Friday, March 23, 2012

ALKITAB: Jauh Sangat Bernilai!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Maret 2012 - 

Baca:  2 Timotius 3:10-17

"Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus."  2 Timotius 3:15

Berapa harga sebuah Alkitab?  Bervariasi, tergantung kualitas kertas dan cover-nya.  Untuk Alkitab berbahasa Indonesia harganya tak lebih dari seratus ribu rupiah.  Untuk mendapatkan Alkitab juga tidaklah sulit karena tersedia di toko-toko buku.  Namun jangan sekali-kali Saudara menyamakan nilai Alkitab dengan buku-buku yang lain meski dilihat dari harganya tidak terlalu berbeda jauh.  Isi Alkitab sangat jauh bernilai dibanding buku yang lain karena Alkitab berisikan firman yang diilhamkan oleh Tuhan sendiri.  Alkitab adalah pikiran Tuhan, kehendak Tuhan, isi hati Tuhan, dan apa yang Tuhan rencanakan bagi kehidupan manusia.  Jika kita perhatikan, situasi dan segala peristiwa yang terjadi di dunia ini jauh sebelumnya telah dinubuatkan oleh Alkitab.  Dan semua nubuat itu tidak berasal dari kehendak manusia, tetapi atas dorongan kuasa Roh Kudus seperti tertulis:  "sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh kudus orang-orang berbicara atas nama Allah."  (2 Petrus 1:21).

     Apalagi keistimewaan Alkitab?  Alkitab berkuasa mengubah hati manusia dan mengoreksi kehidupan manusia, karena  "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."  (2 Timotius 3:16).  Alkitab dapat mengubah seseorang yang jahat menjadi baik, mantan narapidana bisa menjadi hamba Tuhan.  Uang, kekayaan, jabatan tidak dapat mengubah hati manusia, tapi Firman Tuhanlah yang dapat melembutkan hati yang keras, bahkan dapat meleburkan hati yang telah membatu,  "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun;  ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum;  ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita."  (Ibrani 4:12).

     Alkitab berkuasa menuntun manusia kepada Tuhan Yesus.  Hal ini diakui Daud,  "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."  (Mazmur 119:105).  Tuhan Yesus adalah pokok, pusat pemberitaan dan harta termahal yang terkandung di dalam Alkitab.

Alkitab jauh sangat bernilai karena tulisan-tulisan yang ada di dalamnya mengandung kuasa dan menuntun manusia kepada keselamatan kekal!

Thursday, March 22, 2012

MENGUTAMAKAN DIRI SENDIRI DARI PADA TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Maret 2012 - 

Baca:  Hagai 1:1-14

"Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri."  Hagai 1:9b

Bait Suci adalah tempat di mana kemuliaan Tuhan dinyatakan atas umatNya. Sayang, Bait Suci dalam bacaan hari ini telah menjadi puing-puing atau reruntuhan. Oleh karena itu tanpa kenal lelah nabi Hagai mengajak umat Tuhan untuk membangun kembali Bait Suci yang telah runtuh itu.  Bagaiman respons mereka?  "Bangsa ini berkata:  Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah Tuhan!"  (Hagai 1:2).

Orang-orang tidak menanggapinya dengan serius dan cenderung meremehkan ajakan nabi Hagai.  Mereka enggan mendirikan Bait Suci lagi dan lebih suka mendirikan rumah mereka sendiri.  Ini menunjukkan bahwa mereka lebih mementingkan diri sendiri dari pada perkara-perkara rohani.  Perkara-perkara rohani bukan lagi prioritas utama dalam hidup mereka.  Apakah ini yang disebut dengan kemajuan rohani?  Bangsa Israel telah mengalami kemunduran rohani yang teramat dalam.  Pengalaman bangsa Israel inilah yang mendorong Rasul Paulus untuk mengingatkan jemaat di Galatia,  "Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!"  (Galatia 3:3-4)

     Keadaan ini tidak jauh berbeda dengan kehidupan orang percaya saat ini;  semangat untuk melayani Tuhan sudah semakin kendor, padahal sebelumnya kita begitu berapi-api bagi Tuhan.  Namun setelah semuanya berjalan dengan lancar kita mulai berubah.  Hati kita mulai dingin!  Kini perkara-perkara duniawi lebih menyita sebagian besar waktu kita.  Kita tenggelam dalam kesibukan mengejar materi sampai-sampai waktu untuk bersekutu dengan Tuhan sudah tidak ada lagi, apalagi terlibat dalam pelayanan.  Kita biarkan Bait Suci menjadi reruntuhan dan kita sibuk membangun dan mempercantik rumah sendiri.  Tuhan berkata,  "...tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?" (1 Korintus 6:19).  Bukan berarti kita semua harus masuk sekolah Alkitab dan menjadi pendeta atau pelayan Tuhan penuh waktu.

Apa pun yang kita miliki:  waktu, tenaga, talenta, karunia, harta dan sebagainya dapat kita persembahkan untuk kemuliaan nama Tuhan;  jangan hanya memikirkan kepentingan sendiri saja.