Wednesday, April 18, 2012

MENINGGALKAN KASIH MULA-MULA (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 April 2012 -

Baca:  Wahyu 2:1-7

"Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula."  Wahyu 2:4

Apakah saat ini kita sedang bangga dengan kerohanian kita?  Kita sudah melayani Tuhan dan terlibat aktif di gereja lokal yang terkenal?  Melalui renungan ini kita diingatkan untuk tidak terlalu membanggakan diri karena yang berhak menilai 'kualitas' pekerjaan kita bukanlah manusia, melainkan Tuhan.  Secara kasat mata mungkin kita melihat dan menilai bahwa gereja kita adalah gereja yang aktif dengan jemaat yang 'dewasa' rohani pula.  Hal ini bisa terlihat dari jadwal pelayanan yang tak pernah kosong, mulai hari Minggu hingga Sabtu, gereja penuh dengan kegiatan:  kebaktian umum, ibadah kelompok (sel), ibadah pria-wanita, ibadah doa puasa, ibadah pemuda dan sebagainya yang selalu dipenuhi dengan jiwa-jiwa.

     Keadaan ini tak jauh beda dengan jemaat di Efesus.  Kepada jemaat di Efesus Tuhan berkata,  "Aku tahu segala pekerjaanmu:  baik jerih payahmu maupun ketekunanmu."  (Wahyu 2:2a).  Jika kita perhatikan, jemaat di Efesus adalah jemaat yang dewasa rohaninya karena mereka setia, tekun, mampu membedakan guru-guru palsu (ayat 2), bahkan dikatakan:  "...engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku;  dan engkau tidak mengenal lelah." (ayat 3).  Bukankah ini sudah cukup membuktikan bahwa jemaat Efesus setia dalam melayani dan hidup bagi Tuhan?  Kurang apa lagi?  Secara manusia, kekristenan mereka pasti dikenan Tuhan.  Tetapi mengapa Tuhan masih mencela mereka?  Mata Tuhan sanggup melihat jauh melampaui pikiran dan juga penampilan luar kita karena  "...tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia,..."  (Ibrani 4:13).

     Jadi, Tuhan tahu keberadaan setiap jemaat dan individu yang ada di dalam gereja secara mendalam.  Saat ini mungkin yang menjadi fokus kita adalah hal-hal yang tampak dari luar:  jemaat yang banyak, organisasi gereja yang solid, aktivitas rohani (pelayanan yang padat), pula gedung gereja yang tampak megah dan besar dan sebagainya.  Tetapi ada hal penting yang malah terabaikan, dan itulah yang sedang Tuhan ungkap terhadaap jemaat di Efesus ini.  Ternyata banyak dari kita telah meninggalkan kasih mula-mula (ayat nas).  Kita telah menggantikan kasih kita kepada Tuhan dengan pekerjaan atau aktivitas rohani yang ada.  (Bersambung)

Tuesday, April 17, 2012

BERTOBAT DULU BARU MELAYANI TUHAN! (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 April 2012 -

Baca:  2 Timotius 4:1-8

"Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!"  2 Timotius 4:5

Hidup dalam pertobatan sejati adalah awal bagi setiap orang percaya untuk bisa melangkah ke luar sebagi pemberita Injil atau terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan.  Banyak orang mengira bahwa perbuatan dosa dapat diselesaikan dengan kita berbuat baik, sehingga berbagai cara kita tempuh untuk menutupi dosa-dosa yang kita perbuat.  Salah satunya adalah dengan kedok melalui kegiatan-kegiatan keagamaan atau istilah rohaninya adalah pelayanan.  Ingat! Tuhan tidak dapat kita manipulasi.  Tuhan mengetahui in detail apa yang ada di pikiran dan motivasi kita,  "...sebab Tuhan menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita."  (1 Tawarikh 28:9a).  Pergi ke gereja setiap minggu bahkan setiap hari dan melakukan berbagai macam kegiatan pelayanan menjadi suatu hal yang sia-sia dan tidak berarti di hadapan Tuhan, jika tidak ada pertobatan dalam diri kita.  Kita bisa saja mengelabui orang lain dengan tampilan luar yang wah, dengan dasi yang licin dan sebagainya, tapi tidak di hadapan Tuhan!

     Perhatikan!  "Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"  (Matius 7:22-23).  Yang Tuhan kehendaki adalah kita menjadi pelaku firman dan hidup dalam ketaatan.  Seharusnya semua kegiatan pelayanan yang kita lakukan menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan, bukan hanya aktivitas rutin saja.  Kekristenan sejati adalah hidup yang mau taat kepada Tuhan.  Kalau dulu sebelum bertobat kita selalu hidup dalam dosa dan melawan kebenaran, sekarang setelah bertobat kita harus mempunyai tekat untuk hidup taat dan menjadi semakin serupa dengan Kristus.

     Inilah pernyataan Paulus,  "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia."  (Kisah 5:29).  Ketaatan dan kerelaan hati untuk melayani Tuhan adalah buah dari pertobatan seseorang.  Jadi sebelum kita benar-benar hidup dalam pertobatan sejati jangan main-main dengan pelayanan.

Sebagai pemberita Injil, hidup kita harus benar di hadapan Tuhan dan juga manusia!