Kerajaan Sorga justru mereka yang dianggap 'kecil' di pemandangan manusialah akan menjadi yang terbesar (baca Lukas 9:48c). Nabi Yesaya pun telah menubuatkan, "Yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar, dan yang paling lemah
akan menjadi bangsa yang kuat; Aku, Tuhan, akan melaksanakannya dengan
segera pada waktunya." (Yesaya 60:22). Karena itulah Rasul Paulus sangat berhati-hati dalam pelayanan, tak membiarkan dirinya terlena oleh sanjungan manusia, apalagi sampai memuji diri sendiri atau membanggakan diri. Ia berusaha rendah hati dan sebisa mungkin tidak meninggikan diri, tapi memberikan segala hormat, pujian dan kemuliaan hanya bagi Tuhan. Inilah pernyataannya, "juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu,
maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian
sebagai rasul-rasul Kristus." (1 Tesalonika 2:6).
Keberhasilan seseorang dalam pelayanan adalah karena campur tangan Tuhan, bukan karena kuat dan gagahnya. Seorang pelayan Tuhan yang benar tidak akan memperhatikan penghormatan dan pujian dari manusia. Ia akan berusaha menarik perhatian orang hanya kepada Tuhan Yesus, bukan pada dirinya sendiri.
Tujuan utama pelayanan adalah memuliakan nama Tuhan, bukan mencari hormat dan pujian bagi diri sendiri!
Friday, July 20, 2012
Thursday, July 19, 2012
HIDUP KUDUS DAN TAK BERCELA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Juli 2012 -
Baca: Ibrani 9:11-28
"betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup." Ibrani 9:14
Tuhan memilih kita untuk tujuan pengudusan. Sering kita mendengar kata kudus, dan sebagai orang Kristen kita pun sadar bahwa kita disebut orang-orang kudus, bahkan kita mengakui bahwa hidup kita telah dikuduskan oleh darah Kristus. Tetapi dalam praktek kehidupan sehari-hari kita sering tidak menjalani kehidupan yang kudus. Kita masih hidup menurut keinginan daging dan mengumbar hawa nafsu. Ke mana-mana kita memakai label 'Kristen' sementara perilaku kita tidak mencerminkan Kristus, padahal Alkitab menegaskan: "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Seorang Kristen sudah seharusnya memiliki kehidupan yang senantiasa memancarkan karakter Kristus sehingga orang lain melihat Kristus ada di dalam kita.
Sebagai orang Kristen kita diharapkan untuk hidup kudus dan tidak lagi berkompromi dengan dunia ini. Ingat, ketika kita percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi, saat itu kita "...dimeteraikan dengan Roh kudus," (Efesus 1:13). Kuasa Roh Kudus inilah yang senantiasa menuntun dan membimbing kita kepada segala kebenaran. Namun kuasa itu tidak akan menyertai kita jika kita tidak menjalani kehidupan yang kudus. Kehendak Tuhan atas kita adalah hidup yang kudus, tak bercacat dan cela sampai Ia datang menjemput kita.
Saat ini dunia sedang dalam situasi yang semakin buruk dan jahat; jika kita tidak terus berada dalam kekudusan kita tidak akan dapat bergerak maju bersama dengan Tuhan, kita akan makin terbawa oleh arus dunia ini. Perhatikan! "...hari Tuhan akan tiba seperti pencuri...betapa suci dan salehnya kamu harus hidup." (2 Petrus 3:10a-11). Apa yang harus kita kerjakan supaya kita dapat menjalani kehidupan yang kudus di dalam Tuhan? (Baca dalam 2 Petrus 1:5-8).
Marilah makin hari makin intim dengan Tuhan; salah satu tanda bahwa seseorang itu intim dengan Tuhan adalah tidak mau berbuat dosa lagi.
Baca: Ibrani 9:11-28
"betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup." Ibrani 9:14
Tuhan memilih kita untuk tujuan pengudusan. Sering kita mendengar kata kudus, dan sebagai orang Kristen kita pun sadar bahwa kita disebut orang-orang kudus, bahkan kita mengakui bahwa hidup kita telah dikuduskan oleh darah Kristus. Tetapi dalam praktek kehidupan sehari-hari kita sering tidak menjalani kehidupan yang kudus. Kita masih hidup menurut keinginan daging dan mengumbar hawa nafsu. Ke mana-mana kita memakai label 'Kristen' sementara perilaku kita tidak mencerminkan Kristus, padahal Alkitab menegaskan: "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Seorang Kristen sudah seharusnya memiliki kehidupan yang senantiasa memancarkan karakter Kristus sehingga orang lain melihat Kristus ada di dalam kita.
Sebagai orang Kristen kita diharapkan untuk hidup kudus dan tidak lagi berkompromi dengan dunia ini. Ingat, ketika kita percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi, saat itu kita "...dimeteraikan dengan Roh kudus," (Efesus 1:13). Kuasa Roh Kudus inilah yang senantiasa menuntun dan membimbing kita kepada segala kebenaran. Namun kuasa itu tidak akan menyertai kita jika kita tidak menjalani kehidupan yang kudus. Kehendak Tuhan atas kita adalah hidup yang kudus, tak bercacat dan cela sampai Ia datang menjemput kita.
Saat ini dunia sedang dalam situasi yang semakin buruk dan jahat; jika kita tidak terus berada dalam kekudusan kita tidak akan dapat bergerak maju bersama dengan Tuhan, kita akan makin terbawa oleh arus dunia ini. Perhatikan! "...hari Tuhan akan tiba seperti pencuri...betapa suci dan salehnya kamu harus hidup." (2 Petrus 3:10a-11). Apa yang harus kita kerjakan supaya kita dapat menjalani kehidupan yang kudus di dalam Tuhan? (Baca dalam 2 Petrus 1:5-8).
Marilah makin hari makin intim dengan Tuhan; salah satu tanda bahwa seseorang itu intim dengan Tuhan adalah tidak mau berbuat dosa lagi.
Subscribe to:
Posts (Atom)