Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 April 2012 -
Baca: Roma 1:8-15
"Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma." Roma 1:15
Sebagai orang Kristen kita memiliki tanggung jawab yang tidak mudah, karena sebagai pengikut Kristus hidup kita juga harus mencerminkan Kristus dan meneladaniNya. Jika tidak, kita belum layak disebut sebagai orang Kristen yang sejati, karena semua tindakan dan perbuatan kita haruslah sesuai dengan firman Tuhan. Inilah yang dikehendaki Tuhan, "supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang
tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang
sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti
bintang-bintang di dunia," (Filipi 2:15).
Hidup tiada beraib, tiada bernoda, tiada bercela dan bercahaya di tengah-tengah dunia adalah kualitas hidup orang Kristen yang sesungguhnya. Seringkali orang salah dalam mengukur kualitas hidup seseorang. Orang dunia menilai bahwa seseorang dikatakan berkualitas apabila ia berpendidikan tinggi, mempunyai karir yang menanjak, berpengalaman banyak, memiliki kekayaan yang melimpah dan sebagainya. Tapi itu berbeda dengan ukuran yang dipakai Tuhan! "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati." (1 Samuel 16:7b).
Kehidupan rohani yang berkualitas inilah yang juga diteladankan rasul Paulus bagi orang percaya: saat berada di penjara sekali pun Paulus tetap bisa mengucap syukur kepada Tuhan (ayat 8). Meski mengalami tindasan, aniaya, penderitaan dan ujian dia tidak pernah mengeluh atau bersungut-sungut. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi Paulus dalam melayani Tuhan benar-benar tulus dan murni demi kemuliaan nama Tuhan (ayat 9). Apa kuncinya sehingga Paulus bisa seperti itu? Berdoa! (ayat 10). Tanpa doa, Paulus tidak akan mampu setegar itu; Tanpa doa, pelayanan Paulus tidak akan berdampak. Doa harus menjadi nafas hidup orang percaya! Karena itu ia selalu menasihatkan: "Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus." (Efesus 6:18b). Sudah seharusnya setiap kita, bukan hanya pelayan Tuhan, meneladani hidup Paulus ini. Jangan sampai kita melayani Tuhan tapi dengan motivasi tidak benar.
Selalu bersyukur, tulus melayani Tuhan dan tekun dalam doa adalah kunci untuk menjadi orang Kristen yang berkualitas!
Saturday, April 14, 2012
Friday, April 13, 2012
MEMUJI TUHAN: Kunci Menang dari Masalah!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 April 2012 -
Baca: Mazmur 34:1-23
"Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku." Mazmur 34:2
Beberapa waktu yang lalu televisi dan surat kabar dipenuhi dengan berita tentang kecelakaan maut yang menggemparkan di Jakarta, di mana seorang pengendara mobil menabrak 12 orang sekaligus dan 9 dari mereka meninggal. Usut punya usut si pengemudi mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dan ternyata ia masih berada di bawah pengaruh obat-obatan terlarang (narkoba). Ya... narkoba kini begitu merajalela, ada di mana-mana dan begitu mudahnya didapat. Bukan hanya anak muda yang menjadi pemakai, namun orang kantoran, artis, bahkan ada juga ibu-ibu rumah tangga serta pilot juga mengkonsumsinya!
Mengapa mereka memakai narkoba? Ada yang bilang: lagi stress, supaya bisa melupakan masalah, supaya happy atau sekedar ikut-ikutan. Untuk bisa terbebas dari masalah, kekuatiran, kecemasan, kepanikan dan stres, narkoba bukan jalan keluarnya. Jangan terpedaya oleh tipu muslihat Iblis! Kunci utama untuk lepas dari itu semua adalah kita harus semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Daud, ketika berada dalam permasalahan yang berat, justru mengangkat puji-pujian bagi Tuhan. Tertulis: "Tetapi aku senantiasa mau berharap dan menambah puji-pujian kepada-Mu;" (Mazmur 71:4), karena ia tahu bahwa "Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya." (Mazmur 34:19). Biasanya jika seseorang mengalami stress karena tertimpa kesukaran atau terkurung masalah-masalah serius ia cenderung untuk mengeluh, mengasihani diri sendiri dan marah kepada Tuhan. Jangankan memuji-muji Tuhan, untuk tersenyum saja bibir terasa kaku. Mengapa kita harus menyalahkan Tuhan? Bukankah kebanyakan masalah yang terjadi itu akibat dari kesalahan kita? Mungkin kebanyakan kita telah memberi celah kepada Iblis untuk menyerang pikiran kita dengan hal-hal negatif, sehingga terjadilah yang dikatakan Ayub: "...yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku." (Ayub 3:25).
Tuhan akan membebaskan kita dari semua permasalahan jika kita mau belajar memuji dan bersyukur padaNya dalam segala waktu (baik atau buruk).
Semakin banyak kita memuji Tuhan semakin besar juga kemenangan menjadi bagian kita!
Baca: Mazmur 34:1-23
"Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku." Mazmur 34:2
Beberapa waktu yang lalu televisi dan surat kabar dipenuhi dengan berita tentang kecelakaan maut yang menggemparkan di Jakarta, di mana seorang pengendara mobil menabrak 12 orang sekaligus dan 9 dari mereka meninggal. Usut punya usut si pengemudi mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dan ternyata ia masih berada di bawah pengaruh obat-obatan terlarang (narkoba). Ya... narkoba kini begitu merajalela, ada di mana-mana dan begitu mudahnya didapat. Bukan hanya anak muda yang menjadi pemakai, namun orang kantoran, artis, bahkan ada juga ibu-ibu rumah tangga serta pilot juga mengkonsumsinya!
Mengapa mereka memakai narkoba? Ada yang bilang: lagi stress, supaya bisa melupakan masalah, supaya happy atau sekedar ikut-ikutan. Untuk bisa terbebas dari masalah, kekuatiran, kecemasan, kepanikan dan stres, narkoba bukan jalan keluarnya. Jangan terpedaya oleh tipu muslihat Iblis! Kunci utama untuk lepas dari itu semua adalah kita harus semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Daud, ketika berada dalam permasalahan yang berat, justru mengangkat puji-pujian bagi Tuhan. Tertulis: "Tetapi aku senantiasa mau berharap dan menambah puji-pujian kepada-Mu;" (Mazmur 71:4), karena ia tahu bahwa "Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya." (Mazmur 34:19). Biasanya jika seseorang mengalami stress karena tertimpa kesukaran atau terkurung masalah-masalah serius ia cenderung untuk mengeluh, mengasihani diri sendiri dan marah kepada Tuhan. Jangankan memuji-muji Tuhan, untuk tersenyum saja bibir terasa kaku. Mengapa kita harus menyalahkan Tuhan? Bukankah kebanyakan masalah yang terjadi itu akibat dari kesalahan kita? Mungkin kebanyakan kita telah memberi celah kepada Iblis untuk menyerang pikiran kita dengan hal-hal negatif, sehingga terjadilah yang dikatakan Ayub: "...yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku." (Ayub 3:25).
Tuhan akan membebaskan kita dari semua permasalahan jika kita mau belajar memuji dan bersyukur padaNya dalam segala waktu (baik atau buruk).
Semakin banyak kita memuji Tuhan semakin besar juga kemenangan menjadi bagian kita!
Subscribe to:
Posts (Atom)