Sunday, May 6, 2012

BANYAK MEMBERI: Makin Diberkati Tuhan (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Mei 2012 -

Baca:  Amsal 11:1-31

"Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum."  Amsal 11:25

Ketika Tuhan memanggil Abraham keluar dari negerinya, Dia berkata,  "...engkau akan menjadi berkat."  (Kejadian 12:2b).  Dan benar, hidup Abraham menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.

     Sebagai orang percaya kita ini adalah milik Kristus, artinya kita juga adalah keturunan Abraham (baca Galatia 3:39);  berarti kita juga dipanggil untuk menjadi berkat bagi dunia ini.  Kita dipanggil bukan untuk mementingkan diri sendiri.  Menjadi berkat berarti hidup untuk memberi, bukan menerima.  Jadi prinsip hidup orang percaya adalah hidup untuk memberi.  Alkitab juga menegaskan,  "...Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."  (Kisah 20:35).  Ini sangatlah kontras dengan konsep hidup dunia yang mengajarkan bahwa hidup itu harus menerima (to get something).  Di dunia ini banyak orang yang hanya ingin mementingkan diri sendiri, mencari kemuliaan diri sendiri dan kesenangan diri sendiri, tapi Tuhan justru mengajarkan supaya kita memberi, dengan demikian hidup kita menjadi berkat bagi orang lain.

     Bila kita memiliki sesuatu yang dapat kita berikan kepada orang lain, ingatlah itu semua bukan milik kita, tapi berasal dari Tuhan.  Jangan pernah terlintas di benak kita bahwa uang atau kekayaan yang kita miliki adalah hasil kerja kita sendiri,  "Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini."  (Ulangan 8:18).  Kepintaran, kehebatan, pekerjaan, karir, kekayaan, bahkan pelayanan yang dipercayakan Tuhan kepada kita semuanya berasal dari Tuhan.  Adalah suatu anugerah bila kita dapat memperoleh semuanya itu.  Itulah sebabnya Ayub dapat berkata,  "Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!" (Ayub 1:21b).  Tuhan menghendaki agar berkat yang kita terima kita salurkan kepada orang lain.  Itulah tujuan Tuhan memberkati kita:  menggunakan berkat-berkat itu untuk memberkati orang lain.  Mari bersyukur jika Tuhan berkenan memakai kita menjadi saluran berkat bagi orang lain.  Dapat memberi menunjukkan bahwa kita adalah orang kaya sejati.  (Bersambung).

Saturday, May 5, 2012

PENTINGNYA MENDISIPLINKAN LIDAH (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Mei 2012 -

Baca:  Lukas 12:1-12

"Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan."  Lukas 12:12

Mengapa kita perlu mendisiplin lidah kita?  Karena lidah adalah salah satu anggota tubuh yang meski kecil, dapat mencemari seluruh tubuh kita.  Itulah sebabnya salah satu taktik Iblis untuk menghancurkan hidup orang percaya adalah dengan mengambil alih kendali lidah kita, sehingga seluruh hidup kita akan dirusak olehnya.  Setiap kali kita menggunakan lidah kita untuk memperkatakan hal-hal yang negatif, seperti ketakutan, kekuatiran, kecemasan, membenci, memfitnah, menggosip atau berbohong, kita sedang menyerahkan lidah kita kepada kendali Iblis.  Semakin lidah kita mengucapkan berbagai jenis kejahatan semakin kita memberi ruang gerak kepada Iblis untuk menghancurkan hidup kita.  Firman Tuhan,  "...janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran."  (Roma 6:13).

     Kita yang sudah diselamatkan melalui karya penebusan Kristus di kayu salib tidak boleh lagi menyerahkan seluruh anggota tubuh kita kepada dosa, tapi kepada Tuhan.  Jadi kita harus bisa mengekang lidah kita dan menyerahknnya kepada Tuhan karena dengan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu.  Hanya melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam kita, kita akan beroleh kemampuan untuk mengekang dan menundukkan lidah kita.

     Tuhan Yesus telah meninggalkan teladan yang luar biasa dalam hal lidah ini, di mana Ia tidak pernah mengeluarkan perkataan-perkataan yang negatif meskipun dianiaya, dihina, dicacimaki, diludahi dan pada akhirnya harus menderita dan mati di atas kayu salib.  "Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.  (1 Petrus 2:22).  Tuhan Yesus mampu mengekang lidahNya.  Dia berkata,  "...Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku."  (Yohanes 8:28).  Itulah sebabnya perkataan Tuhan Yesus senantiasa penuh dengan kuasa.  Berhati-hatilah dengan lidah! 

Adalah percuma kita rajin ke gereja jika kita tidak mampu mengekang lidah kita di bawah pimpinan Roh Kudus!