Friday, May 18, 2012

DOA HANA: Tuhan Memperhatikan Penderitaan Kita!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Mei 2012 -

Baca:  1 Samuel 2:1-10

"Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur,"  1 Samuel 2:8

Dalam masyarakat Yahudi, melahirkan anak laki-laki bagi suaminya adalah tugas dan kewajiban bagi seorang wanita yang sudah menikah.  Jika wanita itu mandul alias tidak bisa memberikan keturunan, maka hal ini akan menimbulkan rasa malu dan menjadi celaan bagi suaminya, keluarganya dan juga lingkungan di sekitarnya.  Jadi kemandulan dianggap sebagai sesuatu yang memalukan.  Inilah yang sedang dialmi oleh Hana, di mana tanggung jawab untuk melanjutkan garis keturunan suami ada di tangannya.  Jika tidak, ia akan menghadapi masalah yang berat:  bisa saja diceraikan oleh suaminya atau harus menanggung malu dan mengalami penolakan dari orang-orang yang ada di sekitarnya.  Bisa dibayangkan betapa remuk redam hati Hana karena ia tidak punya anak (mandul).  Belum lagi perlakuan yang tidak baik dari Penina, 'madunya' yang justru memiliki anak.  Hal ini semakin menambah rasa sedih dan pahit di hati Hana.

     Secara manusia, Hana sudah hilang pengharapan karena Tuhan telah menutup rahimnya.  Ia pun yakin satu-satunya Pribadi yang dapat menolongnya adalah Tuhan.  Karena itu segeralah ia datang kepada Tuhan.  Di baitNya yang kudus, dengan hati hancur, Hana mencurahkan segala beban hidupnya.  Meski dikira mabuk oleh iman Eli ia tidak peduli, karena  "Korban sembelihan kepada Allah ia jiwa yang hancur;  hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah."  (Mazmur 51:19).  Saat berdoa inilah Hana bernazar, "Tuhan semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada Tuhan..."  (1 Samuel 1:11).  Akhirnya Tuhan pun mengabulkan doa Hana,  "...setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki.  Ia menamai anak itu Samuel,..." (1 Samuel 1:20).

     Mungkin Tuhan telah menutup rahim Hana selama bertahun-tahun, tetapi Dia tidak pernah menutup telingaNya terhadap umat yang siang malam berseru-seru kepadaNya.  Ketika kita berdoa dengan hati hancur dan berserah penuh memohon belas kasihan Tuhan, pada saatnya Dia pasti bertindak dan pertolonganNya tidak pernah terlambat.

"Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai."  Mazmur 126:5

Thursday, May 17, 2012

YESUS NAIK KE SORGA: Menyediakan Tempat Bagi Kita!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Mei 2012 -

Baca:  Yohanes 14:1-14

"Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu."  Yohanes 14:2

Setelah mati di atas kayu salib, pada hari yang ketiga Yesus bangkit dan empat puluh hari setelah itu Dia naik ke sorga:  "...terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.  Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: 'Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.'"  (Kisah 1:9-11).  Yesus telah menggenapi rencana Allah!  Karena itu Dia harus kembali ke sorga.  Jika Yesus tidak naik ke sorga, bagaimana Ia dapat membuktikan bahwa diriNya adalah utusan dari sorga?  Jadi, kenaikan Yesus ke sorga semakin menegaskan bahwa Dia adalah Anak Allah,  "...Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah."  (Yohanes 13:3).

     Kenaikan Yesus ke sorga juga untuk menggenapi janjiNya kepada umatNya yaitu untuk memberikan seorang penolong bagi kita.  Ia berkata,  "Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu."  (Yohanes 16:7).  Kini, tidak ada alasan bagi orang percaya untuk menjadi takut dan kuatir dalam menjalani hidup ini karena ada Roh Kudus yang senantiasa menopang, menghibur, menguatkan dan menolong kita.  "...Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu."  (Yohanes 14:17b).  Kenaikan Yesus ke sorga juga semakin memberi jaminan dan kepastian bagi orang percaya tentang kehidupan kekal dalam Kerajaan Sorga karena Dia pergi untuk menyediakan tempat bagi kita.  Karena itu  "Janganlah gelisah hatimu;"  (Yohanes 14:1).  "...jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia."  (2 Korintus 5:1).  Haleluyah!

Karena itu, sambil menyongsong kedatanganNya kembali menjemput kita, marilah kita senantiasa hidup dalam ketaatan;  ada upah besar menanti!