Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Juni 2012 -
Baca: Roma 12:9-21
"Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." Roma 12:11
Tanda seseorang dewasa rohani adalah apabila hidupnya benar-benar berubah dan makin sungguh-sungguh dalam Tuhan. Ayat nas mengingatkan agar kita rajin beribadah apa pun keadaan kita, sebab "...ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:8). Biarlah roh kita terus menyala-nyala bagi Tuhan, kian rajin berdoa dan melayani Tuhan. Orang Kristen dewasa akan senantiasa penuh kesungguhan melakukan kehendak Tuhan. Terkadang kita diijinkan mengalami dan melewati masa-masa sukar, penderitaan dan dalam tekanan supaya kita benar-benar merasakan dan mengalami kasih Tuhan nyata.
Seorang Kristen yang dewasa pasti memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan. Ada pun tanda bahwa seseorang bisa dikatakan Kristen yang dewasa antara lain adalah: Pertama, fokus kepada Tuhan. orang kristen yang dewasa rohani pasti tidak akan terpengaruh oleh keadaan; senantiasa mengandalkan Tuhan dan memiliki penyerahan penuh kepadaNya sehingga di segala keadaan masih tetap bisa mengucap syukur. Berbeda dengan seorang Kristen kanak-kanak, yang karena kerohaniannya suam-suam kuku, biasanya mudah sekali goyah dan terombang-ambing oleh situasi; percaya kepada Tuhan Yesus tetapi masih juga pergi dan mencari pertolongan kepada dukun atau paranormal, masih saja percaya kepada primbon, hongsui, ramalan bintang dan lain-lain. Ada juga yang rajin beribadah ke gereja tapi di rumah masih menyimpan jimat.
Kedua, hidup dalam pimpinan Roh Kudus. Artinya tidak lagi hidup menurut keinginan daging karena sudah mampu menimbang dan membedakan mana yang berkenan kepada Tuhan dan mana yang tidak. Dalam Ibrani 5:14 dikatakan, "...makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai
pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang
jahat."
Ketiga, menghasilkan buah. Hidupnya menjadi berkat bagi orang lain dan memiliki komitmen dalam pelayanan; dan semua itu ia lakukan bukan karena rutinitas belaka, tapi didasari oleh kasihnya kepada Tuhan.
Renungkan: sudahkah kita mencapai kedewasaan rohani?
Friday, June 8, 2012
Thursday, June 7, 2012
MEMPELAI KRISTUS: Harus Dewasa Rohani! (3)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Juni 2012 -
Baca: Ibrani 5:11-14
"Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil." Ibrani 5:13
Saat ini semua umat Tuhan sedang menanti-nantikan kedatangan Tuhan. Jadi waktu yang singkat ini harus kita gunakan sebaik mungkin untuk mengerjakan bagian kita yaitu melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh dan hidup seturut dengan kehendakNya supaya pada saatnya kita tidak bernasib seperti lima gadis bodoh, di mana ketika Sang Mempelai Laki-Laki datang mereka tidak dapat masuk ke dalam ruang perjamuan kawin (baca Matius 25:1-13). Menjadi orang Kristen yang dewasa rohani haruslah menjadi tujuan dan goal kita. Kedewasaan rohani memerlukan hati yang mau belajar dan siap untuk dibentuk. Maukah kita dibentuk dan diproses Tuhan?
Banyak yang memberontak, kecewa, mengeluh, mengomel, bersungut-sungut ketika mengalami proses pembentukan Tuhan, padahal setiap proses yang Tuhan ijinkan terjadi selalu mendatangkan kebaikan bagi kita. "Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas." (Ayub 23:10). Lama atau cepatnya proses pembentukan dari Tuhan sangat bergantung pada 'tanah' hati kita. Semakin kita memberontak, semakin lama proses yang harus kita jalani. "Setiap harikah orang membajak, mencangkul dan menyisir tanahnya untuk menabur?" (Yesaya 28:24).
Jika hari ini kita rindu menjadi orang Krisen yang dewasa rohani haruslah ada bukti, artinya kekristenan harus dipraktekkan dan diwujudkan dalam tindakan nyata sehingga orang lain melihat bahwa kehidupan orang Kristen berbeda, seperti tertulis: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2). Oleh karena itu, Rasul Paulus menasihati, "Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!" (1 Korintus 14:20), sebab orang dunia tidak peduli dengan keaktifan kita di gereja atau pelayanan, tetapi yang mereka perhatikan adalah perbuatan kita saat berada di tengah-tengah mereka.
Bukan teori, tapi yang lebih utama adalah action!
Baca: Ibrani 5:11-14
"Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil." Ibrani 5:13
Saat ini semua umat Tuhan sedang menanti-nantikan kedatangan Tuhan. Jadi waktu yang singkat ini harus kita gunakan sebaik mungkin untuk mengerjakan bagian kita yaitu melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh dan hidup seturut dengan kehendakNya supaya pada saatnya kita tidak bernasib seperti lima gadis bodoh, di mana ketika Sang Mempelai Laki-Laki datang mereka tidak dapat masuk ke dalam ruang perjamuan kawin (baca Matius 25:1-13). Menjadi orang Kristen yang dewasa rohani haruslah menjadi tujuan dan goal kita. Kedewasaan rohani memerlukan hati yang mau belajar dan siap untuk dibentuk. Maukah kita dibentuk dan diproses Tuhan?
Banyak yang memberontak, kecewa, mengeluh, mengomel, bersungut-sungut ketika mengalami proses pembentukan Tuhan, padahal setiap proses yang Tuhan ijinkan terjadi selalu mendatangkan kebaikan bagi kita. "Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas." (Ayub 23:10). Lama atau cepatnya proses pembentukan dari Tuhan sangat bergantung pada 'tanah' hati kita. Semakin kita memberontak, semakin lama proses yang harus kita jalani. "Setiap harikah orang membajak, mencangkul dan menyisir tanahnya untuk menabur?" (Yesaya 28:24).
Jika hari ini kita rindu menjadi orang Krisen yang dewasa rohani haruslah ada bukti, artinya kekristenan harus dipraktekkan dan diwujudkan dalam tindakan nyata sehingga orang lain melihat bahwa kehidupan orang Kristen berbeda, seperti tertulis: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2). Oleh karena itu, Rasul Paulus menasihati, "Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!" (1 Korintus 14:20), sebab orang dunia tidak peduli dengan keaktifan kita di gereja atau pelayanan, tetapi yang mereka perhatikan adalah perbuatan kita saat berada di tengah-tengah mereka.
Bukan teori, tapi yang lebih utama adalah action!
Subscribe to:
Posts (Atom)