Sunday, February 26, 2012

HURU-HARA DI EFESUS

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Februari 2012 - 

Baca:  Kisah 19:21-40

"Mendengar itu meluaplah amarah mereka, lalu mereka berteriak-teriak, katanya:  'Besarlah Artemis dewi orang Efesus!'"  Kisah 19:28

Kata demonstrasi bukan lagi asing di telinga kita.  Hampir setiap hari surat kabar dan televisi memberitakan tentang demonstrasi:  buruh berdemo di depan pabrik menuntut perbaikan upah;  mahasiswa berdemo di jalan-jalan menuntut penegakan keadilan;  demo antikorupsi, demo antikekerasan dan sebagainya selalu saja terjadi di negeri ini.

     Suasana mencekam karena demonstrasi juga terjadi di kota Efesus.  Apa yang sedang terjadi?  "...ada seorang bernama Demetrius, seorang tukang perak, yang membuat kuil-kuilan dewi Artemis dari perak.  Usahanya itu mendatangkan penghasilan yang tidak sedikit bagi tukang-tukangnya.  Ia mengumpulka mereka bersama-sama dengan pekerja-pekerja lain dalam perusahaan itu dan berkata:  'Saudara-saudara, kamu tahu, bahwa kemakmuran kita dalah hasil perusahaan ini!'"  (Kisah 19:24-25).  Ternyata huru-hara atau kerusuhan ini timbul karena pemberitaan Inji yang diakukan oleh rasul Paulus:  "...bagaimana Paulus, bukan saja di Efesus, tetapi juga hampir di seluruh Asia telah membujuk dan menyesatkan banyak orang dengan mengatakan, bahwa apa yang dibuat oleh tangan manusia bukanlah dewa."  (Kisah 19:26).

     Pada waktu itu yang menjadi kebanggaan kota Efesus adalah kuil dewi Artemis yang sangat termasyur di seluruh dunia.  Karena pemberitaan Injil yang dilakukan Paulus, seorang pembuat berhala dari perak, Demetrius, merasa terusik dan bisnisnya terancam gulung tikar.  Dia berusaha untuk memprovokasi orang-orang di kota Efesus.  Dalam pidatonya, Demetrius berusaha mempengaruhi para tukang bahwa semua ini gara-gara ulah Paulus yang berusaha menghancurkan berhala Artemis itu.  Rasul Paulus benar-benar berada di ujung tanduk.  Sebagai hamba Tuhan, Paulus tentu memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.  Karena itu ia hendak pergi ke tengah-tengah rakyat yang sedang berkumpul di gedung kesenian itu, tapi niat itu dihalangi oleh para murid dan sahabat-sahabatnya karena sangat beresiko.  Akhirnya Paulus mau menerima nasihat dari teman dan juga murid-muridnya sehingga ia mengurungkan niatnya itu.

     Meski menjadi seorang hamba yang dipakai Tuhan secara luar biasa Paulus tetap menjadi seorang yang rendah hati, mau menerima masukan dan juga nasihat dari orang lain.  Jika tidak, pasti nyawanya terancam.

Mau menerima nasihat dan teguran adalah bukti kebesaran hati Paulus!

Saturday, February 25, 2012

YESUS ADALAH SAHABAT SEJATI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Februari 2012 - 

Baca:  Yohanes 15:9-17

"Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."  Yohanes 15:13

Dalam menjalani kehidupan di dunia ini tak mungkin kita sendirian, siapa pun kita pasti memerlukan orang lain sebagai teman atau sahabat.  Namun tidaklah mudah menemukan teman yang baik, apalagi teman yang setia di segala keadaan.  Teman datang dan pergi adalah hal yang biasa.  Teman dalam suka banyak, tapi bagaimana dengan teman dalam duka atau ketika sedang susah?  Terkadang pula  "Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara."  (Amsal 18:24).

     Sebagai orang percaya kita patut bersyukur karena kita mempunyai Tuhan Yesus yang bukan saja sebagai Juruselamat hidup kita, tapi juga menjadi sahabat sejati kita.  Bahkan Tuhan sendirilah yang memilih kita menjadi sahabatNya.  Tuhan Yesus berkata,  "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.  Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu."  (Yohanes 15:15-16a).  Tidak hanya itu, Ia pun rela mengorbankan nyawaNya bagi kita.  Kalau Tuhan rela mengorbankan nyawaNya, masakan Dia akan tinggal diam ketika kita sedang dalam permasalahan yang berat?  Teman, sahabat dan orang-orang yang kita kasihi di dunia ini sewaktu-waktu bisa saja pergi meninggalkan kita.  Perhatikan apa yang dikatakan Tuhan Yesus ini,  "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."  (Ibrani 13:5).  Inilah yang seharusnya menjadi kekuatan dan penghiburan bagi kita setiap hari.

     Tuhan berjanji bahwa Dia tidak akan membiarkan dan meninggalkan kita bergumul sendirian.  Dan janji Tuhan itu ya dan amin!  Karena itu jangan pernah merasa sendirian, ada Tuhan Yesus di samping kita.  Kalau kita percaya bahwa Dia adalah Juruselamat dan Sahabat, maka sebesar apa pun persoalan yang kita alami, seberat apa pun pergumulan yang ada, kita akan sanggup berkata,  "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."  (Filipi 4:13),

Mari kita jalani hidup ini dengan penuh iman karena kita memiliki Sahabat Sejati yang senantiasa menopang!