Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Mei 2012 -
Baca: Matius 8:5-13
"Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh." Matius 8:8
Alkitab menyatakan, "Orang benar akan hidup oleh iman." (Roma 1:17). Yakobus menambahkan, "...iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna." (Yakobus 2:22), karena iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati. Dalam menjalani kehidupan kekristenan, kita pun dituntut untuk memiliki iman yang benar-benar hidup dan nyata.
Dalam renungan kemarin disampaikan bahwa tanda seseorang beriman kepada Tuhan adalah memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan dan percaya bahwa Dia sanggup melakukan segala perkara. Apa yang dikatakan Perwira Kapernaum ini: "...katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh." adalah perkataan penuh iman kepada Tuhan Yesus mengenai hambanya yang terbaring lumpuh di rumah. Meski secara kasat mata hambanya itu terkulai tak berdaya dan sangat menderita, perwira itu sangat percaya dan tidak ragu bahwa Tuhan Yesus sanggup menyembuhkan hambanya itu. Bahkan Tuhan Yesus tidak perlu datang ke rumahnya dan menjamah tubuh hambanya itu, hanya melalui perkataan atau mengucapkan sepatah kata saja hambanya itu pasti disembuhkan. Tuhan Yesus berkata, "...sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel." (Matius 8:10). Perwira Kapernaum percaya bahwa yang keluar dari mulutNya adalah firman yang hidup dan penuh kuasa.
Adakah kita memiliki iman seperti perwira Kapernaum ini? Apa pun keadaan kita saat ini, jangan putus asa, arahkan mata kita kepada Tuhan Yesus. Milikilah iman seperti perwira Kapernaum! Jika mata kita hanya tertuju pada masalah dan apa yang sedang kita alami kita akan menjadi lemah dan semakin kuatir. Itulah yang disukai Iblis. Lawanlah semua ketakutan dan kekuatiran dengan iman! Berhentilah memperkatakan yang negatif, sebaliknya selalu perkatakan firman Tuhan, maka oleh RohNya yang bekerja di dalam kita Ia akan menghidupkan firman yang ada di dalam hati dan pikiran kita. Roma 10:8: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu."
Ketika memperkatakan firman dengan iman, kita menyingkirkan keterbatasan dan kemustahilan manusia.
Monday, May 14, 2012
Sunday, May 13, 2012
BERSERAH DAN PERCAYA KEPADA TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Mei 2012 -
Baca: Mazmur 31:1-25
"Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya Tuhan, Allah yang setia." Mazmur 31:6
Sebagai pengikut Kristus status kita adalah anak-anak Tuhan dan kita disebut pula sebagai orang percaya, yaitu percaya kepada Kristus. Kepercayaan yang dimaksud bukanlah sekedar percaya, tetapi penyerahan penuh kepada Tuhan dan mempercayakan seluruh hidup kita kepadaNya. Tertulis: "Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;" (Mazmur 37:5).
Ayat nas di atas menggambarkan tentang penyerahan hidup Daud kepada Tuhan, di mana ia yakin bahwa perlindungan yang aman hanya ia temukan di dalam Dia. Daud berkata, "Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku." (Mazmur 31:4-5). Sebagai raja atas Israel bukan berarti Daud bebas dari masalah, malah dia banyak mengalami kesesakan, penderitaan dan melewati masa-masa sukar yang disebabkan oleh musuh-musuhnya yang berusaha untuk menjatuhkan dia.
Berserah berarti kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan di segala keadaan, baik suka maupun duka, saat dalam masalah, penderitaan, sakit, kesulitan, sedang diberkati atau sehat wal'afiat hari lepas hari, bukan pada saat-saat tertentu saja. Inilah yang disebut dengan tindakan iman, di mana kita mempercayakan hidup dan mempersilahkan Tuhan berkarya dalam hidup kita. Bukan iman yang setengah-setengah, bukan iman musiman, tetapi iman yang utuh dan seluruh.
Mengapa perlu memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan? Supaya hidup kita sesuai dengan kehendak dan rencanaNya. Ini tidaklah mudah karena sebagai manusia kita cenderung mengandalkan kekuatan dan kepintaran sendiri dibanding tunduk kepada kehendak Tuhan. Namun untuk berkenan kepada Tuhan tidak ada jalan lain selain harus mau dibentuk seperti tanah liat. Adakah tanah liat memberontak ketika dibentuk diproses? Tanah liat hanya bisa berserah dan percaya penuh kepada si penjunan.
Milikilah penyerahan penuh kepada Tuhan karena Dia tahu yang terbaik bagi kita dan tidak ada rancanganNya yang gagal atau salah!
Baca: Mazmur 31:1-25
"Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya Tuhan, Allah yang setia." Mazmur 31:6
Sebagai pengikut Kristus status kita adalah anak-anak Tuhan dan kita disebut pula sebagai orang percaya, yaitu percaya kepada Kristus. Kepercayaan yang dimaksud bukanlah sekedar percaya, tetapi penyerahan penuh kepada Tuhan dan mempercayakan seluruh hidup kita kepadaNya. Tertulis: "Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;" (Mazmur 37:5).
Ayat nas di atas menggambarkan tentang penyerahan hidup Daud kepada Tuhan, di mana ia yakin bahwa perlindungan yang aman hanya ia temukan di dalam Dia. Daud berkata, "Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku." (Mazmur 31:4-5). Sebagai raja atas Israel bukan berarti Daud bebas dari masalah, malah dia banyak mengalami kesesakan, penderitaan dan melewati masa-masa sukar yang disebabkan oleh musuh-musuhnya yang berusaha untuk menjatuhkan dia.
Berserah berarti kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan di segala keadaan, baik suka maupun duka, saat dalam masalah, penderitaan, sakit, kesulitan, sedang diberkati atau sehat wal'afiat hari lepas hari, bukan pada saat-saat tertentu saja. Inilah yang disebut dengan tindakan iman, di mana kita mempercayakan hidup dan mempersilahkan Tuhan berkarya dalam hidup kita. Bukan iman yang setengah-setengah, bukan iman musiman, tetapi iman yang utuh dan seluruh.
Mengapa perlu memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan? Supaya hidup kita sesuai dengan kehendak dan rencanaNya. Ini tidaklah mudah karena sebagai manusia kita cenderung mengandalkan kekuatan dan kepintaran sendiri dibanding tunduk kepada kehendak Tuhan. Namun untuk berkenan kepada Tuhan tidak ada jalan lain selain harus mau dibentuk seperti tanah liat. Adakah tanah liat memberontak ketika dibentuk diproses? Tanah liat hanya bisa berserah dan percaya penuh kepada si penjunan.
Milikilah penyerahan penuh kepada Tuhan karena Dia tahu yang terbaik bagi kita dan tidak ada rancanganNya yang gagal atau salah!
Subscribe to:
Posts (Atom)