Saturday, June 16, 2012

ORANG YANG BENAR: Seperti Pohon Korma! (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Juni 2012 -

Baca:  Mazmur 92:1-16

"Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon;"  Mazmur 92:13

Bukanlah asal jika pemazmur menggambarkan kehidupan yang benar akan bertunas seperti pohon korma.  Pohon korma atau pohon palem adalah salah satu jenis pohon yang paling sering ditulis di dalam Alkitab, terutama Perjanjian Lama.  Pasti ada alasannya mengapa Tuhan sering menggunakan lambang pohon korma ini di dalam firmanNya.

     Pohon korma dapat hidup dan tumbuh secara ajaib di padang gurun.  Di padang yang kering dan berpasir itu biji korma yang ditanam tidak akan langsung bertumbuh ke atas, namun membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan bisa sampai bertahun-tahun.  Ternyata pada masa-masa itu biji korma akan bertumbuh ke bawah, mencari dan menuju kepada sumber air yang tersembunyi di bawahnya hingga biji itu semakin besar dan semakin kuat berakar ke dalam.  Bahkan sudah menjadi tradisi jika seorang petani menanam biji korma akan dengan sengaja menekan biji itu sedemikian rupa dengan menggunakan batu besar supaya biji itu makin terbenam ke dalam dan makin bertumbuh ke bawah, sehingga aman dari badai gurun yang sewaktu-waktu menerpa.  Pada saatnya, tunas korma itu akan menggulingkan batu yang menekannya itu, lalu bertumbuh ke atas dan tidak tergoyahkan meski ada badai sekalipun, karena akarnya telah kuat mengakar ke dalam, dan pada waktunya, tanaman korma itu akan menghasilkan buah dan terus berbuah sampai pada masa tuanya.

     Proses perjuangan pohon korma untuk bertumbuh dan menghasilkan buah meski hidup di tengah padang gurun adalah simbol dari kehidupan orang percaya yang dikehendaki Tuhan.  Berakar kuat, terus bertumbuh dan menghasilkan buah yang lebat meski harus diperhadapkan pada masalah dan penderitaan.  Masalah dan penderitaan adalah proses menuju kepada pendewasaan iman.  Alkitab menyatakan, "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia."  (Yakobus 1:12).  Namun banyak anak-anak Tuhan tidak tahan ketika ia harus berada di 'padang gurun'.  Mereka terus mengeluh, bersungut-sungut, mengomel, menyalahkan Tuhan.  Akibatnya iman mereka tidak bisa bertumbuh.
(Bersambung)

Friday, June 15, 2012

ORANG KRISTEN KANAK-KANAK

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Juni 2012 -

Baca:  1 Korintus 13:1-13

"Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu."  1 Korintus 13:11

Jika kita dikatakan sebagai orang Kristen yang masih kanak-kanak kita pasti tidak mau dan langsung protes.  Kita akan berkata,  "Saya sudah menjadi Kristen bertahun-tahun, bahkan sudah ikut pelayanan, masak saya masih dibilang Kristen kanak-kanak."  Perlu ditegaskan lagi bahwa lama telah menjadi Kristen atau bertahun-tahun tidak menjamin seseorang itu dewasa rohani.  Karena itu kita perlu berhati-hati dan jangan sampai kita membangga-banggakan kekristenan kita.

     Salah satu sifat kanak-kanak adalah tidak sabar.  Bukankah masih banyak orang Kristen yang memiliki sifat tidak sabar?  Kita langsung bersungut-sungut, mengeluh dan menggerutu ketika doa kita belum juga dijawab oleh Tuhan.  Kita tidak sabar menantikan pertolongan Tuhan:  Hari ini minta, maunya hari ini pula dipenuhi.  Kita berusaha menyuruh Tuhan dan memaksaNya untuk menuruti segala kemauan dan keinginan kita sesuai dengan cara yang kita tetapkan.

     Tak beda jauh dengan bangsa Israel, meski sudah mengalami pertolongan Tuhan yang luar biasa tetap saja mengeluh dan bersungut-sungut padahal Tuhan telah membawa mereka keluar dari negeri perbudakan (Mesir).  Di padang gurun perbuatan ajaib Tuhan senantiasa menyertai mereka.  Namun mulut mereka tetap saja dipenuhi keluh kesah dan persungutan.  Mereka tidak sabar dengan cara Tuhan bekerja.  Akibatnya Tuhan mengijinkan mereka berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun sebelum mencapai Tanah Perjanjian (Kanaan), walau sesungguhnya  "Sebelas hari perjalanan jauhnya dari Horeb sampai kadesh-Barnea, melalui jalan pegunungan Seir."  (Ulangan 1:2).

     Apakah kita suka bersungut-sungut dan marah kepada Tuhan?  Ini adalah tanda bahwa kita masih tergolong orang Kristen kanak-kanak.  Sifat kekanak-kanakan tidak tergantung umur karena banyak orang dewasa masih saja bersifat kekanak-kanakan.

Tujuan hidup kita bukan sebatas mengejar materi atau perkara-perkara duniawi saja, karena itu buang sifat kanak-kanak dan belajarlah dewasa supaya kita dapat mengerti kehendak Tuhan!