Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Juni 2012 -
Baca: 1 Tesalonika 4:1-12
"Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya
berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah
kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi." 1 Tesalonika 4:1
Sudahkah kita membuat keputusan untuk bersungguh-sungguh di dalam Tuhan? Adakah suatu peristiwa yang membuat Saudara mengambil komitmen dan mengalami titik balik dalam hidup? Misal: saat kita disembuhkan dari sakit-penyakit dan mengalami mujizat dari Tuhan, kita berkomitmen melayani Tuhan dan makin sungguh-sungguh di dalam Dia; saat kita ditinggalkan oleh orang kita kasihi untuk selama-lamanya, ini menyadarkan kita bahwa semua yang ada di dunia ini hanyalah fana, lalu kita berjanji untuk hidup benar di hadapan Tuhan. Jangan sampai kita terlambat atau merasa terlambat mengambil keputusan. Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Selagi kita masih bernafas dan memiliki kesempatan gunakan waktu yang ada untuk berbuat sesuatu bagi Tuhan karena Dia segera datang. Mari semakin giat melayani Tuhan dengan roh yang menyala-nyala.
Apabila seorang hamba mengetahui bahwa tuannya akan segera datang, tidakkah ia mempersiapkan diri untuk menyambut tuannya itu? Jadi "Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang." (Lukas 12:37a), dan "Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya." (Lukas 12:43-44). Siapakah kita menyambut kedatangan Tuhan Yesus? Henokh tidak menunda-nunda waktu untuk melekatkan hidupnya kepada Tuhan. Selama 300 tahun ia terus membangun kekariban dengan Tuhan. 300 tahun bukanlah waktu yang singkat, tapi waktu yang panjang dan lama, dan bisa dipastikan dalam kurun waktu itu juga dihadapkan pada ujian dan tantangan, namun Henokh tetap konsisten menjaga hubungannya dengan Tuhan.
Bagaimana dengan Saudara? Masihkah terus disibukkan mengejar materi lalu perkara-perkara rohani kita kesampingkan? Pilihan ada di tangan Saudara! Ingat, keputusan Saudara hari ini akan berdampak pada masa yang akan datang.
Henokh diangkat Tuhan hidup-hidup karena hidupnya sangat berkenan kepada Tuhan dan senantiasa bergaul karib dengan Dia.
Tuesday, June 26, 2012
Monday, June 25, 2012
MENGALAMI TITIK BALIK (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Juni 2012 -
Baca: Ibrani 11:5-6
"Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya." Ibrani 11:5a
Dalam Alkitab disebutkan ada dua orang yang tidak mengalami kematian dan diangkat hidup-hidup oleh Tuhan yaitu Henokh dan Elia. "...tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai." (2 Raja-Raja 2:11). Mereka diangkat hidup-hidup oleh Tuhan dan tidak mengalami kematian karena mereka adalah orang-orang yang menjaga hidupnya berkenan kepada Tuhan. Alkitab juga menyatakan bahwa pada saatnya nanti Tuhan akan mengangkat umatNya. Inilah yang disebut dengan rapture. Kata rapture merupakan terjemahan dari kata Yunani harpazo yang memiliki pengertian terangkat ke sorga. Rapture dapat didefinisikan sebagai pengangkatan jemaat Tuhan untuk beroleh tubuh kemuliaan. Peristiwa yang terjadi pada saat rapture adalah: orang-orang yang masih hidup dalam Kristus diubahkan dalam tubuh kemuliaan. Lalu mereka hidup dalam Kristus diubahkan dalam tubuh kemuliaan. Lalu mereka yang telah dibangkitkan dan diubahkan diangkat dalam awan-awan menyongsong Tuhan di angkasa (baca 1 Tesalonika 4:16-17).
Tidak rindukah kita mengalami hal yang demikian? Ataukah kita mau tertinggal pada waktu Tuhan Yesus datang kelak? Sebelum semuanya terlambat dan ada penyesalan mari mempersiapkan diri dengan baik dan tidak lagi main-main dalam menjalani kehidupan ini, "karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam." (1 Tesalonika 5:2).
"Setelah Henokh hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan Metusalah. Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia memperanakkan Metusalah,..." (Kejadian 5:21-22). Henokh membuat keputusan penting yaitu berkomitmen untuk bergaul karib dengan Tuhan atau semakin melekat kepadaNya. Ada pelajaran berharga dari Henokh ini di mana ia telah mengalami titik balik dalam hidupnya. Pada saat usianya mencapai 65 tahun dan ia memiliki keturunan dari Tuhan dengan menamai anak itu Metusalah, Henokh memutuskan untuk makin bersungguh-sungguh di dalam Tuhan dan hidup benar di hadapanNya, bahkan Alkitab menyatakan bahwa ia bergaul dengan Tuhan selama tiga ratus tahun lagi. Luar biasa! (Bersambung)
Baca: Ibrani 11:5-6
"Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya." Ibrani 11:5a
Dalam Alkitab disebutkan ada dua orang yang tidak mengalami kematian dan diangkat hidup-hidup oleh Tuhan yaitu Henokh dan Elia. "...tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai." (2 Raja-Raja 2:11). Mereka diangkat hidup-hidup oleh Tuhan dan tidak mengalami kematian karena mereka adalah orang-orang yang menjaga hidupnya berkenan kepada Tuhan. Alkitab juga menyatakan bahwa pada saatnya nanti Tuhan akan mengangkat umatNya. Inilah yang disebut dengan rapture. Kata rapture merupakan terjemahan dari kata Yunani harpazo yang memiliki pengertian terangkat ke sorga. Rapture dapat didefinisikan sebagai pengangkatan jemaat Tuhan untuk beroleh tubuh kemuliaan. Peristiwa yang terjadi pada saat rapture adalah: orang-orang yang masih hidup dalam Kristus diubahkan dalam tubuh kemuliaan. Lalu mereka hidup dalam Kristus diubahkan dalam tubuh kemuliaan. Lalu mereka yang telah dibangkitkan dan diubahkan diangkat dalam awan-awan menyongsong Tuhan di angkasa (baca 1 Tesalonika 4:16-17).
Tidak rindukah kita mengalami hal yang demikian? Ataukah kita mau tertinggal pada waktu Tuhan Yesus datang kelak? Sebelum semuanya terlambat dan ada penyesalan mari mempersiapkan diri dengan baik dan tidak lagi main-main dalam menjalani kehidupan ini, "karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam." (1 Tesalonika 5:2).
"Setelah Henokh hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan Metusalah. Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia memperanakkan Metusalah,..." (Kejadian 5:21-22). Henokh membuat keputusan penting yaitu berkomitmen untuk bergaul karib dengan Tuhan atau semakin melekat kepadaNya. Ada pelajaran berharga dari Henokh ini di mana ia telah mengalami titik balik dalam hidupnya. Pada saat usianya mencapai 65 tahun dan ia memiliki keturunan dari Tuhan dengan menamai anak itu Metusalah, Henokh memutuskan untuk makin bersungguh-sungguh di dalam Tuhan dan hidup benar di hadapanNya, bahkan Alkitab menyatakan bahwa ia bergaul dengan Tuhan selama tiga ratus tahun lagi. Luar biasa! (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)