Wednesday, June 6, 2012

MEMPELAI KRISTUS: Harus Dewasa Rohani! (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Juni 2012 -

Baca:  Efesus 4:1-16

"sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,"  Efesus 4:13

Orang Kristen yang sudah bertahun-tahun menjadi Kristen tapi tetap saja  'kanak-kanak'  rohaninya bisa diibaratkan seperti pohon bonsai, pohon yang sudah ditanam selama berpuluh-puluh tahun tapi tetap saja kerdil.  Kemarin disampaikan bahwa untuk bisa bertumbuh menjadi dewasa harus melalui proses, maka dari itu dibutuhkan komitmen yang sungguh.  Tanpa komitmen yang sungguh kita tidak akan mencapai kedewasaan rohani.  Komitmen itu harus dilakukan dan dipraktekkan, tidak hanya lips service.  Aktif di setiap ibadah dan persekutuan tanpa ada komitmen untuk melakukan firman Tuhan adalah sia-sia belaka, karena  "...iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna."  (Yakobus 2:22).

     Jadi beriman saja tidak cukup, mendengarkan firman saja juga tidak cukup, tapi kita juga harus taat dan mempraktekkan apa yang sudah kita dengar dan pelajari supaya dapat bertumbuh.  Alkitab menyatakan,  "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."  (Matius 5:20).  Ahli- ahli Taurat dan orang-orang Farisi sangat fasih dengan isi Alkitab, menguasai ilmu teologia dan sebagainya, tapi mereka tidak menjadi pelaku firman dengan sungguh.

     "Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan."  (Matius 3:8).  Pertumbuhan rohani seseorang pasti disertai dengan adanya perubahan karakter.  Bukankah masih sering ditemukan orang Kristen yang sudah mengerti firman Tuhan, bahkan sudah terlibat dalam pelayanan, tapi hidupnya belum juga menunjukkan perubahan, masih hidup menuruti keinginan daging:  tidak bisa menguasai ucapan, masih menyimpan dendam, kebencian, kepahitan, terlibat dalam perzinahan?  Hal ini menunjukkan bahwa kita tidak memiliki komitmen untuk berubah dan bertumbuh.  Kalau seperti itu terus, sampai kapan pun kita tetap menjadi Kristen kanak-kanak.

Padahal untuk bisa memerintah dengan Kristus dan layak menjadi mempelaiNya kita haruslah dewasa rohani!

Tuesday, June 5, 2012

MEMPELAI KRISTUS: Harus Dewasa Rohani! (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Juni 2012 -

Baca:  Wahyu 19:6-10

"Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia."  Wahyu 19:7

Secara umum orang Kristen terbagi menjadi dua kelompok yaitu orang Kristen kanak-kanak dan orang Kristen dewasa.  Ayat di atas menunjukkan bahwa ada 2 jenis orang Kristen yaitu orang Kristen kanak-kanak rohani dan orang Kristen yang dewasa rohani.  Jika menyimak perjalanan hidup kita sebagai orang percaya, kita ini masuk dalam kategori yang mana?  Masa-masa sekarang adalah masa-masa akhir di mana setiap orang percaya sedang menanti-nantikan kedatangan Tuhan Yesus kali yang ke-2.  Saat Yesus datang ke dunia kelak, Ia datang bukan lagi sebagai bayi mungil, namun Dia datang sebagai Pengantin Laki-Laki Sorga yang hendak menjemput mempelai wanitaNya.

     Siapa itu mempelai wanitaNya?  'Mempelai wanita'  berbicara mengenai gereja Tuhan yang dewasa atau orang-orang Kristen yang dewasa rohaninya, bukan kekristenan yang kanak-kanak.  Yang dapat menjadi mempelai wanita haruslah orang yang telah dewasa, bukan kanak-kanak.  Begitu pula untuk bisa menjadi mempelai Kristus kita harus benar-benar telah meninggalkan semua sifat kanak-kanak kita dan menuju kepada kedewasaan secara penuh.  Rasul Paulus berkata,  "Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu."  (1 Korintus 13:11).  Jadi Tuhan tidak menghendaki kita menjadi orang Kristen yang kanak-kanak seumur hidup alias mengalami  'kerdil'  rohani, tetapi Tuhan ingin kita terus mengalami pertumbuhan rohani dari hari ke sehari sampai kita menjadi  "...orang-orang yang dewasa dan yang berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah."  (Kolose 4:12).

     Kita tahu bahwa kedewasaan rohani tidak otomatis terjadi namun perlu proses dan waktu, sama seperti anak yang untuk mencapai kedewasaan harus melewati masa bayi, kanak-kanak, remaja, pemuda dan dewasa hingga akhirnya menjadi orang tua.  Namun kita harus ingat bahwa menjadi Kristen bertahun-tahun atau lama tetap tidak menjamin bahwa ia telah menjadi dewasa rohani dalam Kristus.

Dewasa rohani selalu ditandai oleh perubahan karakter!