Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Maret 2012 -
Baca: Yunus 2:1-10
"Dan aku berkata: telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?" Yunus 2:4
Ketika berada dalam lembah kekelaman, ujian atau masalah yang berat, seringkali kita bertanya kepada Tuhan, "Mengapa Tuhan hal ini bisa terjadi? Tuhan, mengapa Engkau meninggalkan aku?" Ketahuilah bahwa adakalanya Tuhan mengijinkan kita masuk ke suatu keadaan yang sepertinya tidak ada harapan, dengan tujuan menguji kesetiaan dan iman kita. Karena itu kita tidak boleh menyerah dan putus asa.
Saat berada di dalam perut ikan, Yunus tetap mengarahkan imannya kepada Tuhan dengan berkata, "Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada Tuhan, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus." (Yunus 2:7). Jangan sekali-kali kita lari mencari pertolongan atau bersandar kepada manusia karena kita pasti akan kecewa dan Alkitab pun menentang hal itu. Tertulis : "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!" (Yeremia 17:5). Larilah kepada Tuhan, berseru-seru padaNya sampai pintu sorga terbuka.
Berhentilah menggerutu dan berkeluh kesah sebaliknya tetaplah tenang dan ucapkanlah syukur kepada Tuhan, karena "Hati yang tenang menyegarkan tubuh," (Amsal 14:30a) dan di situlah letak kekuatan kita (baca Yesaya 30:15). Secara manusia Yunus sudah tidak memiliki harapan untuk hidup, tapi ia masih bisa berkata, "Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari Tuhan!" (Yunus 2:9). Dengan mengucap syukur semangat yang padam dapat bangkit kembali dan iman yang sudah lemah dapat dikuatkan. Ingat! Kuasa Tuhan tidak dapat bekerja apabila iman kita padam. Sekalipun manusia berkata itu mustahil, penyakitmu tidak akan sembuh, rumah tanggamu akan hancur, selalu ada harapan dan jalan keluar di dalam Tuhan. Tiada sesuatu yang mustahil bagi Tuhan! Sebesar apa pun persoalan kita Tuhan Yesuslah jawaban! Sebagaimana Tuhan sanggup mengeluarkan Yunus dari dalam perut ikan seperti tertulis: "Lalu berfirmanlah Tuhan kepada ikan itu, dan ikan itupun memuntahkan Yunus ke darat." (Yunus 2:10), Dia pun sanggup menolong kita.
"Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di paang belantara." Yesaya 43:19b
Wednesday, March 28, 2012
Tuesday, March 27, 2012
SELAGI MUDA LAYANILAH TUHAN!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Maret 2012 -
Baca: Pengkotbah 11:9-10, 12:1-8
"Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: 'Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!'" Pengkotbah 12:1
Kehidupan manusia tidak hanya berlangsung di dunia ini saja, tapi ada kehidupan baru setelah kematian. Jadi hidup manusia ada dua tahap: hidup sementara di dalam dunia dan hidup dalam kekekalan di akhirat nanti seperti dikatakan oleh Rasul Paulus, "...jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia." (2 Korintus 5:1).
Adalah salah besar jika orang berkata bahwa hidup hanya sekali saja yaitu saat di bumi ini. Dalam Yesaya 22:13 dikatakan: "Tetapi lihat, di tengah-tengah mereka ada kegirangan dan sukacita, membantai lembu dan menyembelih domba, makan daging dan minum anggur, sambil berseru: 'Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati!'". Seorang kaya yang bodoh juga berkata kepada dirinya sendiri, "Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah." (Lukas 12:19). Orang kaya ini lupa bahwa hidup di dunia ini hanya sebentar. Jika hidup ini hanya sebatas lubang kubur buat apa kita berlelah-lelah melayani Tuhan, tekun dalam ibadah dan mempertahankan iman di dalam Kristus? Pengkotbah mengingatkan, selagi masih muda (dengan kata lain: selagi masih ada kesempatan) biarlah kita gunakan waktu yang ada untuk mengejar perkara-perkara yang menuju kepada kekekalan.
Biarlah waktu-waktu yang kita lewati ini adalah kesempatan bagi Tuhan untuk mengurapi kita dan memakai kita sebagai alat kemuliaanNya. Terlebih bagi kita yang masih muda, masa muda adalah masa emas bagi kita berbuat sesuatu untuk Tuhan dan juga sesama. Kita tahu usia muda adalah masa yang rawan bagi seseorang karena kebodohan melekat pada hati anak muda. tertulis: "Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya." (Amsal 22:15). Kebodohan membuat mereka gampang jatuh dalam dosa. Sebagai anak-anak Tuhan, jangan sia-siakan kemudaanmu!
Potensi dalam dirimu adalah harta termahal. Persembahkan itu kepada Tuhan sebagai alat kebenaranNya sehingga masa mudamu menjadi teladan bagi banyak orang dan nama Tuhan dipermuliakan!
Baca: Pengkotbah 11:9-10, 12:1-8
"Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: 'Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!'" Pengkotbah 12:1
Kehidupan manusia tidak hanya berlangsung di dunia ini saja, tapi ada kehidupan baru setelah kematian. Jadi hidup manusia ada dua tahap: hidup sementara di dalam dunia dan hidup dalam kekekalan di akhirat nanti seperti dikatakan oleh Rasul Paulus, "...jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia." (2 Korintus 5:1).
Adalah salah besar jika orang berkata bahwa hidup hanya sekali saja yaitu saat di bumi ini. Dalam Yesaya 22:13 dikatakan: "Tetapi lihat, di tengah-tengah mereka ada kegirangan dan sukacita, membantai lembu dan menyembelih domba, makan daging dan minum anggur, sambil berseru: 'Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati!'". Seorang kaya yang bodoh juga berkata kepada dirinya sendiri, "Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah." (Lukas 12:19). Orang kaya ini lupa bahwa hidup di dunia ini hanya sebentar. Jika hidup ini hanya sebatas lubang kubur buat apa kita berlelah-lelah melayani Tuhan, tekun dalam ibadah dan mempertahankan iman di dalam Kristus? Pengkotbah mengingatkan, selagi masih muda (dengan kata lain: selagi masih ada kesempatan) biarlah kita gunakan waktu yang ada untuk mengejar perkara-perkara yang menuju kepada kekekalan.
Biarlah waktu-waktu yang kita lewati ini adalah kesempatan bagi Tuhan untuk mengurapi kita dan memakai kita sebagai alat kemuliaanNya. Terlebih bagi kita yang masih muda, masa muda adalah masa emas bagi kita berbuat sesuatu untuk Tuhan dan juga sesama. Kita tahu usia muda adalah masa yang rawan bagi seseorang karena kebodohan melekat pada hati anak muda. tertulis: "Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya." (Amsal 22:15). Kebodohan membuat mereka gampang jatuh dalam dosa. Sebagai anak-anak Tuhan, jangan sia-siakan kemudaanmu!
Potensi dalam dirimu adalah harta termahal. Persembahkan itu kepada Tuhan sebagai alat kebenaranNya sehingga masa mudamu menjadi teladan bagi banyak orang dan nama Tuhan dipermuliakan!
Subscribe to:
Posts (Atom)