Monday, March 19, 2012

MENDENGAR: Bagian Tak Terpisahkan dari Ketaatan!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Maret 2012 - 

Baca:  Matius 7:24-27

"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu."  Matius 7:24

Dalam bahasa Yunani ketaatan disebut 'aqu-o' yang artinya dalam bahasa Inggris adalah 'I will obey'.  Ketaatan yang dimaksud di sini bukan sekedar taat, tetapi juga mengandung arti mendengar.  Tidak ada orang yang bisa taat jika tidak mendengar terlebih dahulu, lalu menyimpannya dalam hati, merenungkannya dan kemudianh melakukannya.

     Itulah sebabnya nabi Yesaya berkata,  "Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid."  (Yesaya 50:4).  Yesaya mengatakan bahwa setiap pagi Tuhan mempertajam pendengarannya untuk mendengar karena tidak mungkin seseorang bisa taat tanpa mendengar terlebih dulu.  Ini berarti kita mendengar perintah Tuhan melalui kebenaran firmanNya, lalu kita taat dan pada saatnya kita akan melihat berkat Tuhan dinyatakan atas hidup kita seperti tertulis,  "Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia,"  (Ulangan 28:13).

     Ketaatan tidak hanya sekedar melakukan.  Banyak orang Kristen yang kelihatannya taat padahal ia melakukan itu semua dengan tidak tulus, merasa sungkan atau terpaksa.  "Ah, tidak enak tidak datang ke gereja karena sering ditelepon oleh pendeta saya;  Yah... aku terpaksa datang ke persekutuan doa karena dijemput terus oleh teman, tidak bisa menolak."  Ada juga yang datang ke gereja karena memiliki motivasi-motivasi tertentu.  Apakah ini bisa disebut taat?  Jadi, jika seseorang kelihatannya melakukan sesuatu yang baik tidak selamanya karena taat.  Ketaatan harus benar-benar jelas.  Dimulai dari mendengar, artinya mengerti terlebih dahulu apa yang menjadi kehendak Tuhan, lalu dengan sungguh-sungguh kita lakukan karena kita taat kepadaNya.

Mari kita terus mempertajam pendengaran kita terhadap firman Tuhan setiap hari sehingga kita semakin kuat di dalam Tuhan dan menjadi anak-anakNya yang taat.

Sunday, March 18, 2012

SUDAH BERARTIKAH HIDUP KITA SELAMA INI?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Maret 2012 - 

Baca:  Galatia 6:1-10

"Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri."  Galatia 6:3

Hidup ini adalah anugerah terbesar dari Tuhan.  Dan tidak ada seorang pun yang bisa berkata bahwa hidup yang ia jalani ini hanyalah sebagai sesuatu yang kebetulan saja,  "Karena aku lahir ke dunia ini, yah...dijalani saja, mengalir ikut arus.  Buat apa terlalu ngoyo!"  Ingat!  Tatkala seseorang dipercaya untuk hidup, berarti ada tujuan dan rencana Tuhan yang indah dan luar biasa di dalamnya.  Karena sejak dari semula, Tuhan telah memiliki rencana yang agung bagi kehidupan manusia.  Namun, bagaimana kita menjalani hidup dan bagaimana supaya hidup yang kita jalani ini berarti adalah sebuah pilihan dari masing-masing kita.

     Banyak orang yang menyia-nyiakan hari-hari dalam hidupnya dengan hal-hal yang tidak berarti, bahkan salah jalan, sehingga hidupnya menjadi kesaksian yang tidak baik bagi orang lain.  Yang Tuhan mau, setiap orang percaya memiliki hidup yang berarti, karena Tuhan telah merancangkan kehidupan yang baik dan masa depan baik bagi setiap kehidupan orang percaya.  Dalam Yeremia 29:11 dikatakan,  "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."  Jadi, rancangan Tuhan bagi kehidupan kita adalah baik adanya, tidak ada rancangan yang tidak baik atau jahat.  Itulah sebabnya, kita harus berusaha bagaimana supaya hidup kita ini berarti dan sesuai dengan apa yang Tuhan mau.  Kita harus bertanggung jawab dengan kehidupan kita masing-masing.  Kita diberi talenta untuk dikembangkan, diberi potensi untuk kita maksimalkan.  Perhatikan tekad Rasul Paulus,  "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.  Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah."  (Filipi 1:21-22a)  dan  "...aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku."  (Galatia 2:20a).

     Hidup yang berarti adalah hidup yang berbuah bagi Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain.  Salah satunya adalah ada buah-buah roh yang dihasilkan, yaitu:  "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri."  (Galatia 5:22-23a).  Sudahkah itu menjadi bagian hidup kita sehari-hari?

Jika hidup kita tidak berarti kita bisa disebut gagal sebagai orang Kristen!