Tuesday, February 14, 2012

TUHAN ADALAH PERLINDUNGAN YANG SEJATI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Februari 2012 - 

Baca:  Keluaran 12:1-28

"Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir."  Keluaran 12:13

Semua orang yang ada di dunia ini membutuhkan perlindungan dalam hidupnya, baik itu perlindungan dari segala marabahaya, sakit penyakit dan juga maut yang setiap saat bisa mengancam hidup manusia.  Tidak sedikit orang yang menjadikan kuasa gelap sebagai benteng perlindungan mereka.  Namun bagi kita orang percaya, yang menjadi perlindungan kita adalah Tuhan Yesus Kristus.  Pemazmur berkata,  "Demikianlah Tuhan adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan."  (Mazmur 9:10).

     Gambaran yang luar biasa tentang perlindungan Tuhan adalah perayaan Paskah di Israel, di mana setiap keluarga harus mengambil anak domba atau kambing jantan yang tidak bercela, berumur setahun dan yang dikurung selama empat belas hari;  lalu disembelih pada waktu senja dan darahnya diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas pintu rumah-rumah di mana orang memakan daging dari domba atau kambing tersebut.  Dagingnya harus dibakar dan dimakan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit.  Dan pada saat Tuhan melawat Mesir untuk menghukumnya dengan jalan membunuh semua anak sulung, baik anak sulung manusia maupun binatang, maka darah yang dibubuhkan pada tiang dan ambang atas dari pintu rumah tersebut tidak akan kena tulah atau luput dari kebinasaan.  Darah domba telah menjadi perlindungan bagi bangsa Israel di tanah Mesir.

     Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah yang menyerahkan darahNya di atas kayu salib untuk menjadi perlindungan kita.  Darah Kristus telah membebaskan kita dari kutuk maut.  Di sepanjang perjalanan hidup bangsa Israel, perlindungan Tuhan benar-benar nyata dan sempurna, bahkan Ia berulang kali meyakinkan umatNya bahwa hanya Dia saja perlindungan mereka.  "Seperti burung yang berkepak-kepak melindungi sarangnya, demikianlah Tuhan semesta alam akan melindungi Yerusalem, ya, melindungi dan menyelamatkannya, memeliharanya dan menjauhkan celaka."  (Yesaya 31:15).

Hanya Tuhan Yesus saja satu-satunya perlindungan kita, bukan yang lain.

Monday, February 13, 2012

HARTA DUNIA BUKAN TUJUAN AKHIR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Februari 2012 - 

Baca:  Pengkhotbah 5:7-19

"Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur."  Pengkhotbah 5:11

Apa yang menjadi tujuan hidup Saudara?  Apakah mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya mumpung masih hidup?  Jika seseorang sudah memiliki kekayaan yang melimpah, berbahagiakah hidupnya?  Salomo, seorang raja yang sangat terkenal dengan hikmah dan kekayaan yang melimpah, menyatakan bahwa kekayaan duniawi itu adalah kesia-siaan.

     Ternyata memiliki kekayaan tidak dengan serta-merta membuat seseorang hidup dalam kebahagiaan.  Salomo berkata,  "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan peghasilannya.  Inipun sia-sia."  (Pengkhotbah 5:9).  Ayat nas di atas juga menegaskan bahwa  "...kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur."  Orang kaya selalu tidak tenang dalam hidupnya, tidur pun tidak bisa nyenyak, sebab mereka selalu memikirkan kekayaannya.  Sungguh benar apa yang dikatakan Alkitab,  "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."  (Matius 6:21).  Dan oleh karena ketidakpuasannya, orang kaya selalu berupaya bagaimana cara meningkatkan kekayaannya.  Banyak sekali fakta orang-orang kaya tersandung dalam berbagai kasus penipuan, korupsi dan sebagainya.  Hal ini semata karena mereka ingin memperoleh kekayaan dengan jalan pintas di luar anugerah Tuhan.  Firman Tuhan tak pernah berhenti untuk mengingatkan  "...kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaanNya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati."  (1 Timotius 6:17).

     Harta kekayaan bukanlah tujuan akhir hidup ini karena semua yang ada di dunia ini hanyalah sementara.  Apakah semua harta yang kita miliki tersebut akan kita bawa pada saat kita mati?  "Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar."  (1 Timotius 6:7).  Jika saat ini kita dipercaya Tuhan untuk memiliki kekayaan lebih, ini adalah kesempatan bagi kita untuk  "...berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi"  (1  Timotius 6:18).  Jadi megumpulkan harta di sorga itu lebih utama bagi orang percaya!

Karena itu  "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi."  (Kolose 3:2).