Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 April 2012 -
Baca: 1 Yohanes 2:7-17
"Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau
orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang
itu." 1 Yohanes 2:15
Keberadaan hidup orang percaya di tengah dunia adalah untuk menjadi berkat atau kesaksian bagi dunia. Karena itu kita dituntut memiliki kehidupan yang 'berbeda' dari orang-orang dunia. Tertulis: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak
Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2). Jika hidup kita tidak jauh berbeda dari orang dunia berarti kita telah gagal menjadi orang Kristen. Bahkan Yakobus dengan keras menyatakan: "Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan
dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia
menjadikan dirinya musuh Allah." (Yakobus 4:4). Jika seseorang mengasihi dunia ini bisa dipastikan bahwa dia tidak mengasihi Tuhan dengan sepenuhnya, karena ia lebih mengutamakan perkara-perkara duniawi dan mengabaikan perkara-perkara rohani.
Keduaniawian merupakan suatu roh yaitu suatu atmosfer, suatu pengaruh yang menembus seluruh kehidupan manusia. Sehubungan dengan ayat nas di atas, tidak berarti bahwa di dalam masyarakat kita harus berlaku seperti 'orang suci', hidup menyendiri dan tidak lagi bersosialisasi. Tetapi yang dimaksud di sini adalah tidak boleh hidup menurut cara hidup dunia ini yang cenderung berkompromi dengan dosa dan hidup dalam kedagingan. Dewasa ini banyak orang Kristen yang 'bergandengan tangan' dengan dunia ini sehingga sulit dibedakan manakah orang Kristen dan mana yang 'orang dunia'. Hal ini janganlah sampai terjadi! Terlebih-lebih menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang sudah di ambang pintu, kita harus berjuang untuk hidup benar dan tidak bercacat-cela. Kita harus tegas terhadap dosa!
Firman Tuhan berkata, "...hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging." (Galatia 5:16), dan "...barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu." (Galatia 6:8).
Bukti kalau kita tidak mengasihi dunia adalah tidak berkompromi dengan dosa, sebaliknya hidup menurut pimpinan Roh Tuhan!
Tuesday, April 10, 2012
Monday, April 9, 2012
KESETIAAN DAN PERLINDUNGAN TUHAN ITU SEMPURNA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 April 2012 -
Baca: Mazmur 121:1-8
"Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu." Mazmur 121:5
Tak seorang pun anak Tuhan yang tidak pernah mengecap kebaikan dan pertolongannya, bukan? Tuhan itu setia dan tidak pernah ingkar janji. Pemazmur berkata, "Tuhan setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya." (Mazmur 145:13b). Dan kepada jemaat di Tesalonika, rasul Paulus juga menegaskan bahwa "...Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat." (2 Tesalonika 3:3).
Sudah berapa kali kita diluputkan Tuhan dari hal-hal jahat? Sungguh tak terhitung banyaknya. Itulah kesetiaan Tuhan! Bagaimana dengan kesetiaan manusia? Kesetiaan manusia itu rapuh dan ada batasnya. Dikatakan rapuh, sebab kesetiaan manusia mudah berubah, sangat bergantung pada situasi dan kondisi yang ada. Apabila situasi dan kondisi sangat menguntungkan bagi dirinya, mereka akan setia. Sebaliknya ketika kondisi tidak menguntungan, kesetiaan itu akan sirna sama sekali sampai-sampai dikatakan, "...orang saleh telah habis, telah lenyap orang-orang setia dari antara anak-anak manusia." (Mazmur 12:2).
Sebagai orang percaya kita patut bersyukur karena memiliki Tuhan yang setia. Kesetiaan Tuhan itu juga mencakup pemeliharaan terhadap ancaman dari segala sesuatu yang jahat, baik itu kuasa jahat yang berasal dari Iblis atau kejahatan yang dilakukan oleh manusia. Sebenernya kejahatan yang dilakukan manusia itu juga bersumber dari roh Iblis. Namun Alkitab menegaskan, "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" (Roma 8:31b). Kita sering mendengar kesaksian dari hamba-hamba Tuhan yang mengalami tantangna atau perbuatan jahat yang ditujukan terhadap hidupnya. ketika memberitakan injil ke daerah pedalaman mereka diserang oleh kuasa-kuasa jahat yang berusaha untuk membunuhnya, baik itu dengan ilmu-ilmu gaib atau sihir, mantera-mantera atau pun racun untuk membunuh mereka. Tetapi tangan Tuhan menopang dan melindungi para hamba Tuhan itu terhadap yang jahat, sehingga kuasa maut tak mampu membunuhnya. Ketika orang-orang jahat itu tak mampu membunuh para hamba Tuhan, mereka pun menjadi takut dan banyak dari mereka yang akhirnya bertobat dan menerima Injil.
Di sinilah kuasa Tuhan dinyatakan, karena itu jangan takut karena perlindungan Tuhan itu sempurna!
Baca: Mazmur 121:1-8
"Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu." Mazmur 121:5
Tak seorang pun anak Tuhan yang tidak pernah mengecap kebaikan dan pertolongannya, bukan? Tuhan itu setia dan tidak pernah ingkar janji. Pemazmur berkata, "Tuhan setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya." (Mazmur 145:13b). Dan kepada jemaat di Tesalonika, rasul Paulus juga menegaskan bahwa "...Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat." (2 Tesalonika 3:3).
Sudah berapa kali kita diluputkan Tuhan dari hal-hal jahat? Sungguh tak terhitung banyaknya. Itulah kesetiaan Tuhan! Bagaimana dengan kesetiaan manusia? Kesetiaan manusia itu rapuh dan ada batasnya. Dikatakan rapuh, sebab kesetiaan manusia mudah berubah, sangat bergantung pada situasi dan kondisi yang ada. Apabila situasi dan kondisi sangat menguntungkan bagi dirinya, mereka akan setia. Sebaliknya ketika kondisi tidak menguntungan, kesetiaan itu akan sirna sama sekali sampai-sampai dikatakan, "...orang saleh telah habis, telah lenyap orang-orang setia dari antara anak-anak manusia." (Mazmur 12:2).
Sebagai orang percaya kita patut bersyukur karena memiliki Tuhan yang setia. Kesetiaan Tuhan itu juga mencakup pemeliharaan terhadap ancaman dari segala sesuatu yang jahat, baik itu kuasa jahat yang berasal dari Iblis atau kejahatan yang dilakukan oleh manusia. Sebenernya kejahatan yang dilakukan manusia itu juga bersumber dari roh Iblis. Namun Alkitab menegaskan, "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" (Roma 8:31b). Kita sering mendengar kesaksian dari hamba-hamba Tuhan yang mengalami tantangna atau perbuatan jahat yang ditujukan terhadap hidupnya. ketika memberitakan injil ke daerah pedalaman mereka diserang oleh kuasa-kuasa jahat yang berusaha untuk membunuhnya, baik itu dengan ilmu-ilmu gaib atau sihir, mantera-mantera atau pun racun untuk membunuh mereka. Tetapi tangan Tuhan menopang dan melindungi para hamba Tuhan itu terhadap yang jahat, sehingga kuasa maut tak mampu membunuhnya. Ketika orang-orang jahat itu tak mampu membunuh para hamba Tuhan, mereka pun menjadi takut dan banyak dari mereka yang akhirnya bertobat dan menerima Injil.
Di sinilah kuasa Tuhan dinyatakan, karena itu jangan takut karena perlindungan Tuhan itu sempurna!
Subscribe to:
Posts (Atom)