Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Mei 2012 -
Baca: Mazmur 40:1-18
"Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong." Mazmur 40:2
Banyak orang Kristen yang bertanya-tanya dalam hati, "Mengapa pertolongan Tuhan itu begitu lama?" Padahal Tuhan berkata sendiri, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang
mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu
dibukakan." (Matius 7:7-8). Apa Ia ingkar dengan janjiNya? Camkan dalam hati bahwa Ia tidak pernah ingkar dengan janjiNya. JanjiNya yang tertulis dalam Alkitab pasti akan digenapi asalkan kita mau bersabar untuk menantikan Dia.
Mazmur 40:2-4 adalah kesabaran Daud dalam menantikan jawaban Tuhan. Daud percaya bahwa cepaat atau lambat doanya pasti dijawab Tuhan, karena "Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan." (Mazmur 145:18). Terkadang doa kita dijawab Tuhan dalam waktu singkat. Namun adakalanya doa kita dijawab Tuhan dalam waktu yang cukup lama, seperti Abraham yang harus menunggu selama 25 tahun untuk mendapatkan Ishak. Namun yakinlah bahwa di dalam Tuhan tidak ada deadlock (jalan buntu). Kita tidak perlu takut pada jalan buntu. Semua orang pasti pernah mengalami tidak ada jalan bagi masalahnya, tapi bagi orang-orang yang dikasihi Tuhan selalu ada jalan keluar. Oleh karena itu "...kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab
Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi." (Yosua 1:9). Untuk dapat menantikan jawaban Tuhan diperlukan suatu keberanian dalam diri kita, karena di dalamnya ada harga yang harus kita bayar, baik ketekunan, kesabaran, maupun kesetiaan. Ketiga hal ini kerapkali kita abaikan dan kita pun langsung menyalahkan Tuhan dan beranggapan bahwa Tuhan terlalu lambat untuk menolong kita.
Mengapa Ia lambat menjawab doa kita? Mungkin hidup kita dalam posisi tidak benar sehingga Tuhan harus menunggu sampai kita bertobat dan mengerti kehendakNya.
Mungkin saat ini Tuhan sedang membentuk kita sampai kita dapat berkata, "Tuhan, aku tidak mampu tanpa Engkau! Aku memerlukan Engkau."
Tuesday, May 8, 2012
Monday, May 7, 2012
BANYAK MEMBERI: Makin Diberkati Tuhan (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Mei 2012 -
Baca: Amsal 28:1-28
"Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki." Amsal 28:27
Seseorang yang dapat menjadi saluran berkat bagi orang lain adalah seorang yang kaya sejati. Pikiran: kalau kita tidak kaya, bagaimana mungkin kita dapat memberi kepada orang lain, bukan? Banyak orang masih pikir-pikir jika hendak memberi kepada orang lain: "Wah, kalau aku memberi berarti uangku berkurang. Untuk kebutuhan diri sendiri saja tidak cukup, apalagi memikirkan orang lain."
Kita tidak akan menjadi miskin karena kita memberi, justru dengan memberi menunjukkan bahwa kita hidup dalam kelimpahan. Dalam Amsal 11:24 dikatakan: "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat luar biasa, namun selalu berkekurangan." Memberi juga menunjukkan bahwa kita hidup dalam kelimpahan. Tuhan akan mencurahkan berkatNya ketika kita memberi, karena "Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri," (Amsal 11:17a). Kita pun tidak akan rugi jika kita memberi kepada orang lain; malahan ketika kita memberkati orang lain Tuhan akan memelihara hidup kita. Saat kita memperhatikan kebutuhan orang lain, percayalah Tuhan akan mengambil alih semua kesulitan yang kita alami. Tertulis: "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19).
Apakah Tuhan membutuhkan uang atau harta kita? Tidak! Tuhan berkata, "Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas," (Hagai 2:9). Pemazmur juga berkata, "Punya-Mulah langit, punya-Mulah juga bumi," (Mazmur 89:12). Namun mengapa Tuhan mengajarkan kita untuk membiasakan diri memberi? Itu adalah demi kepentingan kita sendiri (yaitu orang yang memberi) juga, karena ketika kita memberkati orang lain kita akan diberkati kembali. Semakin banyak kita diberkati Tuhan, kita dituntut untuk memberkati atau menolong orang lain lebih banyak lagi pula. Jadi kita yang sudah diberkati Tuhan lebih, memiliki tanggung jawab yang semakin besar di hadapan Tuhan. "Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut," (Lukas 12:48b).
Tuhan memberkati kita supaya kita menjadi saluran berkat bagi orang lain!
Baca: Amsal 28:1-28
"Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki." Amsal 28:27
Seseorang yang dapat menjadi saluran berkat bagi orang lain adalah seorang yang kaya sejati. Pikiran: kalau kita tidak kaya, bagaimana mungkin kita dapat memberi kepada orang lain, bukan? Banyak orang masih pikir-pikir jika hendak memberi kepada orang lain: "Wah, kalau aku memberi berarti uangku berkurang. Untuk kebutuhan diri sendiri saja tidak cukup, apalagi memikirkan orang lain."
Kita tidak akan menjadi miskin karena kita memberi, justru dengan memberi menunjukkan bahwa kita hidup dalam kelimpahan. Dalam Amsal 11:24 dikatakan: "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat luar biasa, namun selalu berkekurangan." Memberi juga menunjukkan bahwa kita hidup dalam kelimpahan. Tuhan akan mencurahkan berkatNya ketika kita memberi, karena "Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri," (Amsal 11:17a). Kita pun tidak akan rugi jika kita memberi kepada orang lain; malahan ketika kita memberkati orang lain Tuhan akan memelihara hidup kita. Saat kita memperhatikan kebutuhan orang lain, percayalah Tuhan akan mengambil alih semua kesulitan yang kita alami. Tertulis: "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19).
Apakah Tuhan membutuhkan uang atau harta kita? Tidak! Tuhan berkata, "Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas," (Hagai 2:9). Pemazmur juga berkata, "Punya-Mulah langit, punya-Mulah juga bumi," (Mazmur 89:12). Namun mengapa Tuhan mengajarkan kita untuk membiasakan diri memberi? Itu adalah demi kepentingan kita sendiri (yaitu orang yang memberi) juga, karena ketika kita memberkati orang lain kita akan diberkati kembali. Semakin banyak kita diberkati Tuhan, kita dituntut untuk memberkati atau menolong orang lain lebih banyak lagi pula. Jadi kita yang sudah diberkati Tuhan lebih, memiliki tanggung jawab yang semakin besar di hadapan Tuhan. "Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut," (Lukas 12:48b).
Tuhan memberkati kita supaya kita menjadi saluran berkat bagi orang lain!
Subscribe to:
Posts (Atom)