Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Mei 2012 -
Baca: Amsal 28:1-28
"Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki." Amsal 28:27
Seseorang yang dapat menjadi saluran berkat bagi orang lain adalah seorang yang kaya sejati. Pikiran: kalau kita tidak kaya, bagaimana mungkin kita dapat memberi kepada orang lain, bukan? Banyak orang masih pikir-pikir jika hendak memberi kepada orang lain: "Wah, kalau aku memberi berarti uangku berkurang. Untuk kebutuhan diri sendiri saja tidak cukup, apalagi memikirkan orang lain."
Kita tidak akan menjadi miskin karena kita memberi, justru dengan memberi menunjukkan bahwa kita hidup dalam kelimpahan. Dalam Amsal 11:24 dikatakan: "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat luar biasa, namun selalu berkekurangan." Memberi juga menunjukkan bahwa kita hidup dalam kelimpahan. Tuhan akan mencurahkan berkatNya ketika kita memberi, karena "Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri," (Amsal 11:17a). Kita pun tidak akan rugi jika kita memberi kepada orang lain; malahan ketika kita memberkati orang lain Tuhan akan memelihara hidup kita. Saat kita memperhatikan kebutuhan orang lain, percayalah Tuhan akan mengambil alih semua kesulitan yang kita alami. Tertulis: "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19).
Apakah Tuhan membutuhkan uang atau harta kita? Tidak! Tuhan berkata, "Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas," (Hagai 2:9). Pemazmur juga berkata, "Punya-Mulah langit, punya-Mulah juga bumi," (Mazmur 89:12). Namun mengapa Tuhan mengajarkan kita untuk membiasakan diri memberi? Itu adalah demi kepentingan kita sendiri (yaitu orang yang memberi) juga, karena ketika kita memberkati orang lain kita akan diberkati kembali. Semakin banyak kita diberkati Tuhan, kita dituntut untuk memberkati atau menolong orang lain lebih banyak lagi pula. Jadi kita yang sudah diberkati Tuhan lebih, memiliki tanggung jawab yang semakin besar di hadapan Tuhan. "Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut," (Lukas 12:48b).
Tuhan memberkati kita supaya kita menjadi saluran berkat bagi orang lain!
Monday, May 7, 2012
Sunday, May 6, 2012
BANYAK MEMBERI: Makin Diberkati Tuhan (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Mei 2012 -
Baca: Amsal 11:1-31
"Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum." Amsal 11:25
Ketika Tuhan memanggil Abraham keluar dari negerinya, Dia berkata, "...engkau akan menjadi berkat." (Kejadian 12:2b). Dan benar, hidup Abraham menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.
Sebagai orang percaya kita ini adalah milik Kristus, artinya kita juga adalah keturunan Abraham (baca Galatia 3:39); berarti kita juga dipanggil untuk menjadi berkat bagi dunia ini. Kita dipanggil bukan untuk mementingkan diri sendiri. Menjadi berkat berarti hidup untuk memberi, bukan menerima. Jadi prinsip hidup orang percaya adalah hidup untuk memberi. Alkitab juga menegaskan, "...Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah 20:35). Ini sangatlah kontras dengan konsep hidup dunia yang mengajarkan bahwa hidup itu harus menerima (to get something). Di dunia ini banyak orang yang hanya ingin mementingkan diri sendiri, mencari kemuliaan diri sendiri dan kesenangan diri sendiri, tapi Tuhan justru mengajarkan supaya kita memberi, dengan demikian hidup kita menjadi berkat bagi orang lain.
Bila kita memiliki sesuatu yang dapat kita berikan kepada orang lain, ingatlah itu semua bukan milik kita, tapi berasal dari Tuhan. Jangan pernah terlintas di benak kita bahwa uang atau kekayaan yang kita miliki adalah hasil kerja kita sendiri, "Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini." (Ulangan 8:18). Kepintaran, kehebatan, pekerjaan, karir, kekayaan, bahkan pelayanan yang dipercayakan Tuhan kepada kita semuanya berasal dari Tuhan. Adalah suatu anugerah bila kita dapat memperoleh semuanya itu. Itulah sebabnya Ayub dapat berkata, "Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!" (Ayub 1:21b). Tuhan menghendaki agar berkat yang kita terima kita salurkan kepada orang lain. Itulah tujuan Tuhan memberkati kita: menggunakan berkat-berkat itu untuk memberkati orang lain. Mari bersyukur jika Tuhan berkenan memakai kita menjadi saluran berkat bagi orang lain. Dapat memberi menunjukkan bahwa kita adalah orang kaya sejati. (Bersambung).
Baca: Amsal 11:1-31
"Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum." Amsal 11:25
Ketika Tuhan memanggil Abraham keluar dari negerinya, Dia berkata, "...engkau akan menjadi berkat." (Kejadian 12:2b). Dan benar, hidup Abraham menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.
Sebagai orang percaya kita ini adalah milik Kristus, artinya kita juga adalah keturunan Abraham (baca Galatia 3:39); berarti kita juga dipanggil untuk menjadi berkat bagi dunia ini. Kita dipanggil bukan untuk mementingkan diri sendiri. Menjadi berkat berarti hidup untuk memberi, bukan menerima. Jadi prinsip hidup orang percaya adalah hidup untuk memberi. Alkitab juga menegaskan, "...Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah 20:35). Ini sangatlah kontras dengan konsep hidup dunia yang mengajarkan bahwa hidup itu harus menerima (to get something). Di dunia ini banyak orang yang hanya ingin mementingkan diri sendiri, mencari kemuliaan diri sendiri dan kesenangan diri sendiri, tapi Tuhan justru mengajarkan supaya kita memberi, dengan demikian hidup kita menjadi berkat bagi orang lain.
Bila kita memiliki sesuatu yang dapat kita berikan kepada orang lain, ingatlah itu semua bukan milik kita, tapi berasal dari Tuhan. Jangan pernah terlintas di benak kita bahwa uang atau kekayaan yang kita miliki adalah hasil kerja kita sendiri, "Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini." (Ulangan 8:18). Kepintaran, kehebatan, pekerjaan, karir, kekayaan, bahkan pelayanan yang dipercayakan Tuhan kepada kita semuanya berasal dari Tuhan. Adalah suatu anugerah bila kita dapat memperoleh semuanya itu. Itulah sebabnya Ayub dapat berkata, "Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!" (Ayub 1:21b). Tuhan menghendaki agar berkat yang kita terima kita salurkan kepada orang lain. Itulah tujuan Tuhan memberkati kita: menggunakan berkat-berkat itu untuk memberkati orang lain. Mari bersyukur jika Tuhan berkenan memakai kita menjadi saluran berkat bagi orang lain. Dapat memberi menunjukkan bahwa kita adalah orang kaya sejati. (Bersambung).
Subscribe to:
Posts (Atom)