Sunday, March 11, 2012

BERHENTILAH MENGHAKIMI!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Maret 2012 - 

Baca: Roma 14:1-12

"Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah."  Roma 14:10

Sampai saat ini masih sering terjadi saling menghakimi di antara anak-anak Tuhan.  Kita begitu mudahnya melihat dosa, kelemahan dan kekurangan orang lain.  Ketika ada saudara seiman yang jatuh dalam dosa kita langsung mencemooh dan sesegera mungkin menyebarkan  'kabar hangat'  ini ke orang lain.  Ketika ada saudara yang mengalami pergumulan berat dan sakit tak kunjung sembuh kita langsung berkata,  "Wah... dia terlalu banyak dosanya, makanya Tuhan menimpakan masalah berat padanya."  Ada peribahasa yang mengatakan bahwa tak ada gading yang tak retak.  Setiap orang itu tidak pernah luput dari kesalahan.  Tak ada manusia yang sempurna!  Bahkan hamba Tuhan atau pendeta pun tak luput dari kesalahan dan kekurangan.  Oleh karena itu  "...janganlah kita saling menghakimi lagi!  Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini:  Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!"  (Roma 14:13).

     Di dalam Alkitab banyak sekali ayat yang mengingakan kita untuk tidak mudah menghakimi orang lain.  Hal ini menunjukkan bahwa menghakimi orang lain adalah dosa di hadapan Tuhan.  Melalui renungan ini kita disadarkan agar tidak mudah duduk sebagai hakim terhadap saudara yang lain.  Firman Tuhan dengan tegas menyatakan bahwa  "Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinaasakan.  Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?"  (Yakobus 4:12).

     Jika saat ini kita masih merasa sebagai orang yang paling benar dan menempatkan orang lain selalu menjadi terdakwa, segeralah bertobat sebelum semuanya terlambat, sebab  "...dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."  (Matius 7:2).  Jika ada saudara kita yang lemah dan jatuh justru adalah kesempatan bagi kita untuk menunjukkan kasih dengan menolong dan menguatkan, sehingga dia segera bangkit dan dipulihkan.  Jangan menjadi hakim dan maah menjatuhkan vonis.

Sebagai anak-anak Tuhan mari saling melengkapi, menjaga, mendukung, menopang dan menguatkan satu sama lain!

Saturday, March 10, 2012

DOA UNTUK MEMUASKAN KEINGINAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Maret 2012 - 

Baca:  Yakobus 4:1-10

"Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu."  Yakobus 4:3

Adalah penting bagi kita untuk selalu diingatkan betapa penting doa itu bagi orang percaya.  Doa adalah nafas hidup kita.  Dengan kata lain setiap orang percaya harus hidup di dalam doa setiap waktu.  Doa adalah sarana komunikasi kita dengan Tuhan dan itu berarti harus terjadi dua arah.  Ada saatnya kita yang berbicara kepada Tuhan dan Tuhan yang mendengarkan, dan ada saatnya Tuhan yang berbicara kepada kita melalui firmanNya kemudian kita yang mendengar.

     Tuhan menghendaki hubungan yang karib antara kita denganNya terjalin terus setiap hari dan setiap saat.  Namun banyak orang Kristen yang tekun berdoa hanya ketika mereka perlu saja, saat dalam masalah dan pergumulan yang berat.  Sebaliknya jika semuanya baik-baik saja, usaha lancar, tubuh sehat-sehat saja dan sebagainya, doa tidak lagi menjadi prioritas utama dalam hidupnya.  Lalu, doa yang berkenan kepada Tuhan itu doa yang bagaimana?  Doa yang berkenan kepada Tuhan adalah doa yang disertai dengan iman.  Artinya doa yang percaya kepada firman Tuhan yang terdiri dari rencanaNya yang baik untuk hidup kita, dan kepada janji-janjiNya yang adalah ya dan amin.  Mungkin selama ini kita sudah berdoa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun tetapi doa kita belum juga dijawab Tuhan.  Jangan langsung menyalahkan Tuhan!  Koreksi terlebih dahulu dan perhatikan bagaimana kita berdoa.  Adakah kita berdoa dengan sikap hati yang benar, atau kita berdoa hanya bertujuan untuk memuaskan segala keinginan pribadi kita?

     Sesungguhnya Tuhan tahu persis apa pun yang menjadi kebutuhan kita, dan Dia pasti akan memenuhi kebutuhan kita.  Namun pada waktu berdoa kita harus bisa membedakan antara berdoa dengan iman dan berdoa memaksakan kehendak kepada Tuhan demi kepentingan diri sendiri.  Mengklaim janji Tuhan itu baik, tetapi janganlah hal itu demi memuaskan nafsu duniawi kita.  Seringkali kita menjadi iri hati ketika melihat orang lain lebih berhasil dari kita, lalu kita protes kepada Tuhan mengapa Tuhan tidak memberkati kita seperti orang itu.

Berdoalah bukan pada saat kita membutuhkan segala sesuatu, tetapi berdoalah kepada Tuhan setiap saat untuk membangun keintiman dengan Tuhan;  pasti berkat akan dicurahkan kepada kita.