Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Februari 2012 -
Baca: Matius 15:21-28
"Tetapi Yesus menjawab: 'Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.'" Matius 15:26
Kita pasti terkejut jika mendengar perkataan Tuhan Yesus pada ayat nas di atas. Bukankah Tuhan Yesus dikenal sebagai Pribadi yang lemah lembut, penuh kasih dan memperhatikan orang-orang yang lemah, menderita dan membutuhkan pertolongan? Tetapi ketika ada seorang perempuan yang sedang dalam kesesakan karena anaknya sedang dirasuk setan dan membutuhkan uluran tanganNya justru Tuhan Yesus bersikap kasar dengan perkataan yang sangat menyakitkan hati.
Jika kita berada di posisi perempuan itu kita pasti akan sedih, kecewa dan meninggalkan Dia. Apalagi Tuhan Yesus berkata, "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." (Matius 15:24). Namun, suatu sikap hati yang luar biasa ditunjukkan oleh perempuan itu, ia tidak putus asa dan tetap menantikan jawaban dari Tuhan. Sesungguhnya Dia hanya ingin menguji iman perempuan itu. Setelah imannya teruji, Tuhan Yesus pun berkata, "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki. Dan seketika itu juga anaknya sembuh." (Matius 15:28).
Mungkin saat ini kita sedang mengalami pergumulan seperti perempuan itu; kita berseru-seru kepada Tuhan, tapi sepertinya Dia tidak menghiraukan seruan kita, bahkan sepertinya Dia meninggalkan kita; keadaan kita tidak bertambah baik dan malah semakin buruk, sepertinya Tuhan menjawab, "Makanan anak-anak tidak patut diberikan kepada anjing." Jangan kecewa dan putus asa! Tuhan sedang menguji iman kita dan kesungguhan hati kita. Daud pun mengalami hal yang sama ketika ia sedang dalam kesesakan dan membutuhkan pertolongan; sepertinya Tuhan tidak peduli dan membiarkan Daud bergumul dengan masalahnya. Seru Daud, "Berapa lama lagi, Tuhan, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?" (Mazmur 13:2-3). Bukannya Tuhan mengulur-ulur waktu untuk menolong kita, namun Dia ingin supaya kita memiliki iman yang hidup.
"sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan." Yakobus 1:3
Thursday, February 16, 2012
Wednesday, February 15, 2012
KASIH YANG TIDAK MEMANJAKAN!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Februari 2012 -
Baca: 2 Tesalonika 3:1-15
"Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat." 2 Tesalonika 3:3
Tuhan adalah kasih. Hal ini ditegaskan juga oleh pemazmur, "Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-amanya." (Mazmur 117:2). Meski demikian, kasihNya tidak selalu memanjakan kita. Apa yang kita minta tidak selalu Dia berikan, tetapi apa yang kita perlukan pasti disediakanNya.
Kasih Tuhan adalah kasih yang mendidik dan mendisiplinkan seperti tertulis: "Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu..." (Wahyu 3:19). Adakah seorang anak yang tidak mengalami didikan keras dari orangtuanya? Begitu pula kita sebagai anggota keluarga Tuhan pasti akan mengalami didikan dari Tuhan sendiri. Adapun didikan dan pembentukan terhadap tiap-tiap orang itu beragam dan tidak selalu sama. Oleh karena itu jangan putus asa dan tawar hati apabila saat ini Tuhan mendidik kita, baik melalui masalah, penderitaan, sakit-penyakit, kesesakan dan sebagainya.
Dalam Amsal 3:11-12 dikatakan: "Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan Tuhan, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi." Dengan cara inilah Tuhan hendak mendewasakan kita. Banyak di antara kita yang memberontak dan lari dari didikan Tuhan. Kita berpikir bahwa Tuhan itu tidak adil dan tidak mengasihi kita. Ingat! Seringkali cara Tuhan itu tidak terpahami dan jalan-jalanNya tak terselami oleh kita. "Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya." (Roma 11:33b).
Kita tidak perlu takut terhadap apa pun yang sedang terjadi dan menimpa hidup kita. Jika semua itu diijinkan Tuhan terjadi pasti akan mendatangkan kebaikan bagi kita. Ada rencanaNya yang indah di balik didikan Tuhan yang keras itu. Yang pasti, "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarakan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1 Korintus 10:13).
Mengalami didikan dari Tuhan menunjukkan bahwa kita ini bukan anak gampang!
Baca: 2 Tesalonika 3:1-15
"Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat." 2 Tesalonika 3:3
Tuhan adalah kasih. Hal ini ditegaskan juga oleh pemazmur, "Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-amanya." (Mazmur 117:2). Meski demikian, kasihNya tidak selalu memanjakan kita. Apa yang kita minta tidak selalu Dia berikan, tetapi apa yang kita perlukan pasti disediakanNya.
Kasih Tuhan adalah kasih yang mendidik dan mendisiplinkan seperti tertulis: "Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu..." (Wahyu 3:19). Adakah seorang anak yang tidak mengalami didikan keras dari orangtuanya? Begitu pula kita sebagai anggota keluarga Tuhan pasti akan mengalami didikan dari Tuhan sendiri. Adapun didikan dan pembentukan terhadap tiap-tiap orang itu beragam dan tidak selalu sama. Oleh karena itu jangan putus asa dan tawar hati apabila saat ini Tuhan mendidik kita, baik melalui masalah, penderitaan, sakit-penyakit, kesesakan dan sebagainya.
Dalam Amsal 3:11-12 dikatakan: "Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan Tuhan, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi." Dengan cara inilah Tuhan hendak mendewasakan kita. Banyak di antara kita yang memberontak dan lari dari didikan Tuhan. Kita berpikir bahwa Tuhan itu tidak adil dan tidak mengasihi kita. Ingat! Seringkali cara Tuhan itu tidak terpahami dan jalan-jalanNya tak terselami oleh kita. "Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya." (Roma 11:33b).
Kita tidak perlu takut terhadap apa pun yang sedang terjadi dan menimpa hidup kita. Jika semua itu diijinkan Tuhan terjadi pasti akan mendatangkan kebaikan bagi kita. Ada rencanaNya yang indah di balik didikan Tuhan yang keras itu. Yang pasti, "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarakan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1 Korintus 10:13).
Mengalami didikan dari Tuhan menunjukkan bahwa kita ini bukan anak gampang!
Subscribe to:
Posts (Atom)