Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Maret 2012 -
Baca: Yakobus 4:1-10
"Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu
salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk
memuaskan hawa nafsumu." Yakobus 4:3
Adalah penting bagi kita untuk selalu diingatkan betapa penting doa itu bagi orang percaya. Doa adalah nafas hidup kita. Dengan kata lain setiap orang percaya harus hidup di dalam doa setiap waktu. Doa adalah sarana komunikasi kita dengan Tuhan dan itu berarti harus terjadi dua arah. Ada saatnya kita yang berbicara kepada Tuhan dan Tuhan yang mendengarkan, dan ada saatnya Tuhan yang berbicara kepada kita melalui firmanNya kemudian kita yang mendengar.
Tuhan menghendaki hubungan yang karib antara kita denganNya terjalin terus setiap hari dan setiap saat. Namun banyak orang Kristen yang tekun berdoa hanya ketika mereka perlu saja, saat dalam masalah dan pergumulan yang berat. Sebaliknya jika semuanya baik-baik saja, usaha lancar, tubuh sehat-sehat saja dan sebagainya, doa tidak lagi menjadi prioritas utama dalam hidupnya. Lalu, doa yang berkenan kepada Tuhan itu doa yang bagaimana? Doa yang berkenan kepada Tuhan adalah doa yang disertai dengan iman. Artinya doa yang percaya kepada firman Tuhan yang terdiri dari rencanaNya yang baik untuk hidup kita, dan kepada janji-janjiNya yang adalah ya dan amin. Mungkin selama ini kita sudah berdoa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun tetapi doa kita belum juga dijawab Tuhan. Jangan langsung menyalahkan Tuhan! Koreksi terlebih dahulu dan perhatikan bagaimana kita berdoa. Adakah kita berdoa dengan sikap hati yang benar, atau kita berdoa hanya bertujuan untuk memuaskan segala keinginan pribadi kita?
Sesungguhnya Tuhan tahu persis apa pun yang menjadi kebutuhan kita, dan Dia pasti akan memenuhi kebutuhan kita. Namun pada waktu berdoa kita harus bisa membedakan antara berdoa dengan iman dan berdoa memaksakan kehendak kepada Tuhan demi kepentingan diri sendiri. Mengklaim janji Tuhan itu baik, tetapi janganlah hal itu demi memuaskan nafsu duniawi kita. Seringkali kita menjadi iri hati ketika melihat orang lain lebih berhasil dari kita, lalu kita protes kepada Tuhan mengapa Tuhan tidak memberkati kita seperti orang itu.
Berdoalah bukan pada saat kita membutuhkan segala sesuatu, tetapi berdoalah kepada Tuhan setiap saat untuk membangun keintiman dengan Tuhan; pasti berkat akan dicurahkan kepada kita.
Saturday, March 10, 2012
Friday, March 9, 2012
KESEMPATAN BERTEMU YESUS
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Maret 2012 -
Baca: Lukas 19:1-10
"Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ." Lukas 19:4
Ada kalimat bijak yang mengatakan bahwa kesempatan itu tidak datang untuk kedua kalinya, karena itu jangan pernah disia-siakan. Seorang atlet yang setiap harinya berlatih keras dan tidak mengenal lelah, ketika akhirnya dikirim untuk mengikuti sebuah kejuaraan pasti tidak akan menyia-nyiakannya, dia akan gunakan kesempatan itu sebaik mungkin untuk mengukur kemampuan dan kekuatannya. Begitu juga kita; jika kita beroleh kesempatan untuk melayani Tuhan, tangkap kesempatan itu sebaik mungkin. Banyak orang yang menyesal ketika kesempatan yang diberikan itu tidak digunakan dan malah disia-siakan. Berikutnya yang ada adalah penyesalan.
Salah satu orang yang tidak menyia-nyiakan kesempatan dalam hidupnya adalah Zakheus. Ia mendengar bahwa "Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek." (Lukas 19:1, 3). Tetapi Zakheus tidak menyerah begitu saja. Pikirnya: ini adalah kesempatan emas untuk bertemu dengan Yesus; kapan lagi? Ayat nas menunjukkan betapa ia berusaha sekuat tenaga supaya bisa melihat Yesus. Meski memiliki keterbatasan dalam hal fisik (bertubuh pendek), Zakheus tidak putus asa. Ia tidak kehilangan akal, segera berlari dan memanjat pohon ara. Ia tidak gengsi sedikit pun, tidak peduli dengan reaksi orang lain. Padahal Zakheus adalah seorang yang kaya dan berprofesi sebagai pemungut cukai. Kita tahu bahwa pekerjaan sebagai pemungut cukai adalah pekerjaan yang dibenci dan dicibir oleh banyak orang. Namun Tuhan Yesus merasakan ada hati yang merindukannya. Segeralah Tuhan Yesus memerintahkan Zakheus untuk turun dari pohon ara itu.
Pertemuan dengan Tuhan Yesus menjadi babak baru bagi kehidupan Zakheus. Hidupnya diubahkan secara total dan diselamatkan sehingga Zakheus berkata, "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dan seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." (Lukas 19:8).
Hari ini masih banyak orang meremehkan Tuhan Yesus, tetap mengeraskan hati dan tidak mau menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat. Pada saatnya, kesempatan itu akan lewat dan akhirnya penyesalan tiada guna!
Baca: Lukas 19:1-10
"Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ." Lukas 19:4
Ada kalimat bijak yang mengatakan bahwa kesempatan itu tidak datang untuk kedua kalinya, karena itu jangan pernah disia-siakan. Seorang atlet yang setiap harinya berlatih keras dan tidak mengenal lelah, ketika akhirnya dikirim untuk mengikuti sebuah kejuaraan pasti tidak akan menyia-nyiakannya, dia akan gunakan kesempatan itu sebaik mungkin untuk mengukur kemampuan dan kekuatannya. Begitu juga kita; jika kita beroleh kesempatan untuk melayani Tuhan, tangkap kesempatan itu sebaik mungkin. Banyak orang yang menyesal ketika kesempatan yang diberikan itu tidak digunakan dan malah disia-siakan. Berikutnya yang ada adalah penyesalan.
Salah satu orang yang tidak menyia-nyiakan kesempatan dalam hidupnya adalah Zakheus. Ia mendengar bahwa "Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek." (Lukas 19:1, 3). Tetapi Zakheus tidak menyerah begitu saja. Pikirnya: ini adalah kesempatan emas untuk bertemu dengan Yesus; kapan lagi? Ayat nas menunjukkan betapa ia berusaha sekuat tenaga supaya bisa melihat Yesus. Meski memiliki keterbatasan dalam hal fisik (bertubuh pendek), Zakheus tidak putus asa. Ia tidak kehilangan akal, segera berlari dan memanjat pohon ara. Ia tidak gengsi sedikit pun, tidak peduli dengan reaksi orang lain. Padahal Zakheus adalah seorang yang kaya dan berprofesi sebagai pemungut cukai. Kita tahu bahwa pekerjaan sebagai pemungut cukai adalah pekerjaan yang dibenci dan dicibir oleh banyak orang. Namun Tuhan Yesus merasakan ada hati yang merindukannya. Segeralah Tuhan Yesus memerintahkan Zakheus untuk turun dari pohon ara itu.
Pertemuan dengan Tuhan Yesus menjadi babak baru bagi kehidupan Zakheus. Hidupnya diubahkan secara total dan diselamatkan sehingga Zakheus berkata, "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dan seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." (Lukas 19:8).
Hari ini masih banyak orang meremehkan Tuhan Yesus, tetap mengeraskan hati dan tidak mau menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat. Pada saatnya, kesempatan itu akan lewat dan akhirnya penyesalan tiada guna!
Subscribe to:
Posts (Atom)