Wednesday, February 22, 2012

BERPERANG MELAWAN MUSUH!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Februari 2012 - 

Baca:  1 Petrus 5:8-11

"Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama."  1 Petrus 5:9

Menurut kamus bahasa Indonesia, kata perang berarti permusuhan antara dua negara;  pertempuran besar bersenjata antara dua pasukan atau lebih;  perkelahian atau konflik.  Jadi suatu negara berperang karena mereka memiliki musuh.  Apalagi kalau musuhnya itu menyerang, maka yang diserang pasti akan mengangkat senjata dan melakukan pembalasan.  Tujuannya adalah supaya musuhnya hancur lebur dan ia keluar sebagai pemenang.  Di setiap peperangan para tentara pasti memperlengkapi dirinya dengan senjata yang canggih.  Tidak ada tentara yang terjun ke medan perang tanpa senjata apa pun, karena bisa-bisa ia akan mati konyol.  Begitu juga dengan kehidupan orang percaya;  kita ini sedang berada di medan peperangan.  Sebagai laskar-laskar Kristus kita harus selalu sigap dan berjaga-jaga.  Jadi tidak ada istilah santai-santai bagi kita karena musuh ada di sekitar kita dan terus mengincar kita.

     Siapakah musuh kita?  Teman kerja, tetangga, mertua yang galak, bos kitakah di kantor?  Bukan!  Musuh kita adalah Iblis.  Tertulis,  "Sadarlah dan berjaga-jagalah!  Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya."  (1 Perus 5:8).  Iblis tidak pernah diam dan istirahat, dia terus berjalan keliling seperti singa kelaparan yang sedang mencari mangsa yang dapat ditelannya.  Apa yang harus kita lakukan?  Diam saja, lari dan menyembunyikan diri?  Kita tidak disuruh diam saja, lari atau menyembunyikan diri, tetapi firman Tuhan memerintahkan kita untuk melawan Iblis dengan iman yang teguh sebagaimana dikatakan,  "Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!"  (Yakobus 4:7).

     Oleh sebab itu kita harus senantiasa sadar dan terus berjaga-jaga.  Jangan sampai kita lengah, apalagi sampai tertidur.  Sadar dan berjaga-jaga artinya kita harus terus-menerus berdoa.  Ingat!  Taktik Iblis adalah perang gerilya yaitu menyerang saat musuh sedang lengah.  Iblis yang adalah musuh kita akan lari bila kita lawan dalam nama Tuhan Yesus, sebaliknya bila kita diam saja maka dia akan menyerang kita dengan leluasa dan merajalela. 

Tekun di dalam doa dan terus berpaut pada Tuhan adalah kunci untuk mengalahkan musuh!

Tuesday, February 21, 2012

AMBISI YANG SALAH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Februari 2012 - 

Baca:  Matius 23:1-12

"...barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."  Matius 23:12

Setiap manusia boleh saja memiliki ambisi, dan memang harus memiliki ambisi dalam hidupnya.  Memiliki ambisi akan menjadi suatu dorongan atau memacu seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan hasil yang lebih baik.  Jika seseorang tidak memiliki ambisi ia tidak memiliki gairah dalam mengisi kehidupannya.

     Pada dasarnya memiliki ambisi itu bagus selama masih bisa dikendalikan dengan baik.  Jika tidak, ambisi tersebut akan menghasilkan sikap ambisius.  Ambisi yang positif mendorong seseorang untuk menghasilkan karya yang lebih baik dan meraih prestasi lebih baik dari sebelumnya.  Sebaliknya, ambisi yang negatif adalah ambisi yang tidak sebanding dengan potensi yang dimilikinya sehingga seseorang akan menempuh segala cara untuk mewujudkan ambisinya itu.  Di balik ambisi yang negatif, seseorang tak mau kalah dengan orang lain, ingin memperoleh popularitas, ingin memperoleh pujian dari dunia, ingin memperoleh kedudukan yang tinggi dengan kekuatan sendiri dan sebagainya.  Kalau ambisi sudah melampaui kehendak Tuhan dan sudah keluar dari jalur firman Tuhan, ambisi ini tidak benar dan akan mendatangkan kehancuran.  Tuhan mengatakan,  "Masakan engkau mencari hal-hal yang besar bagimu sendiri?"  (Yeremia 45:5a).

     Tuhan tidak senang terhadap orang-orang yang memiliki ambisi untuk mencari hal-hal yang besar bagi dirinya sendiri hal ini akan mendatangkan dosa, karena orang yang mencari hal-hal bagi dirinya senidiri tentu tak mau disaingi oleh orang lain sehingga timbullah iri hati, kebencian dan fitnah.  Pula tidak menutup kemungkina bahwa dia ingin menjatuhkan lawannya dengan berbagai usaha yang konkrit maupun secara tidak langsung.  Maka kita harus dapat membedakan antara ambisi dan kehendak Tuhan.  Kehendak dan rencana Tuhan dalam setiap hidup orang percaya akan terjadi tanpa suatu ambisi.  Kalau Tuhan merencanakan tak seorang pun dapat menggagalkannya.  Namun jika Tuhan meredahkan kita, siapa pula sanggup menghalagi Dia?  Begitu juga jika Tuhan yang mengangkat kita, siapa gerangan yang mampu menahan kehendakNya atas kita?

Kedudukan tinggi, popularitas atau keimpahan tak peru dikejar dengan ambisi!  Asal kita hidup seturut kehendak Tuhan, berkatNya tersedia untuk kita!