Sunday, April 1, 2012

TANPA PENGUASAAN DIRI, KITA AKAN JATUH (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 April 2012 -

Baca:  Amsal 16:1-33

"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota."  Amsal 16:32

Seseorang yang kuat secara fisik, mungkin badannya besar dan berotot, belum tentu juga kuat secara roh dan mampu menguasai dirinya sendiri.  Kita bisa belajar dari kehidupan Simson, di mana Alkitab mencatat bahwa ia sangat kuat, bahkan mampu mengalahkan ribuan orang Filistin dan menguasai sebuah kota.  Tapi Simson tidak berdaya di hadapan Delilah.  Ia tak mampu mengendalikan nafsu kedagingannya sehingga dengan mudahnya ia diperdaya oleh seorang wanita sehingga ia menceritakan rahasia kekuatannya.  Maka akibat tidak dapat menguasai diri Simson harus mengalami nasib yang tragis.  Simson tak dapat disebut sebagai orang yang kuat dalam roh.  Jadi penguasaan diri seseorang itu lebih utama daripada kekuatan fisik karena ini berhubungan dengan karakter.

     Arti penguasaan diri adalah:  dapat mengendalikan diri;  mampu mengontrol diri;  suatu kekuatan dalam diri seseorang untuk menjauhkan diri dari dosa dan tidak menuruti keinginan daging.  Begitu pentingkah penguasaan diri bagi orang percaya?  Ya, sangat penting.  Kita harus dapat menguasai diri dalam hal apa?  1.  Pikiran.  Jika kita tidak dapat menguasai pikiran kita akan berakibat pada tindakan-tindakan yang tidak dapat dikuasai pula.  Jika kita tidak bisa menguasai pikiran kita, pikiran kita pun akan dipenuhi oleh hal-hal yang negatif, yang pastinya akan berdampak pada perbuatan negatif pula.  Oleh karena itu Rasul Paulus berkata,  "...Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,"  (2 Korintus 10:5b).  Kita harus memiliki pikiran Kristus, artinya pikiran yang dipenuhi oleh firman Tuhan.  Jika pikiran kita terus diisi oleh firman Tuhan, segala tindakan dan perbuatan kita akan terarah dan terkontrol.  Daud berkata,  "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."  (Mazmur 119:105).  Memiliki pikiran Kristus berarti juga mencari dan memikirkan  "...perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah."  (Kolose 3:1).

     2.  Lidah atau ucapan.  Dalam Amsal 21:23 dikatakan,  "Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran."  Maka dari itu kita harus dapat menguasai lidah atau ucapan kita.  Yakobus mengibaratkan lidah kita itu seperti api,  "...betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar."  (Yakobus 3:5b).  (Bersambung)

Saturday, March 31, 2012

TUHAN SANGGUP MEMENUHI KEBUTUHAN KITA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Maret 2012 -

Baca:  Filipi 4:10-20

"Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus."  Filipi 4:19

Setiap hari semua orang tanpa terkecuali dipusingkan oleh kebutuhan hidup sehari-hari.  Apalagi sekarang ini semua harga kebutuhan pokok tidak ada yang murah, semuanya makin hari makin mahal.  Yah...selama hidup di dunia ini memenuhi kebutuhan hidup, baik itu makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya, adalah hal-hal yang tidak dapat dipisahkan.  Itulah sebabnya semua orang bekerja keras membanting tulang untuk dapat memenuhi setiap kebutuhannya.

     Apa yang dikejar?  Tidak ada kata lain, selain UANG.  Semua orang pasti berpikir bahwa jika sudah memiliki cukup uang atau bahkan berlebih semuanya akan menjadi beres, hidup ini bisa tenang dan kebahagiaan dapat dirasakan.  Benarkah?  Kenyataannya tidak demikian, kita tetap saja merasa kurang dan tidak pernah terpuaskan seperti yang dikatakan Salomo,  "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan pernah puas dengan penghasilannya."  (Pengkotbah 5:9a).  Akibatnya pikiran kita dipenuhi oleh kekuatiran setiap hari;  kuatir akan kebutuhan, kuatir akan biaya sekolah anak dan lain-lain.  Alkitab menasihati,  "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.  Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."  (Matius 6:34).  Ada pun arti kata 'kuatir' itu sendiri adalah rasa takut, gelisah, cemas terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti.  Untuk bisa keluar dari kekuatiran Tuhan mengajarkan untuk kita untuk memprioritaskan perkara-perkara rohani terlebih dahulu.  Tuhan berkata,  "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."  (Matius 6:33).

     Sudahkah kita menempatkan Tuhan sebagai yang utama dalam hidup ini?  Tuhan Yesus telah menebus hidup kita dengan darahNya yang mahal supaya kita diselamatkan.  Tidakkah hati kita terketuk untuk membalas kasihNya itu?  Nah, untuk mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya tidak ada jalan lain selain kita mencari hadirat Tuhan setiap hari;  setia merenungkan firmanNya dan melakukannya;  setia beribadah dan melayani Tuhan.

Ketika kita mengutamakan Tuhan di atas segalanya, maka Dia akan menyediakan segala yang kita perlukan karena Dia adalah Jehovah Jireh!