Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Februari 2012 -
Baca: 1 Korintus 9:24-27
"Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal." 1 Korintus 9:25a
Diri sendiri seringkali menjadi musuh terberat dan terbesar bagi kita. Semua pasti merasakan betapa sulitnya menaklukkan diri sendiri; salah satu contoh sederhana adalah hal berdoa. Adalah tidak mudah bagi kita mengajak tubuh ini untuk berdoa atau bersaat teduh. Rasa-rasanya tubuh ini tak berdaya, apalagi bila rasa kantuk dan malas datang menyerang. Benar apa yang dikatakan Alkitab: "...roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41). Ini menunjukkan betapa mudah kita dikendalikan oleh daging atau kelima indera kita.
Firman Tuhan menasihatkan agar kita tidak dikuasai oleh daging atau indera kita yang dapat mengikat kita pada perkara-perkara dunia ini, dan bukan pada firman Tuhan. Kita terlalu sering yakin pada indera kita dan bukan pada apa yang dikatakan oleh Alkitab. Apa buktinya? Kita sering membicarakan kekuatiran, ketidakpercayaan, ketakutan, keragu-raguan atau hal-hal yang bertolak belakang dengan apa yang Tuhan katakan dalam firmanNya. Itu semua terjadi karena hidup kita dikendalikan oleh indera kita atau apa yang nampak oleh mata. Ada tertulis: "Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya." (Roma 8:6-7).
Sebagai orang percaya, kita juga dapat dikendalikan dan dikuasai oleh kelima indera kita jika kita tidak menyerahkan semuanya di bawah kuasa Roh Kudus dan firman Tuhan, karena hal ini akan menghalangi perjalanan iman kita. Inilah yang dilakukan Rasul Paulus: "Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus." (2 Korintus 10:5). Karena dikendalikan oleh indera, kita menjadi mudah lemah dan putus asa. Masalah yang kita alami seringkali kita bayangkan seperti raksasa yang siap menerkam kita dan sepertinya tidak ada jalan keluarnya. Penguasaan diri itu sangat penting sehingga kita tidak akan mudah digoyahkan oleh apa yang kita lihat dan rasakan!
Karena itu serahkan hidup ini sepenuhnya kepada Tuhan dan mohon pimpinan Roh Kudus!
Monday, February 20, 2012
Sunday, February 19, 2012
TUHAN YANG MENYELESAIKAN!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Februari 2012 -
Baca: Mazmur 138:1-8
"Tuhan akan menyelesaikannya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!" Mazmur 138:8
Daud bisa berkata, "Tuhan akan menyelesaikan bagiku!" karena ia tahu bahwa Tuhan adalah pemegang kendali hidupnya dan Dia pasti akan mengarahkannya untuk suatu tujuan akhir yang sempurna. Tuhan berkata, Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11).
Tuhan itu Mahakuasa sehingga Ia dapat mengatur setiap peristiwa demi peristiwa dalam kehidupan kita sesuai dengan rencanaNya. Seringkali kita sulit untuk menerima cara kerja Tuhan yang sepertinya tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, terlebih lagi bila peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup kita begitu menyakitkan. Tetapi sebenarnya di atas segala peristiwa yang terjadi dalam hidup kita Tuhanlah yang memegang kendali dan melakukan apa yang Ia kehendaki. Contohnya adalah Yusuf yang diperlakukan dengan jahat oleh saudara-saudaranya. Dalam peristiwa tersebut seolah-olah Tuhan tidak peduli dan membiarkan Yusuf hidup dalam penderitaan. Tetapi pada akhir peristiwa itu nyata benar apa yang direncanakan Tuhan dalam hidup Yusuf. Hal itu diakui Yusuf bahwa melalui perbuatan saudara-saudaranya Tuhan turut bekerja. Yusuf berkata, "Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. Jadi bukanah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir." (Kejadian 45:7-8).
Yusuf mengakui bahwa semua yang terjadi dalam hidupnya adalah karena campur tangan Tuhan. Mungkin kita berpikir bahwa hanya terhadap Yusuf saja Tuhan menyatakan jalan-jalanNya yang ajaib, padahal Tuhan pun memiliki rencana yang indah atas hidup kita.
"Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci." (Roma 15:4).
Baca: Mazmur 138:1-8
"Tuhan akan menyelesaikannya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!" Mazmur 138:8
Daud bisa berkata, "Tuhan akan menyelesaikan bagiku!" karena ia tahu bahwa Tuhan adalah pemegang kendali hidupnya dan Dia pasti akan mengarahkannya untuk suatu tujuan akhir yang sempurna. Tuhan berkata, Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11).
Tuhan itu Mahakuasa sehingga Ia dapat mengatur setiap peristiwa demi peristiwa dalam kehidupan kita sesuai dengan rencanaNya. Seringkali kita sulit untuk menerima cara kerja Tuhan yang sepertinya tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, terlebih lagi bila peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup kita begitu menyakitkan. Tetapi sebenarnya di atas segala peristiwa yang terjadi dalam hidup kita Tuhanlah yang memegang kendali dan melakukan apa yang Ia kehendaki. Contohnya adalah Yusuf yang diperlakukan dengan jahat oleh saudara-saudaranya. Dalam peristiwa tersebut seolah-olah Tuhan tidak peduli dan membiarkan Yusuf hidup dalam penderitaan. Tetapi pada akhir peristiwa itu nyata benar apa yang direncanakan Tuhan dalam hidup Yusuf. Hal itu diakui Yusuf bahwa melalui perbuatan saudara-saudaranya Tuhan turut bekerja. Yusuf berkata, "Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. Jadi bukanah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir." (Kejadian 45:7-8).
Yusuf mengakui bahwa semua yang terjadi dalam hidupnya adalah karena campur tangan Tuhan. Mungkin kita berpikir bahwa hanya terhadap Yusuf saja Tuhan menyatakan jalan-jalanNya yang ajaib, padahal Tuhan pun memiliki rencana yang indah atas hidup kita.
"Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci." (Roma 15:4).
Subscribe to:
Posts (Atom)