Tuesday, June 5, 2012

MEMPELAI KRISTUS: Harus Dewasa Rohani! (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Juni 2012 -

Baca:  Wahyu 19:6-10

"Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia."  Wahyu 19:7

Secara umum orang Kristen terbagi menjadi dua kelompok yaitu orang Kristen kanak-kanak dan orang Kristen dewasa.  Ayat di atas menunjukkan bahwa ada 2 jenis orang Kristen yaitu orang Kristen kanak-kanak rohani dan orang Kristen yang dewasa rohani.  Jika menyimak perjalanan hidup kita sebagai orang percaya, kita ini masuk dalam kategori yang mana?  Masa-masa sekarang adalah masa-masa akhir di mana setiap orang percaya sedang menanti-nantikan kedatangan Tuhan Yesus kali yang ke-2.  Saat Yesus datang ke dunia kelak, Ia datang bukan lagi sebagai bayi mungil, namun Dia datang sebagai Pengantin Laki-Laki Sorga yang hendak menjemput mempelai wanitaNya.

     Siapa itu mempelai wanitaNya?  'Mempelai wanita'  berbicara mengenai gereja Tuhan yang dewasa atau orang-orang Kristen yang dewasa rohaninya, bukan kekristenan yang kanak-kanak.  Yang dapat menjadi mempelai wanita haruslah orang yang telah dewasa, bukan kanak-kanak.  Begitu pula untuk bisa menjadi mempelai Kristus kita harus benar-benar telah meninggalkan semua sifat kanak-kanak kita dan menuju kepada kedewasaan secara penuh.  Rasul Paulus berkata,  "Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu."  (1 Korintus 13:11).  Jadi Tuhan tidak menghendaki kita menjadi orang Kristen yang kanak-kanak seumur hidup alias mengalami  'kerdil'  rohani, tetapi Tuhan ingin kita terus mengalami pertumbuhan rohani dari hari ke sehari sampai kita menjadi  "...orang-orang yang dewasa dan yang berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah."  (Kolose 4:12).

     Kita tahu bahwa kedewasaan rohani tidak otomatis terjadi namun perlu proses dan waktu, sama seperti anak yang untuk mencapai kedewasaan harus melewati masa bayi, kanak-kanak, remaja, pemuda dan dewasa hingga akhirnya menjadi orang tua.  Namun kita harus ingat bahwa menjadi Kristen bertahun-tahun atau lama tetap tidak menjamin bahwa ia telah menjadi dewasa rohani dalam Kristus.

Dewasa rohani selalu ditandai oleh perubahan karakter!

Monday, June 4, 2012

PERCAYA DAN JANGAN LAGI KUATIR!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Juni 2012 -

Baca:  Mazmur 56:1-14

"Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?"  Mazmur 56:9

Mengapa kita sering merasa takut dan kuatir?  Karena kita suka sekali menghitung-hitung masalah, kesukaran dan penderitaan yang kita alami.  Jika hal itu terus kita lakukan, kita akan semakin kecewa dan terpuruk.  Sesungguhnya kita tidak memiliki kuasa untuk menghitung-hitung masalah dan penderitaan kita.  Semakin kita menghitungnya, semakin kita menjadi lemah.  Ingat, ketika berdoa dan menyerahkan seluruh beban hidup kita kepada Tuhan dengan linangan air mata, air mata kita telah Tuhan daftarkan.  Artinya, air mata kita telah ditampung di dalam kirbat Tuhan dan Ia hendak menggantikannya dengan berkat dan sukacita yang berkelimpahan.  Karena itu berhentilah menghitung-hitung, milikilah iman yang teguh bahwa Tuhan sangat peduli dengan apa yang kita alami.

     Kita harus sadar bahwa kekuatiran, ketakutan dan kebimbangan adalah bentuk serangan Iblis bagi orang percaya di akhir zaman.  Iblis selalu memiliki rancangan yang buruk bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi orang percaya.  Iblis sangat suka melihat orang Kristen yang selalu kuatir, takut dan bimbang.  Memang itulah agenda Iblis:  menyerang manusia di segala aspek kehidupannya, baik lewat perekonomian, keluarga atau rumah tangga, pelayanan dan sebagainya sehingga manusia akan kehilangan damai sejahtera, sukacita, dan tidak percaya lagi alias mulai ragu akan kuasa Tuhan.  Akibatnya manusia mulai mencari pertolongan instan kepada ilah-ilah lain.

     Semakin kita memandang sekeliling kita, kita akan semakin memikirkan masalah dan hal itu membuat kita menjadi lemah.  Mari kita arahkan pandangan kita pada kebesaran dan kedahsyatan kuasa Tuhan saja.  Tidak seharusnya kita kuatir dan bimbang sebab kita memiliki Tuhan yang besar, yang jauh melebihi besarnya semua masalah yang kita alami di dunia ini.  Apakah dengan kuatir, masalah kita terselesaikan?  Justru sebaliknya, kekuatiran dan kebimbangan semakin menjauhkan kita dari mujizat Tuhan, karena  "...orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.  Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan."  (Yakobus 1:6-7).

Buang semua kekuatiran, dan percayalah!