Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Mei 2012 -
Baca: Kolose 1:15-23
"Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak
bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah
kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit,
dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya." Kolose 1:23
Sungguh ironis jika orang Kristen meninggalkan imannya dan berpaling kepada ilah lain. Mereka menukar Tuhan Yesus dengan jabatan, harta kekayaan, ketenaran, jodoh dan sebagainya. Sekian lama mengiring Tuhan, masakan mereka tidak tahu tentang pengharapan yang terkandung di dalam Injil? Tertulis: "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia,
sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan
kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12).
Jadi, kita yang telah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus telah memiliki kepastian keselamatan dan kehidupan yang kekal. Hal ini seharusnya menjadi pengharapan yang kokoh bagi kita untuk menjalani kehidupan di dunia ini. Karena itu kita tidak perlu takut dan kuatir akan hidup kita. Masalah, penderitaan, tantangan dan cobaan hidup hendaknya tidak membuat kita menyerah dan putus asa, lalu berpaling dari Injil. Tetapi justru kita harus tetap taat dan mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar (baca Filipi 2:12), karena "...penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita." (Roma 8:18).
Inilah pengharapan iman di dalam Kristus yaitu kepastian kehidupan kekal. Karena kepastian hidup kekal itu ada di dalam Yesus Kristus, maka Injil harus terus diberitakan ke seluruh penjuru bumi. Itulah sebabnya, rasul Paulus tidak pernah berhenti untuk memberitakan Injil meski harus menghadapi penderitaan dan membayarnya dengan nyawa. Rasul Paulus juga tak henti-hentinya memberi semangat kepada Timotius dan Titus untuk tetap kuat dan tidak setengah-setengah dalam melayani Tuhan. Tertulis: "Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu
karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi
Injil-Nya oleh kekuatan Allah." (2 Timotius 1:8) dan "Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu." (Titus 2:15a).
Injil adalah berita tentang pengharapan kepastian kehidupan kekal di dalam Yesus Kristus; karena itu jangan sekali-kali menolak Injil apalagi melecehkannya, kita akan menyesal di kemudian hari.
Sunday, May 27, 2012
Saturday, May 26, 2012
BERKORBAN UNTUK TUHAN (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Mei 2012 -
Baca: 1 Timotius 1:12-17
"Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku--" 1 Timotius 1:12
Mengapa kita harus mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan? Karena tubuh kita ini adalah milik Tuhan dan "...kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:20).
Jangan tunda-tunda waktu lagi untuk melayani Tuhan. Banyak dari kita enggan terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan karena berbagai alasan. Sementara, waktu kita habiskan untuk bekerja, jalan-jalan dengan keluarga ke luar kota, shopping atau ke salon berjam-jam yang masih bisa kita sempatkan. Atau mungkin kita berkata, "Maaf aku sangat sibuk, nanti saja kalau ada waktu luang. Melayani Tuhan nanti saja, kalau saya sudah menikah. Ah, terlibat dalam pelayanan itu tak penting, toh aku sudah rajin ibadah di hari Minggu." Namun justru di hari-hari menjelang kedatangan Tuhan yang semakin dekat kita harus giat dalam perkara-perkara rohani. "...selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4). Banyak hal yang bisa kita kerjakan untuk Tuhan. Mungkin kita tidak bisa berkhotbah, suara kita fals dan tidak mungkin menjadi worship leader. Namun mungkin kita bisa menjadi singer, anggota paduan suara, usher, tim pendoa syafaat dan sebagainya. Jika kita tidak juga punya waktu untuk itu, kita yang diberkati Tuhan lebih dapat mempersembahkan uang kita untuk membantu pekerjaan Tuhan, menjadi donatur untuk siswa-siswi sekolah teologia, memberkati hamba-hamba Tuhan di desa-desa terpencil dan lain-lain.
Mempersembahkan hidup kepada Tuhan juga berarti kita mematikan segala keinginan daging kita dan mau hidup dipimpin oleh Roh Kudus, supaya persembahan hidup kita ini berkenan kepada Tuhan dan dapat dipakai sebagai senjata kebenaran (baca Roma 6:13). Karena itu perbuatan daging dan hal-hal duniawi yang ada dalam diri kita harus benar-benar mati, "Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya," (Galatia 6:8). Ingat! "Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus." (1 Tesalonika 4:7). Ada harga yang harus kita bayar! Di akhir zaman ini kita jangan main-main lagi dengan dosa.
Marilah kita menjaga hidup kita tetap kudus dan tidak bercela sebagai persembahan terbaik kita bagi Tuhan!
Baca: 1 Timotius 1:12-17
"Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku--" 1 Timotius 1:12
Mengapa kita harus mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan? Karena tubuh kita ini adalah milik Tuhan dan "...kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:20).
Jangan tunda-tunda waktu lagi untuk melayani Tuhan. Banyak dari kita enggan terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan karena berbagai alasan. Sementara, waktu kita habiskan untuk bekerja, jalan-jalan dengan keluarga ke luar kota, shopping atau ke salon berjam-jam yang masih bisa kita sempatkan. Atau mungkin kita berkata, "Maaf aku sangat sibuk, nanti saja kalau ada waktu luang. Melayani Tuhan nanti saja, kalau saya sudah menikah. Ah, terlibat dalam pelayanan itu tak penting, toh aku sudah rajin ibadah di hari Minggu." Namun justru di hari-hari menjelang kedatangan Tuhan yang semakin dekat kita harus giat dalam perkara-perkara rohani. "...selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4). Banyak hal yang bisa kita kerjakan untuk Tuhan. Mungkin kita tidak bisa berkhotbah, suara kita fals dan tidak mungkin menjadi worship leader. Namun mungkin kita bisa menjadi singer, anggota paduan suara, usher, tim pendoa syafaat dan sebagainya. Jika kita tidak juga punya waktu untuk itu, kita yang diberkati Tuhan lebih dapat mempersembahkan uang kita untuk membantu pekerjaan Tuhan, menjadi donatur untuk siswa-siswi sekolah teologia, memberkati hamba-hamba Tuhan di desa-desa terpencil dan lain-lain.
Mempersembahkan hidup kepada Tuhan juga berarti kita mematikan segala keinginan daging kita dan mau hidup dipimpin oleh Roh Kudus, supaya persembahan hidup kita ini berkenan kepada Tuhan dan dapat dipakai sebagai senjata kebenaran (baca Roma 6:13). Karena itu perbuatan daging dan hal-hal duniawi yang ada dalam diri kita harus benar-benar mati, "Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya," (Galatia 6:8). Ingat! "Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus." (1 Tesalonika 4:7). Ada harga yang harus kita bayar! Di akhir zaman ini kita jangan main-main lagi dengan dosa.
Marilah kita menjaga hidup kita tetap kudus dan tidak bercela sebagai persembahan terbaik kita bagi Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)