Friday, January 27, 2012

INGIN KAYA DAN CINTA UANG

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Januari 2012 - 

Baca:  1 Timotius 6:2b-10

"Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar."  1 Timotius 6:7

Hidup orang percaya sepenuhnya tergantung pada iman di dalam janji-janji Tuhan.  Perlu kita sadari bahwa selama kita hidup di bumi ini kita akan mengalami banyak pergumulan dan juga peperangan rohani.  Namun Alkitab tegas menyatakan bahwa iman orang percaya mampu mengalahkan dunia.  Tertulis:  "Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia:  iman kita.  Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?"  (1 Yohanes 5:4b-5).

     Apa yang dimaksud dengan kata  'dunia'  di sini?  Yaitu segala sistem atau cara hidup dunia:  berlaku curang, mementingkan diri sendiri, mengumpulkan harta dengan dengan cara yang tidak benar, menekan orang lemah dan mengambil keuntungan dari orang lain adalah beberapa contoh cara hidup dunia.  Hanya imanlah yang mampu menaklukkan kecenderungan yang ada di dalam diri kita yang selalu ingin melakukan perkara-perkara duniawi itu sehingga kita mampu menjalani hidup sesuai dengan cara Tuhan.  Salah satu contoh adalah sifat ingin memiliki atau mengingini sesuatu.  Memiliki keinginan terhadap sesuatu itu tidaklah salah;  jika diarahkan kepada perkara yang tepat dan benar itu akan menghasilkan hal-hal luar biasa.  Sebaliknya, jika sifat mengingini ini terarah pada hal-hal yang negatif akan membawa seseorang kepada kehancuran.  Perhatikan ini:  "Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.  Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.  Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka."  (1 Timotius 6:9-10).

     Ingin cepat kaya dan cinta terhadap uang adalah hal yang diingini oleh manusia.  Keinginan seseorang untuk menjadi kaya dan cinta uang akhirnya akan menghancurkan kehidupannya sendiri.  Karena itu Salomo menasihati,  "Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini."  (Amsal 23:4).

Karena memburu uanglah banyak orang makin tersesat dan meninggalkan imannya, artinya mereka tidak bisa bertahan dan ujung-ujungnya adalah mengalami kebinasaan kekal, karena mereka lebih mengasihi harta dan uang daripada mencari Tuhan!

Thursday, January 26, 2012

MEMBERI PERSEMBAHAN DENGAN SUKARELA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Januari 2012 - 

Baca: Keluaran 35:4-29

"Semua laki-laki dan perempuan, yang terdorong hatinya akan membawa sesuatu untuk segala pekerjaan yang diperintahkan Tuhan dengan perantaraan Musa untuk dilakukan - mereka itu, yakni orang Israel, membawanya sebagai pemberian sukarela bagi Tuhan."  Keluaran 35:29

Melalui Musa Tuhan memberitahukan hal-hal yang harus dilakukan oleh jemaat, di antaranya ialah persembahan sukarela yang keluar dari hati yang tergerak, bukan karena terpaksa atau dengan sedih hati.  Dari pembacaan firman Tuhan hari ini kita mengetahui bahwa setiap orang mempersembahkan barang-barang yang dimilikinya seperti:  "...setiap orang yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai persembahan khusus kepada Tuhan:  emas, perak, tembaga, kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kamabing;  penaga, minyak untuk penerangan, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari wangi-wangian, permata krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada."  (Keluaran 35:5b-9).  Alkitab tidak menyebutkan bahwa mereka membawa persembahan kepada Tuhan dengan suatu motivasi tertentu atau ada  'udang di balik batu'.

     Tidak sedikit orang yang memberi persembahan untuk pekerjaan Tuhan  (menolong orang yang sedang dalam kesusahan, membantu korban bencana, menjadi donatur untuk yayasan-yayasan sosial dan sebagainya)  oleh karena mereka memiiki motivasi-motivasi tertentu, tidak tulus ikhlas:  supaya terkenal, beroleh pujian dan decak kagum dari orang yang melihatnya dan lain-lain.  Tuhan tidak menghendaki persembahan yang demikian.  Jadi,  "...jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu."  (Matius 6:3).

     Tuhan mau apa pun yang kita persembahkan, baik itu untuk pekerjaan Tuhan atau menolong orang lain, kita memberikannya dengan hati yang tulus murni.  Akitab menyatakan,  "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.  Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan."  (2 Korintus 9:7-8).

Memberi dengan sukarela dan tulus hati menyenangkan hati Tuhan!