Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 April 2012 -
Baca: Mazmur 63:1-12
"Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu." Mazmur 63:5
Berapa lama Saudara memiliki waktu untuk bersekutu dengan Tuhan? Banyak yang menjawab: tidak pasti, kalau lagi tidak sibuk. Dalam sehari Tuhan memberi kita waktu selama 24 jam. Dari 24 jam itu, berapa jam yang kita gunakan untuk mencari hadirat Tuhan atau kita khususkan untuk memuji dan menyembah Dia?
Daud tidak pernah melewatkan hari tanpa bersekutu dengan Tuhan dan memuji-muji Tuhan, baik itu pagi, siang dan malam. Tertulis: "Tuhan, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu." (Mazmur 5:4), juga "...pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu;" (Mazmur 59:17) dan "...pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku." (Mazmur 42:9). Di segala waktu dan keadaan (suka maupun duka) Daud selalu memuji-muji Tuhan. Sama seperti yang dilakukan oleh suku Lewi, satu-satunya suku di antara 12 suku di Israel yang memiliki tugas 'istimewa' yaitu dikhususkan untuk melayani Tuhan, menyanyikan puji-pujian kepada Tuhan. Dikatakan: "...mereka bertugas menyanyikan syukur dan puji-pujian bagi Tuhan setiap pagi, demikian juga pada waktu petang," (1 Tawarikh 23:30).
Selama masih ada waktu, selama matahari terbit di ufuk timur, selama bintang masih gemerlap di waktu malam, dan selama bumi masih berputar, suku Lewi tak henti-hentinya menaikkan korban syukur dan puji-pujian bagi Tuhan, baik itu pada waktu pagi, petang dan juga pada hari-hari khusus seperti sabat, bulan baru, hari raya dan sebagainya. Kita pun harus demikian, menyediakan waktu khusus bagi Tuhan. Jangan hanya saat ibadah di gereja saja! Kita sendiri harus tahu kapan waktu yang tepat untuk mencari hadirat Tuhan. Bagi yang bekerja bisa menyediakan waktu pagi hari untuk Tuhan sebelum berangkat beraktivitas. Para ibu rumah tangga malah lebih fleksibel karena memiliki waktu luang lebih banyak di rumah, bisa pagi, siang atau sore. Atau mungkin kita hanya bisa pada malam hari setelah semua tugas dan pekerjaan terselesaikan. Tidak masalah! Daud berkata, "Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku." (Mazmur 34:2)
Jika Daud bisa, mengapa kita tidak?
Sunday, April 29, 2012
Saturday, April 28, 2012
MENGUATKAN HATI KEPADA TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 April 2012 -
Baca: Efesus 6:10-20
"Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya." Efesus 6:10
Gedung-gedung pencakar langit kini makin banyak terdapat di kota-kota besar, tidak hanya di Jakarta, tapi di kota-kota lainnya juga seperti Surabaya atau Bandung. Pembangunan gedung-gedung tinggi tersebut membutuhkan waktu yang tidak singkat, perlu adanya perencanaan yang matang, karena semakin tinggi bangunan gedung semakin dalam atau semakin kokoh pula pondasi yang harus ditanam. Jika tidak, gedung itu akan mudah goyah atau runtuh bila ada guncangan atau badai datang.
Kehidupan kekristenan kita pun juga harus demikian! Itulah sebabnya firman Tuhan selalu menasihatkan agar kita makin kuat di dalam Tuhan. Contoh lain adalah pesan Musa kepada Yosua: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau." (Ulangan 31:6). Juga saat bangsa Israel menghadapi bani Amon dan orang Aram, Yoab membangkitkan semangat para tentara Israel yang hendak terjun ke medan perang dengan berkata, "Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kota-kota Allah kita. Tuhan kiranya melakukan yang baik di mata-Nya." (1 Tawarikh 19:13). Jangan sampai mereka takut, patah semagat dan menjadi lemah. Memang jumlah lawan melebihi tentara Israel, tapi tidak ada perkara mustahil bagi orang percaya karena ada Tuhan yang menyertai mereka. Dan hasilnya, bangsa Israel mengalami kemenangan yang gilang-gemilang.
Di tengah dunia yang penuh tantangan ini anak-anak Tuhan tidak boleh lemah, sebab kita berada dalam peperangan setiap hari yaitu melawan tipu muslihat Iblis yang berupaya untuk menyerang iman orang percaya. Di akhir zaman ini banyak orang Kristen yang jatuh oleh karena perangkap Iblis, bahkan tak segan-segan mereka meninggalkan imannya. Karena iming-iming kekayaan, jabatan dan popularitas mereka rela menjual keselamatannya. Ada juga karena masalah (sakit-penyakit, krisis keuangan dan sebagainya) mereka tidak tahan, iman menjadi goyah dan akhirnya meninggalkan Kristus. Apa pun yang terjadi kita harus kuat di dalam Tuhan dan berjuang mempertahankan iman kita di hadapan Kristus sampai Dia datang kali yang kedua.
Jangan sampai gagal di tengah jalan dan akhirnya harus mengalami kebinasaan kekal.
Baca: Efesus 6:10-20
"Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya." Efesus 6:10
Gedung-gedung pencakar langit kini makin banyak terdapat di kota-kota besar, tidak hanya di Jakarta, tapi di kota-kota lainnya juga seperti Surabaya atau Bandung. Pembangunan gedung-gedung tinggi tersebut membutuhkan waktu yang tidak singkat, perlu adanya perencanaan yang matang, karena semakin tinggi bangunan gedung semakin dalam atau semakin kokoh pula pondasi yang harus ditanam. Jika tidak, gedung itu akan mudah goyah atau runtuh bila ada guncangan atau badai datang.
Kehidupan kekristenan kita pun juga harus demikian! Itulah sebabnya firman Tuhan selalu menasihatkan agar kita makin kuat di dalam Tuhan. Contoh lain adalah pesan Musa kepada Yosua: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau." (Ulangan 31:6). Juga saat bangsa Israel menghadapi bani Amon dan orang Aram, Yoab membangkitkan semangat para tentara Israel yang hendak terjun ke medan perang dengan berkata, "Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kota-kota Allah kita. Tuhan kiranya melakukan yang baik di mata-Nya." (1 Tawarikh 19:13). Jangan sampai mereka takut, patah semagat dan menjadi lemah. Memang jumlah lawan melebihi tentara Israel, tapi tidak ada perkara mustahil bagi orang percaya karena ada Tuhan yang menyertai mereka. Dan hasilnya, bangsa Israel mengalami kemenangan yang gilang-gemilang.
Di tengah dunia yang penuh tantangan ini anak-anak Tuhan tidak boleh lemah, sebab kita berada dalam peperangan setiap hari yaitu melawan tipu muslihat Iblis yang berupaya untuk menyerang iman orang percaya. Di akhir zaman ini banyak orang Kristen yang jatuh oleh karena perangkap Iblis, bahkan tak segan-segan mereka meninggalkan imannya. Karena iming-iming kekayaan, jabatan dan popularitas mereka rela menjual keselamatannya. Ada juga karena masalah (sakit-penyakit, krisis keuangan dan sebagainya) mereka tidak tahan, iman menjadi goyah dan akhirnya meninggalkan Kristus. Apa pun yang terjadi kita harus kuat di dalam Tuhan dan berjuang mempertahankan iman kita di hadapan Kristus sampai Dia datang kali yang kedua.
Jangan sampai gagal di tengah jalan dan akhirnya harus mengalami kebinasaan kekal.
Subscribe to:
Posts (Atom)